Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

Lockdown666Avatar border
TS
Lockdown666
Rusia Minggir! AS Cs Buat "Rudal" Baru Lawan Utang China
Rusia Minggir! AS Cs Buat "Rudal" Baru Lawan Utang China

Jakarta, CNBC Indonesia - Pertemuan negara kelompok G7 tak hanya membicarakan perang Rusia dan Ukraina. Minggu (26/6/2022), para pemimpin negara-negara maju berjanji mengumpulkan US$ 600 miliar atau sekitar (sekitar Rp 8.900 triliun) untuk membendung pinjaman utang China.
Ini terkait program Belt and Road Initiative (BRI) China ke negara-negara berkembang. Amerika Serikat (AS) cs akan menjaring dana swasta dan publik selama lima tahun untuk membiayai infrastruktur yang dibutuhkan di negara-negara berkembang dengan nama "Partnership for Global Infrastructure and Investment".
Presiden AS Joe Biden mengatakan akan memobilisasi US$200 miliar dalam bentuk hibah, dana federal, dan investasi swasta selama lima tahun ke negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah. Ini juga untuk membantu mengatasi perubahan iklim serta meningkatkan kesehatan global, kesetaraan gender, dan infrastruktur digital.

"Saya ingin memperjelas. Ini bukan bantuan atau amal. Ini adalah investasi yang akan memberikan keuntungan bagi semua orang," kata Biden, dikutip Senin.
"Kita ingin melihat manfaat nyata dari bermitra dengan demokrasi," ujarnya lagi merujuk demokrasi ke negara-negara barat.
Eropa sendiri akan memobilisasi 300 miliar euro selama periode yang sama. Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengatakan ini akan jadi alternatif skema pembiayaan lain dari BRI China.

Barat sendiri berulang kali mengkritik BRI. Pejabat Gedung Putih mengatakan rencana itu hanya memberikan sedikit manfaat nyata bagi banyak negara berkembang.
Sementara itu, Wakil Presiden Kelompok Nirlaba Global Citizen, Friederike Roder, mengatakan janji investasi bisa menjadi "awal yang baik" dari Barat. Bukan cuma soal keterlibatan yang lebih besar G7 di negara-negara berkembang tapi juga pertumbuhan global yang lebih kuat.
"Diketahui saat ini, negara-negara G7 rata-rata hanya memberikan 0,32% dari pendapatan nasional bruto mereka, kurang dari setengah dari 0,7% yang dijanjikan, dalam bantuan pembangunan," katanya dikutip laman yang sama.
"Tetapi tanpa negara berkembang, tidak akan ada pemulihan ekonomi dunia yang berkelanjutan," tegasnya lagi.

https://www.cnbcindonesia.com/news/2...an-utang-china
scarmindAvatar border
scarmind memberi reputasi
-2
578
12
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita Luar Negeri
Berita Luar NegeriKASKUS Official
79.4KThread11.3KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.