Perdana Menteri Pakistan, Imran Khan sekali lagi mengecam kekuatan asing (Barat) yang terus menerus menekan negaranya agar memutuskan hubungan dengan Rusia.

Dilansir RT.com, Senin 21 Maret 2022, Perdana menteri menjelaskan mengapa dia menolak untuk bergabung dengan paduan suara internasional yang mengutuk Rusia atas serangannya terhadap Ukraina, dengan mengatakan bahwa Pakistan tidak akan mendapatkan apa-apa dengan memenuhi permintaan tersebut.

Pakistan bersumpah untuk tetap tegak pada kebijakannya sebagai negara berdaulat dan mengutamakan kepentingan terbaik bangsa dan rakyatnya.

“Selama tiga setengah tahun ini saya hanya terus berikhtiar agar rakyat Pakistan menjadi lebih makmur,” kata Perdana Menteri Imran Khan.

“Saya belum membungkuk di hadapan siapa pun dan tidak akan membiarkan bangsa saya juga tunduk,” tegasnya.

Imran Khan mengecam Barat karena memperlakukan orang Pakistan seperti ‘budak’.

“Saya bersumpah bahwa saya tidak akan bersujud di hadapan siapa pun kecuali pada Allah SWT,” Khan mengulanginya.

Ditegasknnya, kampanye perang global melawan teror yang dipimpin AS adalah contoh kebijakan yang dipaksakan oleh Barat yang pada akhirnya tidak membawa apa-apa selain penderitaan bagi Pakistan dan negara lainnya.

“Kami menjadi bagian dari perang Amerika melawan teror di Afghanistan dan kehilangan 80.000 orang dan USD100 miliar,” katanya.

Pakistan hingga kini tetap tegak memilih untuk netral bersama 34 negara lain, termasuk Cina, Afrika Selatan dan India.

sumber

harusnya Indonesia bersikap seperti Pakistan