Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

yuni.shinozhukaAvatar border
TS
yuni.shinozhuka
“Aku Berparas Bayangan”

By: Yuni_Shinozhuka
CHAPTER  I
"Ada apa denganku??"
“Suara petir lantang menyambar sunyinya malam,angin kencang yang bergemuruh”. Suara yang menggelegarkan telingaku. Aku berteduh dibawah podok yang beralaskan seng lusu dan bocor ditengah hujan yang deras di malam hari. Aku berdiri memandangi hujan yang turun dari langit. Air mataku jatuh membasahi wajah yang sendu ini. Kemana lagi kaki ini aku langkahkan untuk mendapatkan pekerjaan. “hutang yang harus dibayar, keluargaku yang harus dinafkahi”. Ya tuhan..apakah ini akhir dariku!
Tak lama hujan berhenti perlahan-lahan. Aku melanjutkan perjalanan pulang kerumah. Kudapati dari jauh ayah ku menunggu didepan gang rumahku. Aku bergegas kesana, oalah ayah kok nunggu di luar ini sudah malam dan hujan lagi. Ntar ayah sakit lo…kataku. Enggak apa-apa kok,, ayah baru saja nunggu jawabnya padaku. Ayo kita masuk kedalam. Sesampai didalam rumah, ibu menyambutku dan menyuruh mandi. Setelah selesai mandi, aku duduk makan di ruang tengah. Diatas meja ibu sudah menyiapkan nasi dan air hangat. Ta..yang ada nasi putih hangat saja kita tidak punya lauk. Kamu gak apa-apa kan nak. Alhamdullilah masih bisa makan jawab ku pada ibu. Ita gak masalah kok bu. Gimana hari ini ta…dapat kerjanya! Wajah ibu yang ingin tau jawabanku, dan ekspresi ayah yang menanti kabar bahagia dariku.. "hal ini yang membuat aku sedih".
Hmmmm….belum bu. Aku hari ini sudah kemana-mana bertanya soal kerjaan. Sudah berapa tempat yang aku datangi tapi belum ada panggilan bu. Ayah,ibu jangan sedih ya! Masih ada hari esok. Ita akan berusaha lagi. Mudah-mudahan tuhan kasih jalan buat kita. Sudah sana pergi tidur Ta istirahat. Ya bu!aku ke kamar langsung tidur. Ini salah kita Yah…salah kita kenapa jadi begini. Loh…Ibu kok salahkan Ayah?? Emangnya aku mau keluarga ini begini,sahut ayah. Ini kutukan buat kita karena menolak ilmu ki Aji. “hussssshhh…jaga ucapan mu ntar si Ita dengar”. Jangan bawa-bawa anak kita dalam masalah ilmu sesat itu. Eh…Ayah jangan bicara seperti itu,, dulu kita hidup dari ilmu turun temurun keluargamu kan!”ucap ibu dengan nada lantang”.
Pembicaraan mereka terdengar hingga ke kamar. Aku terkejut dengan seketika dan perasaanku menjadi tak menenentu. “apa yang dimaksud ibu” ya… dan siapa ki Aji? Dan ilmu turun temurun apa yang dibahas mereka! Aku bertanya-tanya didalam hati. Tak lama suasana hening. Mereka pun masuk kedalam kamar. Malam itu juga aku teringat barang- barang yang digudang rumah. Aku pergi ke gudang kudapati kotak besar dari kayu yang sudah tua. Aku penasaran isinya apa. Karena dari aku kecil ayah dan ibu melarang aku masuk ke gudang dan membuka kotak tersebut. “rasa penasaranku makin dalam”. Aku coba untuk membukanya tetapi tidak terbuka. Tutup kotak kayu itu sangat keras. Aku periksa ke bawah, ternyata ada lubang kunci. Dimana kuncinya mereka letak, tanyaku. Aku teringat kunci besi yang digantung dikamar Ayah /Ibu sama percis dengan lubang kotak kayu ini.
