bungtak.selaluAvatar border
TS
bungtak.selalu
Efek Anies Baswedan, NasDem Terjun Bebas, Mengerikan!


jpnn.com, JAKARTA - Elektabilitas NasDem langsung merosot drastis setelah memasukkan nama Anies Baswedan ke dalam daftar kandidat capres untuk diusung pada Pilpres 2024. Hal itu terlihat dari hasil survei yang dilakukan Polmatrix pada 11—20 Maret 2022.

"Setelah mengusung Anies sebagai salah satu capres (calon presiden), elektabilitas NasDem merosot hingga di bawah ambang batas parlemen," ucap Direktur Eksekutif Polmatrix Indonesia Dendik Rulianto dalam keterangannya di Jakarta, Minggu (26/6).

Menurut Dendik, pilihan NasDem sebetulnya sangat rasional, mengingat figur Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dianggap sebagai alternatif bagi sebagian publik Indonesia.

Awalnya, arah dukungan NasDem kepada Anies memang memberi insentif elektoral, seperti yang tergambar pada tingginya elektabilitas sejak Desember 2021.

Akan tetapi, ketika dukungan resmi diberikan oleh NasDem, elektabilitas partai ini justru mengalami penurunan tajam.


Ketua Umum NasDem Surya Paloh pernah mengusulkan duet Anies-Ganjar untuk mengakhiri polarisasi di tengah masyarakat.

Akan tetapi, hal itu sangat bergantung pada koalisi yang terbangun dengan partai-partai lain, terlebih Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo masih terikat sebagai kader PDI Perjuangan.

Posisi unggul elektabilitas partai politik masih ditempati oleh PDI Perjuangan dengan elektabilitas 17,8 persen, disusul Gerindra sebesar 12,4 persen. Selanjutnya terdapat PKB (8,8 persen), Demokrat (8,5 persen), Golkar (7,3 persen), PSI (5,4 persen), dan PKS (5,1 persen). Dengan demikian, hanya tujuh partai politik yang elektabilitasnya berada di atas ambang batas 4 persen.

"NasDem masih harus membuktikan apakah pencapresan Anies tidak mengancam semangat restorasi yang diusung," ucap Dendik.

Sejauh ini, partai-partai yang lain belum secara resmi mengajukan nama capres, termasuk Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).

"Selain Golkar, dua anggota KIB masih di bawah ambang batas, yaitu PPP (2,6 persen) dan PAN (1,6 persen)," ucap Dendik.

Prediksi terhadap munculnya poros koalisi berangkat dari suara yang diraih pada Pemilu 2019 maupun peta dukungan saat ini. Di luar partai-partai tersebut, tersisa partai-partai kecil maupun yang baru dibentuk untuk mengikuti Pemilu 2024.

Elektabilitas tertinggi masih di kisaran 1 persen, yaitu Partai Ummat (1,4 persen), Gelora (1,2 persen), dan Perindo (1,0 persen). Lainnya adalah Hanura (0,6 persen), PBB (0,3 persen), PKPI (0,1 persen), dan Berkarya (0,1 persen).

Garuda dan Masyumi Reborn nihil dukungan, sedangkan partai-partai lainnya hanya mendapat dukungan 0,9 persen. Di sisi lain, masih terdapat 21,3 persen yang menyatakan tidak tahu/tidak jawab.

Survei Polmatrix Indonesia pada tanggal 16—21 Juni 2022 terhadap 2.000 responden mewakili 34 provinsi. Metode survei adalah multistage random sampling (acak bertingkat) dengan margin of error survei sebesar 2,2 persen dan pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Sumber : https://www.google.com/amp/s/m.jpnn....bas-mengerikan

Quote:


Survei Polmatrix Indonesia pada tanggal 16—21 Juni 2022 terhadap 2.000 responden mewakili 34 provinsi. Metode survei adalah multistage random sampling (acak bertingkat) dengan margin of error survei sebesar 2,2 persen dan pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Yang atas typo kayanya emoticon-Malu (S)

Komen TS :

Sebelum mikir njlimet, maka kita harus pakai dasar logika sederhana namun benar dulu.

Pemilih NASDEM awalnya mayoritas cebong, lalu sekarang usung Anies yang mayoritas didukung kadrun.

Cebong otomatis akan eksodus dari Nasdem, sedangkan kadrun belum tentu dukung Nasdem. Karena kebanyakan Nasbung lebih cocok ke PKS, sebagian ke PAN karena ada Amien Rais.

Maka wajar Nasdem TEKOR dan elektabilitasnya turun.

Sebenarnya hal ini pernah dialami Demokrat dan Gerindra saat 2019 mengusung Prabowo bersama PKS. PKS yang awalnya banyak disurvei cuma dapat 4 persen, malah mendapatkan 9 persen++ di atas Demokrat.

Sedangkan Gerindra yang awalnya di banyak survei di gadang-gadang akan 15 persen++, cuma dapat 12 persen++.

Karena bagaimana pun, kadrun ini kebanyakan penganut ideologi yang mirip-mirip PKS. Sedangkan Gerindra dan Demokrat lebih ke Nasionalis (plus oportunis yang ga segan kerjasama dengan pro khilafah demi kekuasaan), jadi kita bisa membaca kemana mayoritas dukungan kadrun ini.

Kesimpulan : Nasdem blunder mengusung Anies, tapi mungkin ini jadi pertaruhan mereka, karena di kubu cebong sendiri harus bersaing dangan PDIP dan mungkin PSI (yang terlihat didukung oleh beberapa buzzer pro pemerintah seperti ngarmando yang kemarin celananya dipelorotin).

Begitulah Kura-Kura.

Diubah oleh bungtak.selalu 28-06-2022 00:00
asurizalAvatar border
rinso.biroeAvatar border
qulitqulupAvatar border
qulitqulup dan 17 lainnya memberi reputasi
18
4.2K
73
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
670KThread40.3KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.