dragonroarAvatar border
TS
dragonroar
Hamas Diklaim Minta Bantuan Rusia untuk 'Gebuk' Israel
Hamas Diklaim Minta Bantuan Rusia untuk 'Gebuk' Israel

Jumat, 13 Mei 2022 16:09 WIB



Kelompok Hamas diklaim minta bantuan Rusia untuk perlawanan mereka terhadap Israel di Palestina. Momen saat pawai militer Hamas beberapa tahun lalu. (REUTERS/IBRAHEEM ABU MUSTAFA)

Jakarta, CNN Indonesia -- Kelompok Hamas diklaim minta bantuan Rusia untuk perlawanan mereka terhadap Israel di Palestina.

Pernyataan itu disampaikan Hamas saat kunjungan delegasi ke Moskow pada 4 Mei. Mereka disambut di wisma tamu Kementerian Luar Negeri Russia dan menggelar pembicaraan pada 5 Mei.

Delegasi Hamas di Moskow saat itu dipimpin kepala biro hubungan internasional, Moussa Abu Marzouk. Ia didampingi oleh dua anggota biro politik Hamas, Fathi Hammad dan Hussam Badran, seperti dikutip dari Al Monitor.

Kedatangan Hamas itu bertepatan setelah terjadi ketegangan antara Rusia dan Israel terkait agresi di Ukraina.

Rusia murka setelah Israel pada 15 April mengecam Moskow atas invasi mereka di Ukraina.

Kementerian Luar Negeri Rusia buru-buru bereaksi atas sikap Israel itu. Dalam sebnuah pernyataannya, Kemenlu Rusia menuduh Israel mengekploitasi situasi di Ukraina untuk mengalihkan sorotan dunia terkait konflik Palestina vs Israel yang dinilainya tak pernah selesai.

Pada 4 Mei, Presiden Israel Isaac Herzog, juga mendesak Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov, meminta maaf karena pernyataannya yang salah kaprah.

Lavrov pernah mengatakan bahwa pemimpin Nazi Jerman, Adolf Hitler, masih keturunan Yahudi. Komentar itu terlontar saat menyinggung Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, yang masih memiliki darah Yahudi.

Tensi semakin meningkat setelah juru bicara Menteri Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, mengatakan kepada Radio Sputnik, terdapat sejumlah tentara bayaran Israel yang membela Ukraina. Zakharova menuduh bahwa tentara bayaran Israel berjuang bersama Batalion Azov Ukraina yang dituduh Rusia sebagai Neo-Nazi.

Sementara itu, pemimpin delegasi Hamas, Abu Marzouk, mengatakan dalam pernyataannya kepada televisi Al-Mayadeen pada 5 Mei usai kunjungannya ke Moskow.

"Perimbangan baru akan diberlakukan saat ini dalam sistem global. Ada peluang untuk mengubah status quo dalam sistem global demi kepentingan (kelompok) yang tertindas di dunia," tutur Marzouk.

https://www.cnnindonesia.com/interna...k-gebuk-israel

0
571
9
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita Luar Negeri
Berita Luar NegeriKASKUS Official
78.9KThread10.6KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.