“sudahlah besok saja kucoba lagi”. Saat aku menutup pintu gudang. Terlintas bayangan yang lewat di belakangku, aku jadi merinding. Agh mungkin perasaanku saja. Tak lama terdengar suara wanita paruh baya melantunkan kembang yang menyayat hati. Kucoba cari dimana suara tersebut tetapi sudah berhenti. Disaat aku mau balik kedalam,…hai nak jangan lupakan ilmu yang kuwariskan,”ini bukan kutukan tapi ini anugerah untukmu”. Siapa yang berbicara itu…makin merinding sekujur tubuhku. Aku mencoba menoleh, tetapi ada tangan yang menyapa dibahu ku. Aku lihat dan menjerit histeris…haaaaaaaaaaaaa! Kenapa kamu Ta, tanya ibu. Aku duduk lemas dan ibu segera mengambilkan air putih. Minum dulu Ta..kamu kenapa nak. Kok dibelakang malam-malam gini. Aku diam tak menjawab. Ibu mengantarku kembali kekamar, tidur lagi katanya padaku.
Keesokkan paginya, aku semakin penasaran dengan apa yang terjadi. Aku bergegas pergi pagi-pagi kerumah nenek ku yang di desa Broto. Sesampainya aku dirumah nenek…kenapa gak ada orang. Nek..nek..nekk cariku. Nenek dtang dari belakang rumah. Oalah Ita..cucu nenek datang. Ayo masuk sini , nenek lagi buat makanan. Sebenarnya ada yang mau Ita tanyak ke nenek! Mau nanyak apa ta...ayo sambil diminum tehnya. " Gini nek semalam aku ke gudang belakang rumah, Ita lihat ada kotak kayu yang sudah tua". Di saat Ita mau buka tapi gak bisa karena ke kunci gitu. Sebenarnya isinya apa sih! Dan semalam ada kejadian aneh lo nek. "Ada suara perempuan bicara kalau ini bukan kutukan tapi anugerah". Aku merinding banget dengarnya! "Nenek terdiam lama”.
Sambil menghela nafas nenek memandangi aku! "Nek bilang aja ke ita jangan ada hal yang disembunyikan". Ita harus tau kenyataan nek. Kenapa ibu dan ayah ngelarang ita ke gudang., Dan banyak hal aneh yang terjadi dalam hidup ita. "Mungkin dia ingin kamu tau ta, makanya dia mendatangimu tadi malam. Sekarang genap usiamu 20 tahun. Dia akan mencari tuannya. "Maksud nenek apa??tuan apanya" tanya ku heran.
Nantinya kamu akan tahu sendiri, dia akan mendatangimu. Semakin Ita menolak semakin dia dekat. Karena dia adalah takdir keluarga kita. Sudah sana istirahat nenek mau lanjut beres -beres. Aku makin penasaran, ada apa ini sebenarnya. Jawaban yang nenek berikan masih menjadi misteri buat aku.
Aku balik ke kota tempat aku tinggal. Aku lupa harus mencari kerja. Diperjalanan pulang telpon ku berdering! Kulihat temanku indah memanggil. "Hai..ndah apa kabar??tumben amat lo nelpon jam segini. Aku baik ta..aku ada info loker ni buat lo. Kira-kira lo mau gak?? Gilaaakkk...ya maulah lo tau sendirikan aku butuh banget kerjaan.
Tapi Ta kerjanya jaga lansia yang sudah tua. Kamu mau gak?? Hmmmm...yaudah deh dari pada gak kerja. Maaf ya Ta itu info yang ada untuk saat ini. Pi tenang aja lo jangan kecewa gaji nya lumayan kok. 1 bulannya 4 juta, kan lumayan amat. Bantu-bantu kamu bayar hutang. Ishhh...kalo aku gak masalah ndah...yang penting kerja. Makasih banget lah lo mau bantu. Gilakkk lo ya macam orang lain aja jawab indah. Haaaaaahaaaa kami tertawa bareng. Besok lo jumpain deh anaknya ntar aku wa kan alamat rumahnya ya. Selamat ya sudah kerja..ledek indah. Thanks ndah..ntar gajian kita makan-makan jawabku. hehehehe aku tunggu ya!
