Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

janahjoy35Avatar border
TS
janahjoy35
Habil - Bisa liat apa yang gak bis akita liat


Gue ingin bercerita tentang seorang pemuda yang unik. Konon katanya, pemuda ini bisa melihat mahluk yang tak kasat mata. Namanya Habil.

Menurut gue, Habil itu ganteng. Dia selalu tersenyum yang lebih mirip ke nyengir. Perawakannya tinggi dan kulitnya putih bersih. Rambutnya ikal dengan warna hitam kecoklatan. Entah itu asli atau dia sering panas-panasan.

Dia adalah senior gue. Dari sekian banyak senior, dia yang paling baik dan ramah sekaligus terlihat paling blo'on.

Gue ama habil semakin akrab. Mungkin karena cuma gue yang mau ngobrol berlama-lama dengan dia, cuma gue yang selalu balas tersenyum setiap kali papasan dengan dia yang selalu nyengir.

Kadang gue mikir, apa mungkin saraf wajahnya bermasalah. Karena ekspresinya selalu tersenyum. Apapun kondisinya. Mau sedang di maki sekalipun, dia selalu nyengir selalu tersenyum. Karena itu, dia semakin terlihat blo'on dan jadi bulan-bulanan candaan rekan team yang lain.

"Juju..." sapa Habil dengan senyum lebar.

"Hoy, Habil..." jawab gue. Bikin Habil tersipu.

"Juju, tadi kamu dicariin Dita."

"Oh, ya? Sekarang kemana si Dita nya?"

"Kayaknya ke gudang." Habil tersenyum sambil merapihkan box-box sepatu. "Juju, kamu akrab ya sama Dita?"

Gue tersenyum jahil mendengar pertanyaan Habil yang gak biasanya. "Kenapa? Lo suka ama Dita?"

Habil tersipu dibalik cengirannya, lalu menggeleng pelan seperti bocah yang pura-pura gak mau di kasih duit. "Enggak, kalian bakal jadi sahabat sampe tua nanti. Kalian cocok."

"Ama lo juga gue cocok," goda gue. Semakin Habil kaya bocah, rasanya semakin pengen gue godain.

Habil menggeleng-geleng kepalanya cepat, sampai rambut ikalnya goyang-goyang lalu ngasih gue cengiran yang langsung bikin gue pengen pergi.

"Bye Habil, gue ke gudang dulu, ya." gara-gara si Dita nih, gue jadi suka pake kata BYE. Norak.

Sebelum ke gudang, gue melipir dulu ke toilet. Biasanya, jam-jam segini tuh Dita emang suka ngajak gue ke toilet.

Gue liat asap mengepul dari salah satu bilik toilet. Gue masuk ke bilik sebelahnya.

"Aku punya teman, teman sepermainan."  Gue mulai bersenandung.

Lagu TTM adalah kode yang Dita dan gue sepakati untuk berbagi rokok saat nyuri-nyuri waktu merokok di toilet pabrik. Biasanya cukup satu bait, Dita akan menyodorkan rokok sekaligus korek api dari celah bawah bilik toilet yang terbuka. Tapi, setelah beberapa saat gue tunggu, kok gak ada tanda-tanda rokok nongol.

"Ke mana ada dia, selalu ada aku,"  Gue lanjut menyanyikan lagu TTM.

Orang di sebelah bilik toilet tetap diem. Jangan-jangan bukan si Dita.Pikir gue.

"Ekhem!! Dit!" panggil gue. Tidak ada jawaban. Hanya keheningan yang terasa semakin mencekam.

Tiba-tiba gue merinding. Gue gak sudi kaya di film-film horor yang suka nekat melongok, untuk mastiin siapa yang ada di balik bilik toilet samping gue. Buru-buru gue putuskan untuk segera keluar dari bilik toilet. Asap masih terlihat mengepul dari bilik toilet samping gue tadi. Gue berlari tunggang langgang keluar dari toilet.

Gue ngos-ngosan, napas gue sesak. Lari dalam keadaan takut emang menyiksa. Gue masih merinding membayangkan siapa yang ada di bilik toilet tadi. Kalaupun itu bukan Dita, gue berharap banget itu orang lain. Bukan, hantu.

"Juju!" Panggil Habil yang berjalan santai ke arah gue sambil mendorong rolly kosong. Sukurlah. Untuk pertama kalinya gue seneng banget denger suara Habil.

