Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto  mengetahui secara persis potensi  yang ada di berbagai segmen masyarakat, baik sosial, politik maupun kemasyarakatan. Maka wajar jika kemudian yang dilakukannnya  sebagai perpanjangan tangan pemerintah, sekaligus pengambil kebijakan adalah dengan menyambungkan semua  itu dalam jaring besar yang tujuan akhirnya untuk kesejahteraan bagi semua.

Langkah  itu terasa  kian penting seiring perubahan perilaku berusaha dan keseharian yang telah mengarah kepada contactless ekonomy. Trends yang dalam prediksi ekonom akan terus berlanjut dan berkontribusi besar pada pertumbuhan ekonomi di masa depan. Kondisi yang sekaligus juga menjadi salah satu akselerator transformasi digital di banyak lini bisnis dan ekonomi. 

Saat ini,  potensi  ekonomi digital indonesia diperkirakan berada di kisaran US$146 miliar pada 2025 mendatang dan akan menjadi yang tertinggi di wilayah ASEAN. Itu tak lain antara lain karena sejumlah faktor seperti  total penduduk yang terbesar ke-4 di dunia dengan jumlah penduduk usia produktif mencapai 191 juta atau 70%. Belum lagi bicara tentang pengguna internet Indonesia yang pada tahun 2022 juga mengalami peningkatan sebesar 2,1 juta dari sebelumnya. Sebuah modal besar dan bagus untuk membangun perekonomia di era digital.
Selain itu juga Indonesia sedang mengalami bonus demografi yang didominasi generasi muda usia 16 s.d. 30 tahun yang biasa disebut generasi milenial dan Gen-Z. Seperti catatan  Sensus Penduduk BPS (2020), Indonesia memiliki 64,5 juta pemuda dari 270,2 juta penduduk.

Dengan gambaran tersebut, Ketua Umum Partai Golkar ini menawarkan peluang kepada Pemuda Muhammadiyah, sebuah organisasi sayap dibawah ormas Islam terbesar Indonesia, Muhammadiyah, untuk tidak ketinggalan mengambil bagian dari porsi peluang pertumbuhan tersebut. Peluang itu bisa dimulai dengan terus mengembangkan kemampuan digital native, atau SDM bertalenta digital sekaligus menjadi technopreneur yang berdaya saing.  Apalagi dalam 15 tahun ke depan Indonesia akan membutuhkan setidaknya 9 juta orang atau 600 ribu orang per tahun.

Pada titik ini, kader-kader Pemuda Muhammadiyah diharapkan dapat mengambil bagian untuk membuka kesempatan kerja bagi masyarakat dengan berwirausaha. Sedangkan pemerintah bertugas mendorong tumbuhnya wirausaha dengan memberikan dukungan pembiayaan bagi UMKM melalui program KUR. Peluang itu yang secara langsung disampaikan Airlangga Hartarto kepada para pemuda yang bergabung saat menjadi pembicara dalam Seminar Nasional Pimpinan Pusat (PP) Pemuda Muhammadiyah bertema “Gerakan Kemandirian Pemuda, Prospek, dan Tantangan di Era Digital",.

Beberapa waktu lalu.  “Segmentasi KUR yang telah terbagi menjadi KUR super mikro, mikro, dan kecil dapat dimanfaatkan bagi kader Pemuda Muhammadiyah yang ingin membangun usahanya sejak dini. Sepanjang 2021, pembiayaan KUR telah disalurkan sebesar Rp280,17 triliun dan diberikan kepada 7,38 juta debitur,” kata Airlangga.

Apa yang disampaikan Airlangga tersebut terkait peran masa depan pemuda Muhammadiyah adalah juga sebagai bentuk meneladani Nabi Muhammad SAW yang juga merupakan wirausahawan sejati. Sosok yang menjadi rujukan utama asal muda berdirinya Muhammadiyah hingga menjadi salah satu ormas  Islam terbesar  di Indonesia.