asepbensinAvatar border
TS
asepbensin
Kurikulum Merdeka: Solusi Pemulihan Pembelajaran

Mendikbudristek, Nadiem Makarim. Sumber: Kemendikbudristek

Masa Pandemi membuat pendidikan di Indonesia mengalami penurunan. Berbagai formula untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia pemerintah melalui Kemendikbudristek melakukan trobosan. Artinya Kemendikbudristek terus berupaya mengeluarkan kebijakan untuk memulihkan pembelajaran yang mengharuskan siswa dan sisiwi belajar secara online atau jarak jauh.

Dua tahun cukup lama bagi para siswa di Indonesia belajar dengan jarak jauh. Namun sebagai lembaga pada masa pandemi tahun 2020 hingga 2021, Kemendikbudristek mengeluarkan kebijakan penggunaan Kurikulum 2013 dan Kurikulum Darurat menjadi rujukan kurikulum bagi satuan pendidikan di seluruh tanah air. Selanjutnya, pada masa pandemi tahun 2021 hingga 2022 Kemendikbudristek mengeluarkan kebijakan penggunaan Kurikulum 2013, Kurikulum Darurat, serta Kurikulum Medeka khusus di Sekolah Penggerak dan SMK Pusat Keunggulan.

Langkah baik untuk memulihkan pembelajaran selanjutnya lewat Kurikulum Merdeka Belajar yang dicanangkan oleh pemerintah kita. Kurikulum Merdeka Belajar ini sudah semestinya diterapkan di semua sekolah. Menurut penulis, Kurikulum Merdeka Belajar ini adalah solusinya.

Meski Kemendikbudristek tidak memaksakan bagi sekolah yang belum siap menerapkan Kurikulum Merdeka, masih diberikan kebijakan untuk menggunakan Kurikulum 2013. Harapan kita sebagai warga negara, pendidikan di Indonesia terus membaik dan maju. Sehingga kedepan Indonesia memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) mampu bersaing dengan negara lain. Dalam rangka pemulihan pembelajaran  tahun 2022 hingga 2024, Kemendikbudristek kembali mengeluarkan kebijakan bahwa sekolah yang belum siap untuk menggunakan Kurikulum Merdeka masih dapat menggunakan Kurikulum 2013 sebagai dasar pengelolaan pembelajaran. Begitu juga Kurikulum Darurat yang merupakan modifikasi dari Kurikulum 2013 masih dapat digunakan oleh satuan pendidikan tersebut.

Pada tahun 2024 nanti, pemerintah melalui Kemendikbudristek akan mengevaluasi pelaksanaan kurikulum pada masa pemulihan pembelajaran. Untuk selanjutnya dari evaluasi tersebut akan menjadi acuan Kemendikbudristek dalam mengambil kebijakan lanjutan pasca pemulihan pembelajaran.

Dalam Kurikulum Merdeka belajar ini juga memudahkan bagi siswa untuk belajar. Karena Kurikulum Merdeka yang lebih sederhana telah memberikan keleluasaan bagi siswa untuk memilih mata pelajaran sesuai dengan minat hingga cara belajar yang interaktif.

Mendikbudristek Nadiem Makarim pada tanggal 11 Februari lalu telah meluncurkan Kurikulum Merdeka. Kurikulum tersebut telah memberikan keleluasaan dan kebebasan bagi siswa untuk memilih mata pelajaran yang mereka sukai dan minati di dua tahun terakhir mereka saat SMA. Kurikulum Merdeka Belajar ini mampu menjembatani bagi siswa kedepan setelah lulus dari sekolah SMA. Karena para siswa sudah mencintai bidang yang dia inginkan sehingga ketika di dunia kerja dia akan fokus berkembang.

Secara mendasar Kurikulum Merdeka ditujukan untuk mengejar ketertinggalan learning losssepanjang masa pandemic Covid-19. Namun jika kita lihat secara mendalam, kurikulum ini mempunyai target jangka panjang, yaitu memperbaiki sistem pendidikan di Indonesia yang tertinggal dari negara lain. Kurikulum sebelumnya yaitu Kurikulum 2013 diangap belum mampu memenuhi kebutuhan zaman yang sudah mengalami banyak perubahan.

Dalam pernyataan Mas Menteri menyampaikan bahwa Kurikulum Merdeka berfokus pada pengembangan kompetensi peserta didik pada fasenya. Peserta didik diberi kebebasan untuk memilih mata pelajaran sesuai minat, bakat, dan aspirasinya. Hal ini sangat sejalan dengan gagasan Bapak Pendidikan kita yaitu Ki Hajar Dewantara.

Ki Hajar Dewantara sangat menekankan pada kebebasan peserta didik dalam belajar, kenyamanan tempat belajar, dan pembangunan karakter. Proses seperti ini dianggap mampu mendorong peserta didik menemukan kemerdekaannya dalm belajar. Pada akhirnya, mereka akan mandiri, terampil mengatur dan menentukan tujuan hidup sendiri berdasarkan norma dan budaya masyarakat yang ada.

Sekilas percontohan Kurikulum Merdeka Belajar ini diterapkan di SMP Negeri 14 Pekalaongan. SMP Negeri 14 Pekalongan telah menerapkan kurikulum tersebut sejak tahun lalu. Tak bukan dan tak lain, karena sekolah ini ditunjuk sebagai salah satu sekolah penggerak di Kota Pekalongan.

Sebagai upaya mensosialisasikan capaian yang berhasil dilakukan sekolah penggerak ini, belum lama ini SMPN 14 Pekalongan menyelenggarakan Gelar Karya Proyek Pemuatan Profil Pelajar Pancasila. Ajang untuk kebolehan ini dilaksanakan untuk mengapresiasi para siswa berunjuk karya.

Kepala SMPN 14 Pekalongan, Siti Nurul Izzah mengungkapkan, lewat gelaran tersebut para siswa tidak hanya memamerkan karya mereka. Akan tetapi, juga menerapkan pemahaman mereka tentang pelaksanaan Kurikulum Merdeka Belajar di sekolah mereka. 

 

Penulis:M. Irwan S




0
161
0
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita Terkini
Berita Terkini
4.6KThread1.7KAnggota
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.