Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

riandyogaAvatar border
TS
riandyoga
Habis Pandemi Terbitlah Pesta Demokrasi

Hai GanSis!! Beberapa hari ini saya menyadari kembali makna hidup di Bumi, yang mana kita tahu Bumi ini bulat dan berputar. Kehidupan kita juga senantiasa berputar dan melewati berbagai siklus. Belakangan juga saya sadari siklus di dunia terkadang muter-muter gitu saja, tak jarang seperti Dejavu, yakni kita menghadapi siklus hidup yang sudah pernah dilewati.


Habis Pandemi, terbitlah pesta demokrasi. Awalnya saya mau nulis terbitlah gontok-gontokan politik, tapi gak jadi. Hehehe masih terlalu pagi, masih pemanasan.


Emang ini kepagian kalau uda bahas politik dan pemilu. Tapi dengung-dengungnya uda terasa.


Dari Jakarta Utara, tepatnya di stadion yang baru saja diresmikan bernama Jakarta International Stadium. Sebuah stadion yang memang dibilang cukup sensasional, mulai dari kemegahannya, kapasitas pengunjung, standar FIFA dan tak tertinggalan yakni sarat politik.


Sulit menyangkal bahwa JIS tidak ada sangkut pautnya dengan politik. Okelah jika Pak Anies Baswedan tidak ada niat kesana. Namun tidak dengan para pengikut beliau dan media.

Quote:


Saya coba subjektif ya disini. Konteksnya pagar pembatas JIS roboh. Pagar roboh karena dinaiki penonton, yang mana menurut pandangan saya pagar tersebut tidak dirancang untuk dinaiki penonton.


Secara ini tuh stadion yang kabarnya modern dan standar FIFA. Yang kalau kita lihat jarak tribun dengan lapangan cukup dekat, tidak ada lagi trek lari seperti yang umum terlihat di stadion-stadion di Indonesia.


Dengan kata lain, penonton dapat lebih jelas menikmati sajian pertandingan sepakbola. Pagar pembatas memang diturunkan agar penonton lebih jelas melihat aksi para bintang sepakbola.


Nah, jika ternyata pagar roboh ya artinya mesti diperbaiki. Hehehe… bener kan, rusak ya diperbaiki.

Konten Sensitif


Sederhananya, JIS menghadapi "dilema". Disatu sisi harus memenuhi standar FIFA, dan bener JIS sudah standar FIFA. Tapi disisi lain mesti menghadapi budaya suporter Indonesia yang tahu sendirilah gimana, yang rasanya kurang afdol kalo nonton bola kagak manjat pagar, katanya kalo cuma duduk manis kayak nonton catur.

Solusinya ya silahkan bikin stadion standar FIFA yang pagar pembatasnya kokoh. Karena kalau menghimbau penonton agar tidak naik pagar, kok rasanya susah. Meski saya pribadi ya lebih milih duduk manis saja ketimbang naik pagar, toh JIS ini jarak tribun dengan lapangan juga uda lebih dekat dan jelas nontonnya.

Beberapa hal bisa disikapi sederhana, namun jika sudah disisipi bumbu-bumbu politik, maka bisa melebar kemana-mana.

Tapi itu gak apa-apa. Bukankah kita sudah beberapa kali melewati fase-fase demikian?



Pandemi Covid-19 hampir kita lewati. Juga pandemi-pandemi di masa lalu juga sudah berlalu.


Dan soal ribut-ribut di pesta demokrasi, hmmm… seharusnya kita juga sudah terbiasa dengan suasana seperti ini. Ingatkah dengan momen 2014-2019, ingat-ingat hayo! Masa dimana kita jadi bodoh, gara-gara beda pilihan politik, hubungan teman, saudara dan tetangga jadi renggang.


Sebagai pengingat, rasa-rasanya kedepannya (bentar-bentar lagi) kita juga bakal menghadapi situasi demikian. Harap maklum, ekonomi sedang susah, jadi bersikap biasa saja jika tiba-tiba orang-orang disekitarmu jadi buzzer politik.



Mari jadikan ini sebagai pengingat. Bahwa kita sudah melewati banyak hal dan jangan gampang kepancing untuk ribut pada situasi yang merugikan. Enjoy the moment!!

Rianda Prayoga
Binjai, 26 Juli 2022
Diubah oleh riandyoga 26-07-2022 01:57
0
565
0
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.1KThread83.4KAnggota
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.