ryanmallay2000Avatar border
TS
ryanmallay2000
KAMU SEPERTI POHON PISANG
"Kamu seperti pohon Pisang, punya jantung tapi tidak punya hati", kataku sambil sedikit emosi melihat tetanggaku yang terlalu ego.
"Apa salahku? aku tidak ambil hak orang, tidak merugikan orang, dan tidak melakukan pelanggaran hukum", dia mencoba menjelaskan.

Permasalahannya sepele, dia akan membuat pagar rumahnya yang terlalu tinggi dikarenakan selama ini dia terusik oleh anak-anak kompleks yang bermain layang-layang. 

Memang itu adalah hak dia, secara faktual tidak merugikan orang dan tidak juga melanggar hukum tetapi gara-gara pagar yang tinggi itu, anak-anak kompleks kehilangan tempat bermain.

Baginya tidak terlalu penting mikirkan anak-anak itu, tetapi sebenarnya di masa kanak-kanak itulah masa emas untuk belajar bersosialisasi. Negeri ini hampir kehilangan nilai luhur bangsa, yang dulu sesepuh kita sering anjang sana, sekarang hanya melalui media sehingga tidak pernah kita ketahui tetangga yang kesusahan. Bahkan teroris bersembunyi di sebelah rumah bisa tidak ketahuan dengan alasan ybs tidak pernah sosialisasi. Padahal jika sering anjang sana, tidak akan mungkin ada kesempatan baginya merakit bom.

Kita juga hampir kehilangan ras tepo seliro, enggan berempati dengan orang lain dan selalu mengedepankan hak sendiri dikarenakan kemapanannya sehingga mampu hidup mandiri dan tidak butuh pertolongan orang lain serta juga tidak mau membantu orang lain.

Kita hampir kehilangan toleransi sehingga sangat mudah untuk diadu domba. Hanya dengan berita Hoax saja bisa bertetangga tidak rukun.

Banyak hal lagi yang aku beri masukan agar dia tidak egois terhadap lingkungan.

"Pohon pisang itu memang lurus, tapi lembek, Bro", kataku.
"Maksudnya?"tanyanya
"Walau kamu benar, tetapi kamu lemah tanpa konfirmasi dengan warga sekitar, urungkanlah niatmu?", saranku. 
"Masa' aku harus mengalah demi anak-anak itu?", dia masih bersekukuh.

"Pohon Pisang itu cepat berbuah, setelah berbuah akan dipancung, Bro!", jawabku.
"Maksudmu?", tanyanya
"Kamu mungkin cepat sejahtera, tetapi ingat rejeki itu dari Tuhan, bila pagar itu menghambat orang lain, sekalipun hanya anak-anak, nanti Tuhan juga yang akan memberi kamu peringatan", aku jelaskan kepadanya.

akhirnya dia mau juga mengurungkan niatnya.
"Bro, kita akan membutuhkan orang lain termasuk anak-anak itu. Kelak mereka juga yang akan mengusung mayat kita ke kuburan bukan kita berjalan sendiri, maka jangan pernah abaikan orang lain, termasuk anak-anak", nasehatku sebelum aku tinggalkan dirinya.
pulaukapokAvatar border
seojoonAvatar border
dewisuzannaAvatar border
dewisuzanna dan 3 lainnya memberi reputasi
4
1.2K
5
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.5KThread42.1KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.