Menjelang peringatan hari kemerdekaan ke-77 Indonesia, pihak Lockheed Martin melalui akun Facebook resminya pada hari Senin (07/08/2022) merilis foto C-130J Super Hercules dengan bendera Indonesia, dalam postingannya pihak Lockheed menyebut jika pesawat sudah selesai dibuat. Akan tetapi mereka tidak menyebut kapan pesawat tersebut akan dikirim.

Sebagai pengingat, Indonesia melalui Kementerian Pertahanan telah memesan 5 unit C-130J untuk kebutuhan TNI AU. Rencananya pesawat akan ditempatkan di Skadron Udara 31 Lamud Halim Perdanakusuma, Jakarta. Kilas balik pada hari Selasa (07/09/2021) KSAU (Kepala Staf Angkatan Udara) Marsekal TNI Fadjar Prasetyo juga telah meninjau langsung proses produksi C-130J di kandang Lockheed Martin, Maryland.

Kepada pihak Lockheed Martin dalam kunjungannya tahun lalu, KSAU berharap adanya jaminan ketersedian dan keberlanjutan suku cadang pesawat. Terutama ketersediaan suku cadang ketika pesawat sudah dioperasionalkan oleh TNI AU, termasuk suku cadang yang bersifat mendesak. KSAU juga menginginkan pelaksanaan pelatihan komprehensif untuk air crew dan ground crew TNI AU, agar mendapat kemampuan terbaik dalam mengoperasikan pesawat tersebut kedepannya.



Mengutip artikel indomiliter.com, Lockheed Martin saat ini menawarkan dua varian berbeda dari C-130J Super Hercules. Terdiri dari varian C-130J-30 long body dan C-130J-30 taktis airlifter short body. Varian long body memiliki panjang fuselage ekstra 4,6 meter.

Varian long body dapat membawa muatan sampai 20.000 kg. Sementara untuk mengangkut pasukan lintas udara, bisa membawa 92 prajurit, jik membawa pasukan reguler bisa membawa 128 prajurit. Ruang kargo C-130J-30 dapat diisi dengan 8 palet kargo militer.

Sementara varian short body dapat membawa muatan 19.050 kg. Untuk keperluan mengangkut pasukan lintas udara, bisa membawa 64 prajurit, sementara untuk membawa pasukan reguler; dapat membawa 92 prajurit. Ruang kargo C-130J varian short body dapat diisi 6 palet kargo militer. Baik C-130J short body dan long body, keduanya dapat membawa satu unit kendaraan tempur lapis baja M113.



Saat ini belum diketahui secara pasti varian mana yang nantinya akan digunakan oleh TNI AU, tapi beberapa media lokal menyebut jika TNI AU akan memakai campuran C-130J varian long body dan short body. Selain membuat pesanan pesawat C-130J Indonesia, Lockheed Martin juga melakukan proses produksi C-130J pesanan Jerman. Di mana Jerman memesan 6 unit pesawat yang terdiri dari 3 varian angkut dan 3 varian tanker. Pesanan pertama C-130J Jerman tiba pada awal tahun 2022, sementara pengiriman pesawat akan tuntas pada tahun 2023.

Sebagai pengingat para agan pecandu militer, Indonesia adalah pengguna pertama varian C-130B Hercules di luar Amerika pada dekade 1960-an. Indonesia berhasil meminang Hercules setelah Presiden Sukarno bersedia memulangkan Allen Pope ke Amerika, Allen Pope adalah agen CIA yang membantu pembrontakan PRRI/Permesta pada era 1960-an. Ia berhasil ditangkap setelah pesawat yang diterbangkannya ditembak jatuh oleh pilot TNI AU. Sebagai ganti dipulangkannya Allen Pope, Bung Karno meminta Presiden John F. Kennedy untuk mengizinkan Indonesia memliki C-130 Hercules, dan permintaan itu disanggupi oleh Kennedy. Indonesia memperoleh 10 unit C-130B yang mulai berdatangan pada 18 Maret 1960.

C-130 Hercules memang tak tergantikan perannya di Bumi Pertiwi, berbagai misi telah dilakukan mulai dari Operasi Trikora, Operasi Dwikora, dan Operasi Seroja adalah bukti battle proven-nya pesawat ini. Selain itu operasi bantuan bencana alam, hingga menyemai hujan buatan juga pernah dilakukan pesawat bermesin turbo propeller ini. Dan di usia pengabdian yang sudah mencapai 62 tahun di Indonesia, pesawat ini tetap jadi andalan dan sulit tergantikan.




Referensi Tulisan: indomiliter.com
Sumber Foto: sudah tertera di atas