Pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat atau PPKM adalah kunci kesuksesan menghadapi pandemi, peningkatan level PPKM adalah cara merubah pandemi menjadi epidemi.

Dunia terus melakukan penelitian tentang virus corona yang menghebohkan tahun 2019 dan mengasilkan mutasi virus corona untuk menjalin hubungan netral dengan manusia. Perjuangan tim peneliti mengasilkan banyak jenis virus corona yang bisa menghambat aktifitas manusia.

Manusia tidak bisa terpapar virus dengan intensitas paparan tinggi secara volume dan intensitas paparan lama secara waktu, jadi virus akan merusak sistem imunitas tubuh dan mengakibatkan kematian.

Idul fitri adalah kegiatan yang menjadi peringatan di Jawa Timur karena ada budaya mudik lebaran dan manusia berkumpul menjadi satu dengan emosi yang beragam. Emosi menciptakan kinerja tubuh yang mempengaruhi peredaran darah sampai cairan tubuh dan virus akan muncul diantara dua celah.

Manusia yang tidak terkendali secara psikis dan fisik bisa terpapar virus kemudian menjadi sumber berkembang biak untuk virus yang kemudian menyebar untuk menginfeksi ke sarang baru di tubuh.

Emosi memiliki banyak jenis dan ada bentuk emosi yang tidak teridentifikasi dan peneliti psikologi menemukan ada emosi yang ditularkan. Fisik seperti tubuh juga memiliki sifat yang sama dengan emosi yaitu memiliki banyak jenis dan ada bentuk yang unik.

Ilmu sangat luas untuk dikuasai seseorang tetapi keputusan adalah kumpulan dari berbagai ilmu kecil yang berantakan. Ada sisi keajaiban di dunia untuk mendapatkan keadilan seperti mendapat semua susu wanita pada bayi. Wanita menyusui pada bayi tetangga adalah kebaikan sama dengan menjalin hubungan dengan orang lain di luar keluarga, jadi memberikan kehidupan kepada orang lain adalah kebaikan.

Rasulullah bersabda "Orang-orang yang saling menyayangi karena Allah tanpa ada hubungan keluarga dan nasab diantara mereka, Demi Allah wajah-wajah mereka pada hari itu mereka bersinar bagaikan cahaya di atas mimbar-mimbar dari cahaya. Mereka tidak takut di saat manusia takut dan mereka tidak sedih di saat manusia sedih," (Hr. Abu Daud)