Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas terus mengalami penurunan. Pada perdagangan Kamis (9/6/2022) pukul 15:40 WIB, harga emas dunia di pasar spot berada di US$ 1.848,52 per troy ons. Harga emas melemah 0,26%.

Dalam sepekan, harga emas sudah melemah 1,1% secara point to point. Dalam sebulan, harga emas juga menyusut 0,3% sementara dalam setahun merosot 2,1%.


"Emas selama ini nyaman bergerak di kisaran US$ 1.850 per troy ons. Namun, emas kini bergerak di titik support barunya di di US$ 1.848. Kita mungkin harus menunggu data inflasi sebelum mengetahui ke manakah pergerakan emas yang lebih sustain," tutur Matt Simpson, analis dari City Index, seperti dikutip Reuters.

Data inflasi Amerika Serikat (AS) akan keluar pada Jumat (10/6/2022). Pasar berekspektasi inflasi akan semakin mereda setelah melambung pada Maret tahun ini.
Inflasi AS melonjak 8,5% (year on year/yoy) pada Maret tahun ini sebelum sedikit melandai di April sebesar 8,3%. Lonjakan inflasi menimbulkan kekhawatiran jika perekonomian AS bisa memburuk.

"Ketidakpastian ekonomi membuat investor bertahan untuk membeli emas tapi emas terus bergerak melandai sejak April. Ini membuktikan emas belum mampu menawarkan hal lebih seperti yang ditawarkan surat utang pemerintah AS," tutur Michael Langford, analis dari AirGuide, seperti dikutip Reuters.

Yield surat utang pemerintah AS tenor 10 tahun ada di atas 3% sejak Rabu lalu. Kenaikan yield berdampak negatif terhadap emas karena emas tidak menawarkan imbal hasil.

link



Dalam sepekan, harga emas sudah melemah 1,1% secara point to point. Dalam sebulan, harga emas juga menyusut 0,3% sementara dalam setahun merosot 2,1%.



"Ketidakpastian ekonomi membuat investor bertahan untuk membeli emas tapi emas terus bergerak melandai sejak April. Ini membuktikan emas belum mampu menawarkan hal lebih seperti yang ditawarkan surat utang pemerintah AS," tutur Michael Langford, analis dari AirGuide, seperti dikutip Reuters.