priagodlikeAvatar border
TS
priagodlike
Kenapa Sih Kalau Ngobrol Harus Selalu Ada Sisipannya?
Saya tinggal di Jaksel sudah sudah mau menginjak 5 Tahun. Asli saya dari sebuah Kabupaten di Jawa Barat. Konon Jaksel itu bahasanya gaul dan keminggris. Bisa ya bisa enggak. Masalahnya, walapun saya tinggal di Jaksel, tongkrongan saya bukan di Senopati, District 8, ataupun SCBD. Saya tinggal di pinggirannya yang mepet ke Jaktim. Jadi bahasa, yang katanya, gaul itu praktis tidak saya gunakan. Apalagi saya bekerja di lingkungan emak-emak. Yang ada malah bahasa emak-emak yang ke-brainwash di kepala.

Soal keminggris atau enggak, saya kira bukan perkara lahir atau tinggal di jaksel saja. Tinggal di penghujung Danau Tondano pun kalau bocahnya mau keminggris ya keminggris saja. Saya yang tinggal di Jaksel pun, kalau gak mau keminggris ya gak keminggris juga. Namun saking keramatnya Jaksel, bukan orang Jaksel pun, kalau bicara keminggris, disebutnya orang Jaksel juga. Namun bukan Orang Jaksel secara biologis, tapi Jaksel ideologis. Mirip-mirip seorang Gusdurian yang menyatakan, memang kami bukan anak biologis Gusdur, tapi kami adalah anak ideologis Gusdur.

Bagi saya, mau tinggal di Jaksel atau enggak, di mana ini bukan privilege juga sebetulnya. Mau keminggris atau enggak. Itu bukan persoalan. Yang ingin saya persoalkan di sini adalah, orangnya memang gak keminggris, tapi kalau ngomong, meski bahasa daerah, selalu ada sisipannya. Mungkin tidak semua orang merasa seperti ini, tapi terus terang, saya merasa terganggu. Serasa ada ganjalan dalam berkomunikasi.

Biar mudah, saya mau buat ilustrasi:

Ilustrasi pertama, komunikasi yang selalu ada sisipannya.

A: Eh, tahu gak, njir.
B: Kenapa, EG.
A: Gw tadi abis ditilang, dong!
B: Seriusan?
A: Seriusan, EG.
B: PEAK, sih lo.
A: Gw kelupaan bawa SIM, Dong!.
B: Ah, tolol sih lo, PEAK.
A: Ah, ng**e******ot lo. Bukannya kasih samangat ke gw.
B: Lagian si lo, segala kelupaan SIM, dasar ko***t***ol
A: Ah Bego, sih, lu.
B: Lu yang BEGE, njir.

Kata yang saya cetak tebal adalah kata sisipan yang menurut saya tidak perlu. Kata sapaan akrab yang harusnya berbentuk: Bung, Mas, Sob, Bro, Kak, Bos, diganti menjadi: Njir (Plesetan kata Anjing), EG (Plesetan dari kata BEGE atau BEGO), PEAK (Pendek akal alias bodoh), Menyebut kelamin sekaligus aktivitas seksual. Apalagi sisipan kata dong, dong, dong, kedondong?

Ilustrasi kedua, komunikasi normal.

A: Eh, tahu gak, Bung
B: Kenapa?
A: Gw tadi abis ditilang!
B: Seriusan?
A: Seriusanlah.
B: Apa masalahnya?
A: Gw kelupaan bawa SIM

B: Tinggal sidang aja, sih.
A: Ah, lo. Bukannya kasih samangat ke gw.
B: Lagian si lo, segala kelupaan SIM
A: Ya namanya juga lupa.
B: Kalem, gw juga sering lupa, koq.


Harapan saya memang Indonesia ini baik-baik saja. Semua orang mengobrol normal tanpa ada sisipan yang gak perlu. Terus terang, dari semenjak akil baligh saya tidak pernah mengobrol memakai kata sisipan. Saya mengobrol layaknya orang normal saja. Pun, seringnya lawan bicara mengikuti alur bicara saya yang tanpa sisipan. Maka, sekalinya mendapati lawan bicara menggunakan sisipan kepada saya, semisal: "Ah, Peak sih lo, dasar EG." Kadang saya mikir juga, apakah saya se-PEAK dan se-BEGO itu. Masalahnya lagi, apakah yang ngatain saya PEAK dan BEGO (atau EG) itu tidak lebih PEAK dan BEGO dari saya. 

Masalahnya, kalau mau jujur-jujuran semua orang memang ada sisi PEAK dan BEGO, tapi jangan salah, ada sisi smartnya juga. Biar adil kenapa bagian yang positifnya tidak pernah diungkapkan untuk dijadikan sisipan. "Cerdas lu.", "Ah, kepinteran sih lo.", "Lo terlalu smart sih orangnya." Sisi lain memang mengejek, tapi dengan cara elegan dan sarkastik. Tidak brutal seperti mengatakan "PEAK lo", "Anjing lu emang."

Tapi atas nama keakraban, persahabatann, kata-kata sopan dan ramah itu hanya bisa bertekut lutut pasrah dihapan kerajaan: PEAK lo, BEGE lo, Njir, Dong dll.

Para agan tidak perlu sependapat dengan saya. Saya menghormati para agan jikalau di bagian terakhir thread ini tetap memutuskan untuk menggunakan kata sisipan dalam obrolan. Namun jika para agan sependapat, yok mulai kurangi. minimal, dua kata sisipan ini saja dalam obrolan: EG dan Njir
Diubah oleh priagodlike 23-04-2022 12:07
arey7Avatar border
arey7 memberi reputasi
1
565
0
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Komunitas Bahasa
Komunitas Bahasa
146Thread367Anggota
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.