"Eh, Habil? Mau... ke line... produksi?" tanya gue terpatah-patah karena masih ngos-ngosan.

"Iyah..." Habil nyengir. Untuk kali pertama, gue suka ama cengiran kudanya Habil. "Ju,  kalau aku liat, kamu kemana-mana berdua terus." katanya membuat gue nengok ke kiri, kanan dan belakang gue. Gara-gara kejadian di toilet, gue jadi parno.

"Bedua ama siapa? si Dita?" tanya gue berusaha berpikir positif.

"Bukan. Kakek-kakek pake baju putih, pake sorban. Itu yang selalu ngikutin kamu. Tapi dia baik kok. Kayaknya, dia emang jagain kamu, deh."

"Jangan bercanda, Habil. Gak lucu!" kata gue, gak terima.

Habil cuma nyengir sambil mengangkat singkat kedua bahunya lalu pergi tanpa memperdulikan gue yang masih gak terima dengan omongannya.

Gue geleng-geleng kepala tak percaya. Bisa-bisanya Habil yang terkenal polos, bercanda seperti itu ama gue.

***

Sesampai di gudang, gue liat Dita lagi sibuk ngitungin hang tag. Pemandangan itu seketika bikin gue merinding. Berarti yang di toilet emang bukan dia.

"Hei, Juju. Dari tadi gue cariin. Dari mana, sih? belum smedi nih kita." Seru Dita menyambut kedatangan gue.

Gue mendekati Dita dan langsung berselonjor lemas. "Hari ini gak ada smedi. Nanti kita keluar aja, ngerokok di luar." Bisik gue.

Peraturan pabrik emang melarang keras siapapun merokok di area pabrik termasuk toilet. Tapi, bukan Dita namanya kalo gak ngelanggar peraturan. Dan begonya gue, gue ikut-ikutan. Gue juga heran, kenapa melanggar peraturan lebih menyenangkan ketimbang lurus-lurus aja ngikutin aturan.

"Kenapa emang?" ada satpam?" tanya Dita, balik berbisik ke gue.

"Bukan. Kalau satpam kan udah aman. Yang terakhir mergokin kita, kan udah lu sogok pake cint--"

Dita membekap mulut gue. Dia masih merahasiakan jalinan asmaranya sama Tino, satpam yang kebetulan mergokin gue ama Dita lagi ngerokok di toilet. Dengan kemolekan dan keluwesan tutur bahasanya, Dita berhasil meluluhkan ketegasan Tino dan membuat Tino ikut-ikutan melanggar peraturan.

"Ada hantu, ya?" tanya Dita. kali ini dia gak berbisik sehingga menarik perhatian staf-staf gudang yang lain. Cerita hantu memang selalu menarik perhatian.

"Bukan." Jawab gue singkat membuat staf-staf gudang yang sempet nengok jadi kecewa dan kembali pada kesibukannya masing-masing. "Eh, lo tadi nanyain gue ke Habil, ya?"

"Iya, kenapa emang?"

"Menurut lo, Habil itu aneh gak sih?"

Dita terlihat berpikir sejenak. "Kaya blo'on gitu ya? Sayang ya, padahal ganteng." Dita tertawa. "Ngapain lo tiba-tiba nanyain si Habil? Jangan bilang, lo..."

"Enggak, bukan gitu."

"Gitu apaan?"

"Maksud lo, gue suka kan ama Habil. Bukan gitu!"

Dita tertawa. "Terus, kenapa?"

"Emang bener ya, dia bisa liat mahluk gaib? Masa dia bilang ada yang ngikutin gue." kata gue sambil bergidik ngeri.

"Banyak yang bilang sih gitu." Jawaban Dita membuat gue melotot karena gak percaya sekaligus takut.

"Lo bercandain gue, ya?"

"Yee, kagak. Katanya emang dia bisa begitu sejak Ibunya meninggal."

Badan gue rasanya makin lemas. Si Habil bener-bener polos ya. Bisa gak sih, dia gak usah ngasih tau gue soal apa yang bisa dia liat dan gue gak bisa. Kalau begini, kan, gue jadi parno.

Gue narik napas berat. HABILLLLL!!!!teriak batin gue.

***


Diubah oleh janahjoy35 31-03-2022 09:01
nayantaAvatar border
redricesAvatar border
sulkhan1981Avatar border
sulkhan1981 dan 5 lainnya memberi reputasi
6
970
4
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread42.5KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.