Film horor lokal KKN di Desa Penari telah berhasil menjadi film horor Indonesia terlaris sepanjang masa yang di mana film produksi MD Pictures tersebut telah mencapai lima juta penonton yang datang ke bioskop dan diperkirakan akan terus bertambah sampai nanti turun layar.

KKN di Desa Penari menggeser posisi Pengabdi Setan (2017) yang mengumpulkan 4,2 juta penonton yang selama lima tahun menjadi film horor terlaris sepanjang masa. Di peringkat ketiga ada Suzzanna: Bernapas dalam Kubur (2018) dengan raihan sekitar 3,3 juta penonton, diikuti oleh Danur: I Can See Ghost (2017) dengan 2,7 juta penonton dan sekuelnya, Danur 2: Maddah (2018) dengan 2,5 juta penonton.

Dengan KKN di Desa Penari yang berhasil memecahkan rekor, menandakan kalau sebenarnya film Indonesia masih bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri namun di satu sisi kita juga harus memperhatikan kualitas film horornya itu sendiri.

Benarkah Hanya Menang Hype Semata?

Cerita KKN di Desa Penari sebenarnya sudah menjadi viral di bulan Agustus 2019 dan rencana filmnya harusnya dirilis pada 2020 kemudian tertunda dua tahun karena pandemi. Dengan antusiasme besar karena viralnya cerita dari SimpleMan tersebut, membuat para penonton penasaran seperti apa tampilan visual cerita KKN di Desa Penari.

Selain karena marketing yang kuat dan sudah punya nama berkat keviralan ceritanya, KKN di Desa Penari juga tepat masa perilisannya yaitu di masa libur lebaran. Di saat masyarakat punya banyak uang dan butuh hiburan setelah "dikekang" oleh pandemi selama dua tahun. Maka, jadilah KKN di Desa Penari mendulang banyak penonton alias untung besar.

Dari review, film ini sebenarnya mendapatkan respon yang beragam. Sebagian kritikus menganggap film ini memiliki kelebihan yaitu dari segi visual seperti sinematografi yang indah namun pihak lain menyebut kalau cerita dan pengembangan karakternya terbilang hambar. Jangan dulu bandingkan dengan Perempuan Tanah Jahanam atau Pengabdi Setan, pengembangan karakter pada KKN di Desa Penari bahkan tak lebih baik dari Kuntilanak 3 yang dirilis secara bersamaan.

Suksesnya KKN di Desa Penari dalam raihan jumlah penonton sebenarnya memang kabar baik kalau industri perfilman nasional akan bangkit kembali setelah masa pandemi, apalagi ke depannya akan banyak judul film Indonesia yang akan dirilis, termasuk Satria Dewa Gatot Kaca yang akan dirilis 9 Juni 2022 dan Pengabdi Setan 2 pada 4 Agustus 2022.

Akan tetapi harus diingat, kalau tingginya jumlah penonton bukan berarti secara film tersebut secara kualitas memiliki nilai yang tinggi juga. Begitu juga sebaliknya. Di Twitter banyak komentar bertebaran kalau tingginya jumlah penonton KKN di Desa Penari membuktikan kalau kualitasnya di atas rata-rata. Padahal tidak demikian.

Film Horor Indonesia ke Depannya

Terlepas dari kontroversi dan perdebatan mengenai kualitas KKN di Desa Penari, sebetulnya menjadi pendanda bahwa ke depannya para pecinta film Indonesia bisa menghargai film horor lokal dengan nonton langsung di bioskop. Urusan penilaian bisa direview oleh masing-masing tergantung selera dan tentu saja sudah ada kritikus yang bertugas mengulas film secara detil. Kalau yang bagus ya bilang bagus, kalau jelek ya bilang jelek.

Namun, mungkin yang akan menjadi permasalahan adalah kalau film jelek saja bisa mendatangkan banyak penonton, pihak studio yang doyan duit dan pemalas mungkin akan membuat film asal-asalan dan yang penting dapat cuan. Ini yang akan menjadi masalah.

Kesimpulannya adalah layak-layak saja film KKN di Desa Penari menjadi film horor terlaris sepanjang masa namun dengan catatan film tersebut bukanlah film dengan kualitas yang sempurna dari segala aspek. Jika ada film lain yang diangkat dari thread-nya SimpleMan semoga hasilnya bisa lebih baik dan kita lihat nanti apakah penontonnya juga akan banyak?

Kita juga menantikan seperti apa Pengabdi Setan 2 nanti, apakah ceritanya akan bagus dan jumlah penontonnya akan memecahkan rekor?

Nah, menurut agan gimana nih?

Referensi