Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

tribunnews.comAvatar border
TS
MOD
tribunnews.com
LPSK Menolak, Kamaruddin Curiga Komnas HAM Terima Amplop Ferdy Sambo
TRIBUNWOW.COM - Pengacara keluarga Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak, membeberkan kecurigaannya.
Dilansir TribunWow.com, ia menduga adanya transaksi gelap antara tersangka Ferdy Sambo dengan Komnas HAM hingga Komnas Perempuan.

Dugaan ini muncul dilandasi adanya pengakuan dari pihak LPSK yang sempat hendak diberi amplop tetapi menolak.

LPSK Menolak, Kamaruddin Curiga Komnas HAM Terima Amplop Ferdy Sambo

Baca juga: Komnas HAM Curiga PC hingga Kuat Maruf Ikut Tembak Brigadir J: Mungkin Ada Pihak Ketiga



Kamaruddin awalnya mengungkit kembali tudingan Komnas HAM hingga Kompolnas terkait isu pelecehan seksual Putri Candrawathi selaku istri Ferdy Sambo.

Dalam rekomendasinya, Komnas HAM dan Komnas Perempuan kompak meminta Polri untuk menyelidiki kasus ini.

Padahal, pengakuan Putri soal pelecehan oleh ajudannya tersebut sudah dinyatakan sebagai bentuk rekayasa oleh penyidik Polri.



"Mengenai tuduhan Komnas HAM, Komnas Perempuan, Kompolnas, itu harus kita waspadai," kata Kamaruddin dikutip kanal YouTube KOMPASTV, Minggu (11/9/2022).

"Mengapa mereka ini terus mengatakan dugaan pelecehan seksual padahal sudah SP3? Kan laporan itu kan tidak terbukti."



Karena masalah pelecehan yang diduga menjadi motif pembunuhan ini terus disebut, Kamaruddin mengaku curiga.

Ia menduga adanya kontrak antara Ferdy Sambo dengan lembaga-lembaga tersebut agar isu pelecehan ini terus diangkat.

"Mungkin atau diduga mereka telah melakukan kontrak di awal harus selalu mengatakan itu," sebut Kamaruddin.

"Dan dibalik kontrak itu mungkin ada prestasi, jadi kalau dia tidak mengucapkan itu mungkin akan ada wan prestasi."

"Dibayar misalnya, harus selalu ngomong pelecehan."

LPSK Menolak, Kamaruddin Curiga Komnas HAM Terima Amplop Ferdy SamboKetua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik menyerahkan berkas Hasil Pemantauan dan Penyelidikan Peristiwa Penembakan Brigadir J kepada Irwasum Polri Komjen Pol Agung Budi Maryoto di Kantor Komnas HAM, Jakarta, Kamis (1/9/2022). (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Baca juga: Kejanggalan Dugaan Pelecehan Seksual Putri Candrawathi Diungkap LPSK, Singgung soal Relasi Kuasa

Berbeda dengan lembaga lain, LPSK hingga saat ini sama sekali tak pernah bicara terkait pelecehan tersebut.

Bahkan, Wakil Ketua LPSK Edwin Partogi, justru membeberkan sejumlah kejanggalan dari peristiwa tersebut.

Menurut Kamaruddin, LPSK tak ikut mengangkat isu tersebut karena telah berani menolak amplop yang diberikan oleh Ferdy Sambo.

"Terbukti LPSK tidak mau ngomong lagi karena mereka menolak amplop-amplop itu kan. Petugas lapangan LPSK menolak dua bungkus amplop. Akhirnya LPSK tidak mau ngomong soal pelecehan," terang Kamaruddin.

"Tetapi yang lain kan tidak ada cerita menolak, karena tidak menolak berarti diduga menerima."

Baca juga: Siap Dihujat, Komnas HAM Ungkap Alasan Ngotot Ungkit Kasus Dugaan Pelecehan Seksual Brigadir J ke PC

Lihat tayangan selengkapnya dari menit pertama:

LPSK Menolak, Kamaruddin Curiga Komnas HAM Terima Amplop Ferdy Sambo

LPSK Tolak Amplop Ferdy Sambo

Pihak Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) mengaku hendak diberi amplop seusai bertemu Irjen Ferdy Sambo.

