Dunia sudah gila dari segala aspek elemen yang ada, apa yang belum tercemar. Bahkan sepertinya para generasi anyar semakin mengila. Entah karena benar kualitas kesehatan mental yang bermasalah atau hanya kurang iman saja (versi ulama').


28 tahun kemudian


Dunia semakin menggila, generasi lawas sudah hampir punah. Keadaan bumi benar-benar mengenaskan, kekayaan alam terkikis oleh keserakahan nenek moyang. Pemandangan indah hanya bisa disaksikan dalam versi digital, semuanya menjadi serba digital.

Bahkan sekolah sudah tidak perlukan, semua anak yang terlahir sedari diri sudah dibekali ponsel pintar. Diajari segalanya melalui video tutorial yang bisa diakses dengan harga paket data.

Sementara kalangan paruh baya sudah tidak lagi susah melakukan pekerjaan, mereka tinggal diam dan memantau perkembangan harga pasar. Pemerintah sudah tidak berkuasa mengatur kemakmuran sebuah negara, mereka sudah sejak lama bubar karena semua terasa hampa. Penggelapan uang menjadi suatu hal yang menggelikan.

Ketersediaan bahan pangan sudah tidak lagi dikhawatirkan, akibat bio teknologi manusia kini hanya butuh suntikan untuk bisa terus hidup dan bertahan. Karenanya bentuk tubuh manusia semua menjadi ideal. Wujud manusia benar telah sangat disempurnakan.

Gangguan mental sudah beralih menjadi sebuah kewarasan. Sampai suara terompet itu terdengar begitu kencang, manusia tertawa lepas menyambut kehidupan anyar.