Aku tiba dirumah..kulihat ibu mengangkat jemuran. Ta uda pulang! Kemana aja kamu? Kok gak pamit perginya. "Owh tadi aku keluar ada urusan kok bu". Oiya aku ada kabar buat ibu dan ayah..penasaran gak! Kabar apa ta...kok senang amat.
Aku keterima kerja bu..ish senang banget rasanya. Akhirnya penantian kita datang juga. Syukurlah Ta..ibu senang banget dengarnya. Kerja apa Ta?? Ibu gak perlu tau yang penting halal dan kerjanya gak berat. Yaudah kamu yang semangat kerjanya ya..yang penting kamu betah. Ntar biar ibu bilang ke ayah kabar gembiranya. Ayah kemana bu? Ayah pergi keluar dari pagi belum pulang. Mungkin ke kuburan kakek kamu.
Hal yang menjadi misteri selama ini adalah setiap ayah dan ibu membahas ilmu sesaat itu ayah selalu pergi kekuburan kakek. "Entah apa yang dilakukan ayah disana".
Aku beres-beres untuk besok. Karena aku gak sabar mau kerja. Aku gak bilang kerja apa sama ibu. Karena takut dia kecewa, tapi kami sangat butuh uang. Tanpa fikir panjang aku harus kerja apa pun itu.
CHAPTER II
"Awal mula"
Esok pagi aku pergi ke alamat yang dikirim indah. Sesampainya di depan rumah aku pencet bel nya. Pagarnya pun terbuka! Masuk mbak kedalam, uda ditunggu nyoya. Aku pun masuk kedalam. Rumahnya sangat besar dan mewah, tetapi terlihat seperti rumah tua yang kokoh. Minum dulu mbak, biar saya panggilakn nyonya. Ea bu, terimakasih ya. Eh sudah datang ya…kata ibu yang baru saja keluar kamar. Eeehh..duduk saja gak usah bangkit. Aku pun duduk kembali di sofa. Namanya siapa? Nama saya Ita bu, teman sekolahnya Indah. Owh..saya Anita anak dari oma yang akan kamu urus ntar. Saya akan jelaskan tugas kamu ya. Hal yang harus kamu ingat menjaga oma,memberi makan dan minum obat oma, sama mandikan oma. Kamu harus jadi pengasuh oma. Jam kerja kamu dari jam 10.00 pagi sampai jam 22.00 malam, dihari senin – sabtu. Setiap malam minggu kamu menginap disini dan pulang di hari minggu jam 12.00 siang. Off kamu 1 bulan sekali dihari biasa. Itu aja sih, kira-kira ada yang mau ditanya??,,
 Hmmm..nginap ya bu, saya belum ijin orang tua. Tapi gak apa-apa kok ntar saya jelasin di rumah. Kalau kamu setuju hari ini sudah boleh langsung kerja. Oke..saya setuju bu. Kalau soal gaji sebulan sekali ya, tapi kamu boleh ambil setengah kalau ada perlu. Terimakasih kali bu, ntar saya bilang kalau perlu.oke..itu aja sih! Ooopssss….saya lupa satu hal lagi kamu gak boleh ke loteng atas ya. Soalnya sudah lama ditutup. Dan gak ada yang pernah kesana. Pokoknya kamu fokus aja deh urus Oma. Jadi Oma tinggal disini sendiri bu? Iya..biasanya kalo dari pagi dijaga bik Ijah, tapi bik Ijah mau berhenti karena mau pulang kampung hari ini. Kalau malam hari dijaga pak ujang sampai pagi. “saya seminggu sekali datang jenguk oma disini”. Oke deh saya mau pergi dan kamu udah boleh kerja. Jikalau ada perlu apa-apa soal Oma tanyak pak Ujang aja ya di kamar belakang. Ia bu!