Dilansir TribunWow.com, Wakil Ketua LPSK, Edwin Partogi Pasaribu menerangkan bahwa amplop cokelat tersebut diberikan pada dua stafnya.

Namun, amplop tersebut langsung ditolak dan dikembalikan pada sang pemberi.

Baca juga: Temuan Baru LPSK: Bharada E Ternyata Tembak Brigadir J dari Jarak Dekat, Tak Butuh Keahlian Khusus

Peristiwa ini pun sempat dilaporkan pada Menko Polhukam Mahfud MD.

Adapun kejadian pemberian amplop ini terjadi pada Rabu (13/7/2022), di kantor Propam.

Kala itu, dua staf LPSK selesai menemui atasan mendiang Brigadir J dan masih menunggu kedatangan Bharada E.

"Pertemuan di kantor Propam pada 13 Juli 2022. Setelah pertemuan dengan Irjen Ferdy Sambo dan jeda menunggu kedatangan Bharada E," kata Edwin pada Tribunnews.com, Jumat (12/8/2022)

Seorang petugas LPSK pergi ke masjid untuk beribadah, sementara lainnya berada di ruang tunggu Kantor Propam.

Tak lama kemudian, seorang staf berseragam yang diduga utusan Ferdy Sambo memberikan sebuah map.

"Pada saat kesempatan tersebut, salah seorang staf berseragam hitam dengan garis abu-abu, menyampaikan titipan/pesanan 'Bapak' untuk dibagi berdua di antara petugas LPSK," beber Edwin.

"Staf tersebut menyodorkan sebuah map yang di dalamnya terdapat 2 amplop cokelat dengan ketebalan masing-masing 1 cm."

LPSK Menolak, Kamaruddin Curiga Komnas HAM Terima Amplop Ferdy SamboIrjen Ferdy Sambo saat datang ke Bareskrim Polri, guna diperiksa sebagai saksi atas kasus tewasnya Brigadir J, Kamis (4/8/2022). (Tangkap layar YouTube Kompas TV)

Baca juga: Sempat Ikut Sebar Skenario Karangan Irjen Sambo, Kompolnas Bantah Ingin Bohongi Rakyat

Namun, tanpa membuka amplop tersebut, staf LPSK terkait langsung menolak.

Pihak LPSK juga sama sekali tidak bersedia menyentuh dan meminta sang pemberi untuk mengembalikan map tersebut.

"Petugas LPSK tidak menerima titipan/pesanan tersebut dan menyampaikan kepada staf tersebut untuk dikembalikan saja," terang Edwin.

"Sudah patut diduga. Langsung staf kami tolak saja pemberian itu."

"Dikasih begitu saja sudah bikin syok staf LPSK. Nggak terpikir lagi untuk tanya detail dan tau isinya apa."

Hal ini pun langsung dikomentari secara pedas oleh ketua IPW Sugeng Teguh Santoso.

Menurutnya, pemberian amplop tersebut bukanlah hal yang etis dan patut dilakukan petinggi Polri.

"Saya juga heran ya apabila ada suruhan Ferdy Sambo memberikan amplop kepada LPSK, pastinya akan ditolak. Ini menunjukkan sebetulnya ada upaya untuk mempengaruhi supaya LPSK bisa bertindak sesuai keinginan FS," ujar Sugeng, Jumat (12/8/2022).

Menurutnya, amplop tersebut merupakan sarana 'pelicin' agar LPSK bersedia mengikuti skenario yang direkayasa Ferdy Sambo.

"Tentu ada tujuannya ya, agar LPSK kooperatif dan memberikan perlindungan kepada Bharada E sesuai skenario yang dibuat oleh Ferdi sambo pada tanggal 13 Juli. Saat itu posisi dari Sambo kan masih aman ya belum terbuka kepada publik soal rekayasa ini."(TribunWow.com/Via)
Berita lain terkait

Penulis: Noviana Primaresti

Editor: Tiffany Marantika Dewi


0
1.7K
1
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Tribunnews.com
Tribunnews.comKASKUS Official
192.3KThread2KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.