SAHABATKASKUS-Ada yang ngomong kalau cinta itu buta, bahkan tidak sedikit beranggapan kalau cinta itu membuat bodoh.

Banyak kejadian tentang hal hal gila soal yang katanya percintaan di negeri ini bahkan didunia.
Mulai dari pembunuhan sampai menjadi gila semua dikarenakan katanya cinta.

Apakah begitu mengerikannya cinta, sampai sampai menciptakan hal hal gila.
Rasanya aneh kalau selama ini cinta yang diagungkan malah cinta itu adalah hal yang gila.
Atau sebenarnya justru manusia itu sendiri yang tak memahami makna cinta.

Kalau menurut konteks filosofi Cinta merupakan sifat baik yang mewarisi semua kebaikan, perasaan belas kasih dan kasih sayang.
Sudah jelas bahwasanya cinta adalah mewarisi kebaikan sehingga cinta itu justru jauh dari hal hal gila dan bodoh.

Kalaulah pada dasarnya cinta itu adalah kebaikan bagaimana bisa cinta itu membutakan dan membuat bodoh ? Bukankah kedua hal itu bertolak belakang ?

Hal itu terjadi Karena dalam dorongan perasaan terhadap seseorang sebenarnya dikarenakan oleh rasa cinta atau obsesi.

Dimana obsesi ini adalah sebuah perbuatan yang ingin mendapatkan persetujuan, namun dorongannya seperti cinta.

Tentu akan lebih baik anda mengenal ciri-ciri obsesi sehingga anda dapat memahami apakah sedang jatuh cinta atau justru sebaliknya.

Ciri ciri obsesi adalah Ketika tidak mampu menerapkan alasan dan logika ke dalam hubungan, yaitu :
- Ketika tahu sebenarnya tidak cocok, tapi memilih untuk mengabaikan tanda-tanda tersebut.

- Muncul paranoia akan kemungkinan terjadi perselingkuhan, saat kamu tidak bersama si dia.

- Secara tak sadar sering menghampiri rumah, kantor, atau tempat tongkrongan nya. berharap untuk bertemu atau melihat dirinya, meski sebentar.

- Sering memikirkan dirinya menjadi sulit fokus akan hal-hal lainnya, termasuk pekerjaan dan hubunganmu dengan orang terdekat lainnya.

- Merasakan kebingungan, merasa tidak jatuh cinta pada si dia, tapi juga merasa seakan tak bisa hidup tanpanya.

- Sering mengalami sulit tidur dan kehilangan nafsu makan. Rasa kecemasan meningkat, bahkan bisa mencapai depresi.

- Tidak menerima apabila hubungan itu harus kandas. Ketika putus, masih percaya bahwa si dia tak bisa hidup tanpamu.

- Kerap membuat tipuan dan trik untuk mendorong dia merasa bersalah.

- Demi mendapatkan si dia, selalu mengubar berjanji untuk mengubah perilaku hanya untuk menyenangkan hatinya.

Walau terasa sama akan tetapi antara obsesi dan cinta itu berbeda, Dimana Cinta adalah menyayangi, memberi dukungan, dan perhatian.Selain itu, seseorang dengan perasaan cinta selalu menginginkan apa yang terbaik bagi pasangannya. Dia selalu ingin pasangannya merasa bahagia, walaupun jika nanti mereka tak jadi bagian hidupnya lagi.

Hal itu berbeda dengan obsesi yang hanya menginginkan orang itu hanya menjadi miliknya.
Saat mencintai seseorang, kamu akan lebih mementingkan kebutuhan orang lain. Sedangkan bagi seorang yang obsesif, kebutuhan dirinya lah yang paling penting dan wajib dipenuhi.

Maka justru yang membutakan bukanlah cinta tersebut akan tetapi manusia yang sedang terobsesi pada manusia lainnya.

Bagaimana bisa hal itu terjadi, itu dikarenakan dalam kehidupan yang dilalui manusia antara cinta dan obsesi perbedaannya sangat tipis, sehingga hampir hampir tak disadari oleh setiap manusia.

Semoga thread sederhana ini dapat memberikan manfaat kepada pembaca sekalian.