“bik uda mau pergi ya” tanyaku. Ia mbak bibik mau pulang kampung. Mbak yang betah ya kerjanya. Bik aku mau nanyak ni rumah sebesar ini emang Cuma oma aja yang tinggal? Ia mbak. Emang nya anak Oma Cuma bu Anita aja? Anaknya Nyonya besar ada empat orang, dua laki-laki dan dua perempuan. Semua orang sibuk, dan tinggalnya jauh dari sini. Sudah jangan banyak tanyak mbak, fokus aja urus Oma.”wajah bik Ijah berubah terlihat tak nyaman”. Oke deh,bik thanks infonya. Bik Ijah hati-hati ya di jalan. Ia mbak.
Hai…Oma aku Ita pengasuh Oma yang baru. Sekarang kita makan yuk, pasti Oma uda laperkan! Oma menatap mataku dengan sendu seolah-olah dia sudah lama mengenalku. “enakkan Oma…tambah lagi ya”. Oma sangat penurut, tapi tidak berbicara kepadaku. Hanya senyuman halus dari bibirnya saat aku berbicara padanya. Aku berfikir kenapa anak-anak Oma tega menitipkan dia pada pengasuh. Kenapa tidak diperhatikan anak-anaknya ya! Hussss…sudahlah. Sudah tradisi mereka yang kaya kali. Setelah sukses lupa pada orang tua, dalam benankku.
Aku teringat nenek saat lihat Oma. Nenek ku yang tegar yang tidak mau tinggal dengan kami. Katanya dia lebih suka tinggal didesa dan menjaga rumah peninggalan orang tuanya. Sementara Oma yang tidak bisa apa-apa. Dan hanya bisa berjalan dengan kursi roda membuatku sangat iba.” Oma sudah waktu nya minum obat”, setelah itu baru kita jalan-jalan sambil istirahat.
Hari sudah gelap! jam nenujukkan jam 21.00 malam, Oma pun sudah tertidur pulas. Aku pun pergi kedapur untuk minum. “suasana rumah yang begitu tenang dan sedikit menakutkan”, terkadang aku suka merinding sendiri. Ku letakkan gelas di wastefel, disaat aku menoleh ke belakang…astaga! Aaaaaa…aku teriak histeris, ada seorang bapak muncul didepanku. “pasti mbak Ita ya! Saya pak Ujang yang jaga malam dirumah ini. Owhhhh…serrrrr jantungku rasa mau copot. Ia pak, aku Cuma terkejut bapak tiba-tiba muncul. Sudah waktunya mbak pulang kerja. Ayo biar pak Ujang antar kedepan. Tunggu pak aku ambil tas dulu dikamar. Hati-hati ya mbak dijalan. Ya pak, aku duluannya. Disaat aku keluar pintu pagar, kupandangi sekeliling rumah. “ sumpah seremmm amat saat malam hari”. Aku berjalan kencang meninggalkan lingkungan rumah Oma. Seperti biasa ayah menunggu aku di depan gang kecil didekat rumahku.
Kami masuk kedalam dan ibu menyambut kami dengan senyuman.
Sana pergi mandi dulu biar ibu siapain makannya. “siaaappp…bu aku mandi dulu ya”. Selesai mandi aku langsung ke meja makan. Loh…kok enak banget lauknya bu! Kita kan gak ada uang buat belanja. “sudah makan saja, tadi sore Ayah bawak belanjaan. Dia ketemu temannya saat jalan pulang. “memang sudah rezeki kamu hari ini”. Oia Ta, gimana kerjanya tadi! Kamu pasti capekkan. Ibu uda buatkan teh jahe biar badan kamu enakan. Makasih…. ibuku tersayang. Kerja hari ini enak kok bu, Cuma pulangnya yang agak malam. Oea bu, yah ada yang mau aku diskusikan ini.”apa itu Ta? Tanya ayah”. Setiap malam minggu aku lembur dan gak pulang, dihari minggunya aku pulang jam 12.00 siang. Sementara off aku kerja sebulan sekali dihari biasa. “gimana menurut Ibu dan Ayah”. Kalau kami sih gak masalah asal kamu senang dan nyaman kerjanya, sahut Ibu. Oke deh kalau gitu, gak ada masalahkan. Yasudah selesai makan tidur sana. Besok pagi mau kerja lagikan, biar ibu yang beresin mejanya. Ayah,bu aku kekamar dulu ya.
