Bismillah

Media sosial beberapa tahun terakhir semakin merebak, bahkan bisa dikatakan membanjir bagai air bah.

Berita dan segala macam turunannya seolah santapan wajib hari-hari. Bahkan, yang semakin marak yaitu mengunggah status di akun sosial medianya, baik itu di akun berlogo gagang telepon, berlogo huruf, berlogo kamera, berlogo burung atau yang lainnya.


Maraknya mengunggah status tidak hanya menjadi trend, tetapi juga mengundang keanehan tersendiri bagi orang lain.

Berikut ini beberapa macam status medsos yang justru mengundang tawa orang lain:

1. Bertamasya dengan Mengendarai Mobil

Pernah tidak melihat status medsos seseorang yang caption-nya OTW? disertai gambar dasbor mobil?
Pasti sebagian besar akan menjawab pernah dan sering.

Pertanyaannya adalah maksudnya apa kira-kira contoh tersebut? Mau menunjukkan jika ia orang kaya yang bertamasyanya dengan mengendarai mobil pribadi? Atau pengakuan?


Contoh kedua ini cukup riskan, karena status yang dibuatnya boleh jadi merusak nilai ibadahnya.

Bagaimana tidak? Bukankah orang beribadah itu harusnya ditujukan kepada Rabb atau sesembahannya? Lalu, esensinya apa ketika harus diunggah di akun sosial media mereka.

Apakah ingin mendapat pengakuan bahwa ia orang yang hebat, mulia dan paling bertakwa?

3. Nominal Pendapatan

Contoh ketiga ini adalah contoh orang yang bisa dibilang takabbur sekaligus riya'.

Mengapa demikian? Ya ... bagaimana tidak dibilang takabbur jika yang ditunjukkan itu nominal pendapatan yang jumlahnya banyak.

Lalu, bagaimana pula tidak dikatakan riya'? Sementara yang ia lakukan itu tidak memiliki esensi selain ingin disebut yang wah, hebat, luar biasa?

4. Makanan dan Kemewahan

Untuk contoh keempat ini, ada sebagian psikolog yang menyatakan bahwa orang yang kerap mengunggah makanan dan kemewahan itu ada gangguan kejiwaan. link
Namun, hal ini tidak berlaku bagi sebagian orang, karena jika memotret dan mengunggahnya sebagai mata pencaharian.


Contoh kelima ini juga tidak kalah mirisnya. Harusnya berdoa itu ditujukan kepada dzat pemilik hidup, tetapi justru menjadi konsumsi publik.

Meski begitu, berusaha saja berbaik sangka kepada mereka, mungkin mereka tengah mencontohkan cara berdoa.


Contoh keenam ini juga cukup bikin orang yang melihat atau membacanya tertawa.

Bagaimana tidak? Apabila ditanya tujuannya apa mengunggah keadaannya yang tengah berbahagia? Pamer? Atau ingin mendapat pengakuan bahwa hidupnya selalu mulus dan berbahagia.

Ia merasa dirinya adalah orang paling beruntung dibanding orang lain yang di luar sana.


Kondisi ketujuh ini memiliki dua kemungkinan. Boleh jadi ada yang merasa iba dan kasihan dengan pengunggah status, tetapi boleh jadi pula justru menjadi boomerang bagi pengunggah status. Bahkan akan mentertawakan.

Orang-orang akan bergumam, bersedih dan mengeluhlah ke pemilik hidup, bukan diumbar di status sosial media.

Begitulah beberapa motif manusia-manusia di akun sosial media yang semakin marak dan membuat tertawa.

Penulis : s3chamdani
Narasi : oppri