Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

  • Beranda
  • ...
  • Kisah kisah
  • Kisah kehidupan Nabi Muhammad dan para sahabat yang zuhud dan sederhana

farij90Avatar border
TS
OWNER
farij90
Kisah kehidupan Nabi Muhammad dan para sahabat yang zuhud dan sederhana
   Kisah-kisah kezuhudan dan kesederhanaan Baginda nabi SAW, banyak sekali terdapat dalam kitab-kitab Hadist, sehingga tidak mungkin di tulis semua nya di sini. Kezuhudan dan kesederhanaan adalah pilihan dan kesukaan beliau. Baginda nabi SAW bersabda,"kefakiran adalah hadiah istimewa untuk seorang mukmin."

- Kisah Baginda Nabi SAW menolak tawaran Gunung-Gunung akan di jadikan Emas

   Baginda Nabi SAW bersabda,"Rabbku telah menawariku gunung-gunung Makkah akan di jadikan emas. Aku berkata,"Ya Allah, aku lebih suka makan sehari dan lapar pada esok hari nya. Jika aku lapar, aku dapat merengek-rengek kepada Mu. Jika aku kenyang, aku dapat memuji Mu dan mensyukuri nikmat Mu." (H.R. Tirmidzi)

- Faidah

   Demikianlah kehidupan jiwa Yang suci, yang nama nya sering kita sebut, dan kita juga bangga menjadi umat nya. Untuk itu, kita seharus nya selalu mengikuti beliau dalam segala hal.

- Kisah Nasihat Baginda Nabi SAW kepada Sayyidina Umar Radiyallahu 'anhu Yang menginginkan kelapangan Hidup dan Kisah kesederhanaan Baginda Nabi SAW

   Suatu ketika, di sebabkan permintaan nafkah yang sedikit lebih oleh istri-istri Baginda Nabi SAW, beliau bersumpah tidak akan mendatangi mereka selama satu bulan sebagai teguran terhadap mereka. Baginda Nabi SAW tinggal seorang diri di kamar atas yang di bangun terpisah dari rumah beliau. Kabar angin telah tersebar di kalangan para sahabat Radiyallahu 'anhum, bahwa beliau telah menceraikan semua istri nya.

   Saat itu Sayyidina Umar Radiyallahu 'anhu sedang berada di rumah. Ketika dia mendengar berita ini, ia segera berlari menuju masjid. Di masjid, terlihat para sahabat sedang duduk berpencar-pencar menangis karena takut akan kemarahan Baginda Nabi SAW. Demikian juga kaum wanita menangis di rumah-rumah mereka. Sayyidina Umar segera menemui putri nya, yaitu Sayyidatina Hafshah Radiyallahu 'anha, ia juga sedang menangis di kamar nya. Sayyidina Umar bertanya, "mengapa engkau menangis, bukankah selama ini aku telah memperingatkan kamu dari berbuat sesuatu yang dapat membuat Baginda Nabi SAW marah ?. Lalu, Sayyidina Umar kembali ke masjid. Di sana terlihat sekelompok sahabat yang sedang duduk menangis di dekat mimbar. Ia pun ikut duduk bersama mreka sejenak. Namun, kesedihan yang mendalam membuat nya tidak dapat duduk. Lalu, ia bangun dan berjalan mendekati kamar Baginda nabi SAW. Melalui perantara seorang hamba sahaya, Sayidina Rabah radiyallahu 'anhu, yang duduk di tangga kamar Baginda Nabi SAW, ia meminta izin untuk masuk. Sayyidina Rabah masuk dan memintakan izin untuk Sayyidina Umar. "Saya telah menyampaikan nya, namun beliau tidak menjawab nya."Sayyidina Umar pun putus asa dan kembali dudu di samping mimbarr, namun tidak bisa duduk dengan tenang.

   Beberapa lama kemudian, dengan pelantara Sayyidina rabah, Sayyidina Umar kembali mencoba meminta izin untuk menemui Baginda Nabi SAW. Demikianlah hal ini berulang sampai tiga kali, dan semuanya tidak mendapat jawaban. Di kali yang ketiga inilah, ketika Sayyidina Umar akan kembali Sayyidina Rabah memanggil nya dan berkata "Sekarang kamu di izinkan masuk."

