Seorang Guru K mulai curiga dengan tabiat muridnya H, akhirnya mengajak mengobrol secara pribadi.


K : Muridku, apakah kamu merasa sudah beramal seperti Nabi Muhammad?

H : Tentu saja Guru, kalau tidak nanti bisa disebut bid’ah.

K : Nabi Muhammad itu seperti Al Qur’an berjalan, didalam Al Qur’an menceritakan Nabi-Nabi sebelum beliau, Nabi Muhammad sukses mencontoh mereka semua.

H : Aku ikut mencontoh mereka semua, Guru. Mulai awal bulan Muharam Nabi Adam mulai mencontoh beliau, pertengahan bulan tambah mencontoh Nabi Idris sampai akhir bulan Muharam.

K : Kemudian?

H : Bulan Safar tentunya, awal bulan tambah lagi mencontoh Nabi Nuh dan pertengahan bulan dilanjutkan mencontohkan Nabi Hud.

K : Terus apa yang kamu lakukan kemudian?
 
Sambil bersabar Guru K mendengarkan cerita tentang H mencontoh hampir seluruh Nabi, akhirnya tiba ceritanya si H di bulan Dzulhijjah.

H : Jadi waktu bulan Dzulhijjah muridmu ini mulai mencontoh Nabi Yahya, dan akhirnya mencontoh Nabi Isa mulai pertengahan bulan. Seneng banget sudah mencontoh 24 Nabi plus Nabi Muhammad.

K : Cepet banget ya kamu mencontohnya, padahal satu Nabi saja menjalaninya memakan waktu seumur hidup. Kamu bisa satu tahun saja?

H : Iya Guru, itu kalau ada yang belum mencontoh ke 25 Nabi biasanya aku sebut munafik, kafir. Gitu Guru.

K : Bukankah bisa mencontoh satu Nabi saja bisa masuk surga?

H : (dalam hati) Kayak gini disebut Guru. Sambil berpamitan