Hari ini aku sangat kecewa dengan keadaan. Sedih banget rasanya dikkala seseorang yang aku anggap bisa menjadi payung disaat hujan, justru malah menjadi badai terbesar dalam kehidupan. Hatiku lirih amat tersayat, perih bagai diiris. Entah sampai kapan aku akan merasakan kehidupan seperti ini. Luka ini tentang Ayah dan Mama tiriku. Salahkah aku jika aku hanya ingin diperlakukan dengan baik? Ayah hari ini aku dikunci di kamar mandi. Aku mengadu padamu, tetapi kenapa malah kau omeli? Kenapa kau malah mengusirku? Apakah suaraku merupakan suatu kesalahan? Aku juga tidak ingin hidup seperti ini. Aku tidak ingin menjadi luka yang terus menderita. Aku cukup lelah, sangat. Bisa tidak, aku menjadi kau dan kau menjadi aku. Sekali saja kau rasakan apa yang aku rasakan selama ini. Barangkali dengan begitu, kau bisa berempati setidaknya seujung jari. Bisa tukeran posisi? Pasti tidak! Kendati aku selalu bermimpi hari itu tiba.



Aku selalu memiliki harapan untuk bersinar di masa depan. Aku selalu berharap bisa menjadi bintang dikala malam menyapa. Menjadi seseorang yang terus tersenyum meskipun dunia mulai suram. Menjadi bahagia meskipun tidak harmonis. Menjadi sesuatu yang menghasilkan sesuatu untuk orang-orang disekelilingku.

Aku tidak ingin siapapun merasakan apa yang kurasakan. Jadi, untuk kalian yang setidaknya sedikit memiliki nasib serupa, mari saling berpelukan di sini!