Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memberikan peringatan terbaru bila Rusia tidak menghentikan pemblokiran ekspor pangan negara itu. Zelensky menyebut bahwa akan ada bencana kelaparan baru yang dapat dialami dunia.
Berbicara dengan Perdana Menteri (PM) Portugal António Costa di Kyiv pada akhir pekan kemarin, Zelensky mengatakan banyak komoditas ekspor pangan dari Ukraina seperti biji-bijian dan gandum yang sangat dibutuhkan negara lain. Ia menekankan bila blokade terus dilakukan, akan banyak negara dunia terutama di Afrika, Eropa, dan Asia yang mengalami krisis pangan.


"Rusia telah memblokir hampir semua pelabuhan dan semua, sehingga untuk berbicara, peluang maritim untuk mengekspor makanan, biji-bijian kami, barley, bunga matahari dan banyak lagi. Banyak hal," katanya seperti dikutip CNN International, Senin (23/5/2022).

"Akan ada krisis di dunia. Krisis kedua setelah energi, yang diprovokasi oleh Rusia. Sekarang akan menciptakan krisis pangan jika kita tidak membuka blokir rute ke Ukraina, tidak membantu negara-negara Afrika, Eropa , Asia, yang membutuhkan produk makanan ini."
"Anda (negara dunia) dapat membuka blokir mereka dengan cara yang berbeda. Salah satu caranya adalah solusi militer. Itulah sebabnya kami beralih ke mitra kami dengan pertanyaan mengenai senjata yang relevan," tegasnya.
Zelensky juga menambahkan bahwa Moskow secara bertahap mencuri produk pangan Ukraina. Ia menuduh Rusia saat ini mencoba menjualnya.
"Rusia menempatkan jutaan orang pada risiko kelaparan dengan memblokir pelabuhan kami," ujar Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba menegaskan pernyataan Zelensky.

Sebelum perang, pasokan gandum dari Rusia dan Ukraina menyumbang hampir 30% dari perdagangan global. Ukraina juga merupakan pengekspor jagung terbesar keempat di dunia dan pengekspor gandum terbesar kelima di dunia.
Bahkan, dengan produksi yang besar ini, Program Pangan Dunia (WFP) membeli sekitar setengah dari gandumnya dari Ukraina setiap tahun untuk melengkapi pasokan pangan dunia.

https://www.cnbcindonesia.com/news/2...i-karena-rusia