Aku pernah mendengar satu kalimat yang sangat mewakilkan perasaanku kala itu. Kalimat yang berbunyi, " Tak semua diam berarti menerima, tak semua rasa bisa diucapkan dengan kata." Saat itu aku sadar kalau selama ini aku terlalu sering memendam. Entah itu kekesalan, kekecewaan, atau cinta. Jujur saja aku ini tipe manusia yang tak suka berdebat. Aku terlalu malas untuk bicara panjang, lebar. Terutama dengan orang yang tak mau kalah. Aku lebih memilih untuk diam dan menyimpannya sendiri. Kamu tahu tipe manusia yang paling kubenci? Yah seseorang yang sok tahu.


 

Only Me!

Hanya tentang aku. Bukan kamu, dia, ataupun mereka. Only me. Kali ini hanya tentangku. Tak ada yang lain. Sudah cukup. Aku lelah. Seringkali mereka berdebat tentangku, tentang hidupku yang seakan-akan mereka tahu segalanya tentang hidupku. Padahal nyatanya tidak sama sekali. Kesal? Tentu saja aku kesal. Mereka dengan entengnya berkata, "Enak ya jadi kamu. Di manja, diturutin ini itu. Nggak harus usaha."  Hey! Kalian tahu apa tentang hidupku? Mungkin dimata kalian aku selalu terlihat ceria, tak ada beban ataupun masalah. Selalu tertawa haha hihi mendengar perkataan kalian. Tapi boleh aku bertanya satu hal? Apa kalian tak pernah berpikir, bagaimana perasaanku saat kalian berkata demikian? Apa karena aku selalu diam dan terlihat biasa saja saat kalian berkomentar tentangku, sehingga kalian bisa bebas berkata apa saja tentang hidupku.

Baiklah, aku memang diam dan bersikap seolah itu biasa saja. Tapi bukan berarti aku tak punya hati, kalian pikir aku tak kesal mendengarnya? Kalian pikir hanya kalian yang punya hati? Hanya kalian yang punya perasaan? Aku juga punya. Hanya saja aku tak menunjukannya secara terang-terangan di depan kalian. Aku tak ingin terlihat menyedihkan. Terserah kalian mau berpikir apa tentangku. Tapi cukup pikirkan saja. Tak usah kalian ucapkan, terlebih itu didepanku. Aku juga punya hati, aku punya perasaan untuk dijaga. Aku juga manusia yang hatinya bisa terluka, mendengar ucapan kalian.