Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

Nautilus7Avatar border
TS
Nautilus7
Media AS Telanjangi Negaranya, Bukti Ukraina Jadi Boneka Barat U/ Perang dengan Rusia
PIKIRAN RAKYAT - Satu di antara media terbesar di Amerika Serikat secara perlahan 'menelanjangi' kebijakan AS di Ukraina.

Dari banyaknya persenjataan AS yang dikirim ke Ukraina, seperti menggambarkan jika negara tersebut sengaja dijadikan boneka untuk berperang dengan Rusia.

Meski bukti pengiriman senjata sudah terang benderang, AS masih "bersembunyi" atas nama kemanusiaan.

Serupa dengan AS, Sekutu Barat juga melakukan hal sama. Mereka mengirimkan ribuan senjata berat ke Ukraina.

The Washington Post melaporkan AS mengirimkan perangkat keras militer senilai ratusan juta dolar ke Ukraina sejak Desember 2021.

Pengiriman senjata tersebut jauh sebelum Presiden Rusia, Vladimir Putin melancarkan operasi khusus ke tetangganya, Ukraina.

Media tersebut mengabarkan jika AS menghimpun persenjataan dari Barat, seperti Inggris, Kanada, Polandia, dan Lithuania.

Total, ada 50 pesawat kargo yang membawa perangkat keras militer dari AS dan Barat sudah mendarat di Ukraina sebelum dimulainya operasi militer Rusia.


Memasuki bulan pertama 2022, sekitar 2.000 ton senjata modern, amunisi, dan alat pelindung dipasok ke Ukraina.

Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Rusia lebih lanjut menyebut Inggris mentransfer lebih dari 2.000 unit persenjataan anti-tank.

Sebelum operasi khusus dimulai, Rusia sudah mengendus pasokan senjata tersebut. Mereka tegas mengatakan agar AS dan Barat menghentikan hal tersebut.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan, Moskow beberapa kali meminta Uni Eropa dan NATO untuk menghentikan.

Rusia menyebut jika tindakan AS dan Barat memprovokasi rezim Kiev untuk memulai peperangan.

Apa yang dilakukan AS dan Barat saat itu mengancam risiko besar bagi penerbangan sipil dan sistem transportasi lainnya di Eropa dan sekitarnya.

“Penyelenggara pengiriman ini harus menyadari meningkatnya ancaman senjata presisi tinggi yang jatuh ke tangan elemen teroris dan formasi bandit tidak hanya di Ukraina, tetapi juga di Eropa secara keseluruhan," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri, Maria Zakharova.

"Aliran senjata ini jatuh ke pasar ilegal dan ke tangan jaringan teroris, hanya masalah waktu saja. MANPADS menimbulkan bahaya besar bagi penerbangan sipil, dan ATGM untuk transportasi kereta api dan infrastruktur," ucapnya.

Sebagai informasi, Rusia melancarkan operasi khusus di Ukraina pada 24 Februari 2022.

Operasi dilancarkan setelah Kiev gagal mengimplementasikan perjanjian Minsk dan menyelesaikan konflik di Donbass secara damai.

Situasi tersebut membuat Presiden Rusia, Vladimir Putin tidak punya pilihan lain selain bertindak.

Apa yang dilakukan militer Ukraina, AS dan Barat dalam berminggu-minggu melakukan penembakan terhadap Republik Rakyat Donetsk dan Lugansk (DPR dan LPR) adalah salah besar.

Dengan adanya tindakan tersebut, dia memerintahkan pasukan Rusia untuk mendemiliterisasi dan mende-Nazifikasi Ukraina.

Moskow juga telah berulang kali memperingatkan negara-negara Barat agar tidak mengirim persenjataan canggih ke Ukraina, dengan alasan bahwa hal itu akan membuat Kiev berani dan mendorongnya untuk mencoba menyelesaikan konflik di Donbass dengan menggunakan militernya.***

Sumber
VeritonixAvatar border
nomoreliesAvatar border
T2YAvatar border
T2Y dan 7 lainnya memberi reputasi
6
2.7K
14
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita Luar Negeri
Berita Luar NegeriKASKUS Official
79.4KThread11.3KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.