Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

adia71199733Avatar border
TS
adia71199733
Jembatan Cinta
Quote:


Semilir angin menerpa tubuhku; menerkam kalbu yang terasa membeku. Pada gelapnya malam, di ujung jembatan, tepat dibawah sinar bulan, aku menyerahkan kehidupan, dalam artian menjemput kematian. Kulebarkan tangan seolah siap menghadap ilahi. Kendati ... seseorang datang menarik raga ini, melepaskannya dari malaikat pencabut nyawa. Kala itu terjadi, kupejamkan mata erat-erat. Bukan rasa takut yang menusuk jiwaku, tetapi rasa malu yang mulai mengalir sampai ke darah daging. Malu, karena merasa tidak pantas menjadi manusia. Malu, karena tidak pantas untuk hidup. Malu, karena merasa sial.

" ... Kau tidak apa-apa?" Kalimatnya begitu menohok. Apakah itu ungkapan rasa peduli atau justru kalimat ledekan? Dalam hidup ini, aku selalu menemukan seseorang yang seolah peduli padaku, padahal dia hanya menjadikanku lelucon. Aish, sialan! Aku mulai terbawa emosi, aku ingin bunuh diri lagi.

"Lepaskan aku!" teriakku dengan amat kencang. Pria itu terperanjat kaget. Dia itu begitu tampan, andai kami bertemu dengan cara yang lebih baik, mungkin aku akan jatuh cinta padanya. Akan tetapi semua ini menjadi runyam kala situasi sedang rumit seperti ini. Untuk apa dia datang menyelamatkanku? Seharusnya kalau mau jalan, ya jalan saja. Tidak usah lihat orang mau bunuh diri.

"Tidak. Kau tidak bisa begini. Mati tidak akan membuat masalahmu menjadi hilang," katanya sembari memegang tanganku erat-erat. Tangannya begitu hangat. Aku jadi ragu bunuh diri. Apa yang kupikirkan! Kenapa sebuah tangan bisa mempengaruhi niat bunuh diri seseorang?

"Kau berkata seperti itu karena kau tidak memiliki masalah," ucapku dengan penekanan.

"Semua manusia pasti memiliki masalah. Tapi bukan berarti kita bisa mengakhirinya dengan bunuh diri. Ayolah, kau masih muda! Jangan begini." Pria yang tak kukenal itu nampak berbicara amat tulus. Hah, manusia memang paling bisa berkata manis.

Aku menarik napas dalam. "Kenapa kau menghalangiku?" tanyaku amat jengkel.

"Karena kau berhak hidup. Kau berhak bahagia, dengan tetap hidup. Kau juga harus yakin bahwa nestapa akan kian mereda!" ujarnya bagaikan seorang motivator.

Aku mendengus sebal. Baiklah, jika sudah begini aku harus bagaimana? Aku tidak mau memancing keributan apapun, terlebih lagi otakku memang sudah banyak sekali masalah. Aku tidak mau menambah masalah lain. "Baiklah, aku tidak akan melakukannya," ucapku. Hari ini aku tidak melakukannya, tetapi masih ada hari esok, bukan?

"Aku akan mengantarmu pulang," ucap pria itu. Haih, kenapa dia harus mengantarkan aku? Kita bahkan tidak saling mengenal.

"Tidak usah! Aku bisa sendiri," sahutku agak kesal.

"Aku akan mengantarmu. Ayo! Jika ditinggal kau akan bunuh diri lagi." Dia menarik tanganku. Kenapa ada manusia sepeduli ini, bahkan kepada orang yang tidak ia kenal? Aku menggeleng, mengikuti langkahnya. Sampailah kami di kursi mobil, aku duduk dengan damai. Tiba-tiba hujan datang membasahi bumi. Rasa dingin menusuk kulitku ini. Aku mengusapkan tangan barangkali dapat kehangatan. Seseorang di sampingku kini tengah melirikku, menatapku dengan lekat. Dia mengerahkan jaketnya ke tubuhku. Jarak kami saat ini sangat dekat, aku bisa merasakan deru napasnya. Dia semakin menipiskan jaraknya denganku. Aku memejamkan mata erat-erat ....

#romance
Diubah oleh adia71199733 26-03-2022 04:43
bukhoriganAvatar border
bukhorigan memberi reputasi
1
284
1
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread42.5KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.