Devi Prihartanti - Setelah ditetapkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), perhatian pengembangan kawasan Tanjung Lesung semakin tertumpu. Melalui kegiatan Pembinaan Destination Management Organisation (DMO) yang diselenggarakan Dinas Pariwisata Provinsi Banten, di Hotel Tanjung Lesung, Kabupaten Pandeglang, Rabu (14/2), pengelolaan Tanjung Lesung terus berkembang sebagai salah satu ikon wisata di Banten.

“Stakeholder yang ada di Tanjung Lesng harus mau bersinergi,” ungkap Kepala Dinas Pariwisata Eneng Nurcahyati saat menjadi narasumber dalam kegiatan tersebut.
Ia berharap, pengembangan wisata mampu merangkul seluruh pihak dalam mewujudkan destinasi unggul. Sehingga, Tanjung Lesung menjadi daya tarik bagi turis domestik dan asing. Sebab, wisata ini sudah menjadi potret utama wisata Kabupaten Pandeglang.  “Seluruh pihak dapat mengajukan saran ataupun kritik terhadap pengelolaan wisata tanjung lesung, sehingga akan muncul kesimpulan bersama untuk pengembangan wisata tanjung lesung,” katanya.

Hadir dalam kesempatan ini Direktur Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kerja Sama Antar Daerah (LEKAD) Benyamin Abdurahman. Menurut Benyamin, jika struktur organisasi kerja pengembnagn tanjung lesung sudah terbentuk, maka akan mudah bagi Tanjung Lesung berkembang. “Kita bagi tupoksi, dan tanggung jawabnya jelas, jika ada masalah tidak perlu pusing kemana-mana dan tidak merambat,” ungkap Benyamin.

Torang Nasution selaku narasumber Kementerian Pariwisata menegaskan, urgensi untuk membangun komitmen bersama dalam mewujudkan tata kelola destinasi pariwisata yang berdaya saing.  “Kita sinergikan regulasi Dispar kabupaten pandeglang dan dispar provinsi banten, sehingga arahnya satu tidak ada yang merasa dirugikan, dan tidak saling tumpeng tindih,” kata Torang. []