Aku tertidur pulas karena capek satu harian. Pagi menjelang datang aku pun mulai bekerja lagi. Saat perjalanan pulang aku melihat ibu-ibu pada belik sayuran ditempat pak Kasep. Aku pun mampir sebentar menyapa pak Kasep. Pagi pak kasep…ehhh Ita. Mau kemana kamu? Aku mau kerja pak Kasep. Owhhh..kamu uda kerja! Kerja dimana Ta? Itu pak ujang dirumah besar itu, aku pengasuh Oma yang baru. “ tiba-tiba suasana menjadi hening, baik pak kasep dan ibu-ibu yang lainnya terdiam aneh”. Tak lama ibu paling pinggir bertanya padaku. Bik Ijah mana emangnya…gak kerja lagi? Tanya mereka. Ia bik Ijah pulang kampung semalam bu. Tercetus ibu lainnya, emang pekerja dirumah itu gak pernah ada yang betah ya! Kurasa desas desus rumah itu emang benar kali ibu-bu, katanya! Hussssshh….sok tau kamu, sambung ibu lainnya. Udah ya pak kasep kami sudah siap belanjanya. Ibu-ibu tadi pada bubar dan pergi begitu saja.
“aku makin heran dan merasa ada yang aneh dengan perkataan ibu-ibu tadi”. Sudah sana pergi kerja kamu Ta, ntar telat lagi. Jangan fikirkan kata-kata mereka. Biasa ibu-ibu memang tukang gosip! Kata pak Kasep padaku. Oke pak, aku masuk ya. Kubuka pintu pagar dan masuk. Kulihat Oma melamun memandangi loteng tersebut. “ pagi oma…sapa ku! Yuk kita sarapan dulu. Oia pak Ujang kok gak kelihatan ya. Seperti biasa Oma terdiam dan senyum tipis dibibirnya.
Selesai makan dan minum obat aku bawa Oma keliling halaman. “oma, aku penasaran ni kenapa ya gak boleh ke loteng atas? Dan kenapa kata para ibu-ibu dikomplek ini rumah ini terus ganti-ganti pengurus Oma? Aku heran jadinya”. Tidak seperti biasa wajah Oma langsung berubah dan terlihat marah. Sory…sory…Oma kalau aku gak sopan. Gak lama Oma menjerit histeris seperti orang kesurupan. Oma..oma…oma kenapa? Gimana ini , aku panik sendiri. Pak Ujang datang dan membawa Oma kedalam rumah dan masuk kamar Oma. Disuntikkan pak Ujang cairan ke Oma dan oma pun pinsan tak sadarkan diri. “kenapa Oma bisa gini tanya pak ujang kepada ku”. Hmmmm…aku gak tau pak ujang. A..a…aku jawabku terbata – bata! Kamu ada singgung soal loteng atas ke Oma? Ia aku tanya ke Oma tadi, soalnya,,,,sudahlah kamu kan sudah dilarang nyonya kenapa masih mau tau aja. Kalau kamu mau kerja, fokus saja urusin Oma. Maaf pak Ujang, aku gak tau Oma bakal kayak gini. Oma sudah tenang kamu kedapur sana beresin makan oma. Ya pak ujang,sahut ku lemas. “kenapa begitu banyak teka-teki dalam hidupku". Semua yang menghampiri masih menjadi misteri,,,, to be continiue
 
 
 
 


ainun.mardia195Avatar border
ainun.mardia195 memberi reputasi
1
668
1
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Komunitas Cerpen Cerbung Kaskus
Komunitas Cerpen Cerbung Kaskus
216Thread414Anggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.