yesung3424Avatar border
TS
yesung3424
TIRED OF EVERYTHING
Rasanya begitu sesak, sangat sesak. Di manapun itu, di sini begitu sesak. Awalnya aku tak tahu mengapa. Tapi, kini aku sadar. Teman kamarku yang baru, bisa dibilang cukup baperan, moody-an, dan paling besar adalah overthinking yang terkadang malah ngebuat diri merasa mudah bersalah. 

Agrrhhh, temanku yang lain bilang...
"Iya, jaga mood mereka ya. Kamu liat sendiri kan, gimana mereka marah...., yang satunya moody-an, yang satunya gampang emosi."

Seketika dalam hati terdiam..... dan tampak melelahkan. Lalu, bagaimana jika aku yang mengalami? Siapa yang akan menjaga? Hahaha....., diriku sendiri ternyata. 

Benar, buat apa cerita. Toh, tak ada yang peduli. Justru, semuanya akan kian rumit. Terpendam berhari-hari dan berbulan-bulan. Itulah yang harus dikuatkan. Ya Tuhan, berkali-kali menyebut-Mu. Berharap semuanya bisa dikontrol. Tapi apa daya, selalu ada dan ada, karena masalah tak pernah meninggalkan kita. 

Bingung mau cerita pada siapa....., yang satu kamar ini rasanya bisa dipercaya. Namun, seketika aku sadar dia bisa saja membenciku kapan saja ketika moodnya sedang tidak baik lalu berakhir sudah semuanya. Teman yang lain juga sama, menjadikannya candaan seolah diri ini lelucon yang perlu dipancing untuk menjadi bahan tertawaan. 

Terbiasa mendengar keluhan-keluhan mereka, tapi diri sendiri bingung ingin mengeluh pada siapa. Bercerita...., agrrh yang ada jadi bahan lelucon di tempat lain. Cara kalian bersikap sudah membuat sadar diri bahwa kalian bukanlah tempat yang tepat untuk berbicara. 

Biasa menerima apa yang ada, seketika perlu mendengar semuanya lalu menampung dan mencoba mencari solusi. Dalam diri bertanya....
Mengapa kamu sepeduli itu?
Mereka bahkan tak pernah melihat kelelahanmu.
Sikapmu begitu lihai menipu mereka.
Kamu begitu lelah dengan semuanya, tapi kamu terlalu takut bicara. 
Terlalu berisiko dan begitu tidak nyaman.
Ada mata-mata yang siap menjatuhkanmu dengan kata-katanya yang tajam.
Dia yang selalu merasa dirinya benar dan seolah enggan mengalah.
Dia yang tampak ingin menang dan menonjol.
Dia yang bisa kapan saja membuatmu menjadi bahan lelucon yang tak jarang menyakitimu. 
Pada siapa diri ini bicara? 
Yang lain peduli dengan lainnya, kamu mencoba peduli pada semuanya dan menjadi netral. 
Tapi....., tak ada yang peduli denganmu. 
Memangnya kamu siapa? 
Kamu perlu menjaga perasaan dua orang lainnya. Kamu yang selalu tampak sehat. Benar, rasanya tak perlu dikhawatirkan. 
Sementara pikiranmu melayang-layang bak dedaunan yang terbang tertiup angin. 
Kamu selalu dan selalu mencoba lebih tenang, banyak diam, tapi banyak yang dipikirkan. 
Takut tertinggal, diam ketika dijatuhkan karena kamu enggan memulai perdebatan. 
Bahkan, rasa pedulimu jadi becandaan yang buat tawa mereka meski sebenarnya kamu lelah menerimanya. 
Kamu....., kamu pendam semuanya. Merasa tak pantas dan dikelilingi orang-orang baru yang karakternya bahkan lebih melelahkan. 
Mengapa kamu banyak menjaga perasaan orang lain? Sedangkan diri kamu, kamu biarkan dia terluka. 
Kamu begitu lelah, bukan karena kegiatannya. Berinteraksi dengan banyak orang dan kamu perlu banyak mengatur ekspresi agar terlihat easy going. Rasanya begitu melelahkan dan menguras banyak energi. 
Pembicaraanmu tak sampai pada mereka. Kamu kebingungan memulai semuanya. Canggung dan tak nyaman yang berujung lelah berkepanjangan. 
Lalu, kesalahan yang sering kamu perbuat secara tidak sengaja. Hal yang kian membuatmu merasa tak pantas bertahan tapi kamu sudah memulai dan perlu menyelesaikannya. 
Kamu yang takut tertinggal dan sebenarnya ada haus pengetahuan tapi juga bingung karena "Aku bahkan tak tahu apa yang tidak aku tahu".
Semuanya begitu kompleks, tapi kamu terus menghela napas yang sesak. 
Penat dalam kepala dan tenggang sekali. 
Mengapa, mengapa mereka dengan mudahnya bisa berkata seperti itu? 
Mengapa, mengapa ada satu orang itu yang begitu melelahkan dan terkadang menyakitkan meski hanya mendengar ucapannya? 
Temanmu salah, tapi apa yang kamu ucapkan....
"Kali ini, barang apalagi yang ingin kamu pecahkan."
"Makanya, cari dulu dong. Cari..., cari..., baru tanya."
"Apasih receh banget ni anak."
"Hayoloh, gimana tuh...."
Ya Tuhan, tahu diri tidak bisa mengontrol kelakuan dan perkataan orang lain. Tapi, begitu melelahkan mendengar segala ucapan-ucapan dan tingkahnya yang seperti itu. Awalnya biasa, lama-lama kubiarkan saja meski tak jarang timbul luka. 

Ini adalah ujian terberat bagi diri. Dipikir, masa kampus dahulu begitu mengerikan. Realitanya, masa inilah yang paling memberatkan saat ini. Begitu melelahkannya harus tampil "baik-baik saja", di saat begitu lelah dan perlu menjaga perasaan lainnya. 

Baiklah, semuanya sudah cukup tercurahkan. Meski tidak seleganya penuh, tapi mari isi kembali diri ini dengan hal-hal yang bisa dikontrol. Percayalah, ini ujian begitu tak mudah. Namun, bukan berarti kamu jadi mudah menyerah. 
bukhoriganAvatar border
evywahyuniAvatar border
phyu.03Avatar border
phyu.03 dan 2 lainnya memberi reputasi
3
743
1
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.5KThread42KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.