   Sayyidina Umar memasuki kamar Baginda Nabi SAW. Ia melihat Baginda Nabi SAW sedang berbaring di atas sehelai tikar, tanpa alas kain sedikitpun, sehingga gurutan tikar itu terlihat jelas di badan Baginda Nabi SAW yang suci itu. Beliau berbantalkan kulit binatang yang berisi serabut kurma. Sayyidina Umar bercerita,"Aku memberi salam kepada Beliau. Yang pertama kali aku tanyakan kepada Baginda Nabi SAW,"Apakah tuan telah menceraikan istri-istri Tuan ?Beliau menjawab "tidak"

   Selepas itu, untuk menghibur hati Baginda Nabi SAW aku berkata,"Ya Rasulallah, kita kaum Quraisy selalu menguasai kaum wanita kita, tetapi ketika tiba di Madinah mereka melihat kaum lelaki Anshar di kuasai oleh wanita mereka." Setelah itu, aku berbicara beberapa ucapan yang membuat Baginda Nabi SAW tersenyum cerah.

   Aku memperhatikan semua perabot di kamar Baginda Nabi SAW, ada tiga helai kulit yang belum di samak dan segenggam gandum kasar di salah satu pojok kamar. Aku melihat ke semua penjuru tempat itu, dan aku tidak menjumpai benda lain selain benda-benda tadi. Melihat hal itu aku pun menangis. Baginda Nabi SAW bertanya,"Mengapa engkau menangis ?" Aku menjawab,"Bagai mana aku tidak menangis ya Rasulallah, aku telah menaksikan bekas guratan tikar di badan mu yang penuh berkah ini, dan aku melihat keadaan kamar Tuan di depanku."Aku berkata lagi,"Ya Rasulallah, berdo'alah kepada Allah SWT, semoga Allah SWT mengaruniakan kepada umat mu kelapangan. Orang-orang Parsi dan Romawi tidak beragana dan tidak menyembah Allah SWT, namun mereka hidup mewah. Raja-raja mereka, kaisar dan kisra, hidup di taman-taman yang di tengah-tengah nya mengalir anak sungai. Sedangkan Tuan pesuruh Allah, orang yang sangat istimewa di sisi Allah SWT, tetapi Tuan hidup dalam keadaan seperti ini."

   Ketika aku mengucapkan kata-kata itu, Baginda Nabi SAW sedang bersandar di bantal. Begitu aku selesai berbicara, beliau langsung duduk seraya berkata,"Wahai Umar, apakah sampai kini engkau masih ragu-ragu ? Dengarlah ! kelapangan di akhirat nanti jauh lebih baik dari pada kelapangan di dunia ini, sedangkan kita akan memperoleh nya di akhirat kelak." Aku berkata, "Ya Rasulalah, berdo'alah kepada Allah SWT agar Allah mengampuniku, aku bersalah."(dari kitab Fathul Bari)

   - Faidah

   Baginda Nabi SAW adalah pemimpin dunia dan agama sekaligus utusan Allah SWT. Tetapi, beliau tidur di atas sehelai tikar tanpa di lapisi apa pun yang menyebabkan ada guratan di badan nya. Kita juga mengetahui keadaan parabot di rumah beliau. Tetapi, ketika ada orang yang meminta beliau berdo'a minta kelapangan, beliau malah memperingatkan nya.

   Seseorang bertanya kepada Sayyidatina 'Aisyah Radiyallahu 'anha,"Bagaimanakah keadaan alas tidur Baginda Nabi SAW di rumah ?"Sayyidatina 'Aisyah menjawab,"Alas tidur beliau terbuat dari kulit yang berisi serabut kurma."Sayydina Hafshah Radiyallahu 'anha juga pernah di tanya oleh seseorang,'Bagaimanakah keadaan alas tidur Baginda Nabi SAW di Ruamah ?"Jawab nya,"Sehelai kain kasar yang di lipat dua yang di hamparkan sebagai alas tidur Baginda Nabi SAW. Suatu Hari, aku pernah melipat nya menjadi empat lipatan agar menjadi empuk."Ke esokan pagi nya, Baginda Nabi SAW bertanya,"Apa yang telah kamu hamparkan untuk ku tadi malam ?"Jawab ku,"Kain yang sama, tetapi aku melipat nya menjadi empat lipatan."Beliau menyahut,'Lipatlah seperti dulu. Kenyamanan seperti tadi malam, menghalangi ku bangun Tahajjud." (dari kitab Syamail Tirmidzi)

Baca selengkap nya >> di situs



0
567
0
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Kisah kisah
Kisah kisah
20Thread155Anggota
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.