Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

  • Beranda
  • ...
  • The Lounge
  • “Gus Dur Tidaklah Pergi, Gus Dur Hanya Pulang dan Tetap di Hati Kami”

kutarominami69Avatar border
TS
kutarominami69
“Gus Dur Tidaklah Pergi, Gus Dur Hanya Pulang dan Tetap di Hati Kami”
Sidoarjo

Haul Gus Dur 12, Koordinator GUSDURian Sidoarjo; “Gus Dur Tidaklah Pergi, Gus Dur Hanya Pulang dan Tetap di Hati Kami”

Jatim Online - Berita, Peristiwa

Januari 17, 2022

Komentar

BAGIKAN



Dialog dalam rangka Haul Gus Dur 12 di Klenteng Tjok Hok Kiong Sidoarjo 15 Januari 2022

Sidoarjo | JATIMONLINE.NET,- Bertajuk “Indonesia Ada Karena Keberagaman”, GUSDURian Sidoarjo menggelar Haul Gus Dur 12 pada Sabtu, 15 Januari 2021 di Klenteng Tjok Hok Kiong Sidoarjo.
Acara yang digelar sehari penuh tersebut merupakan inisiasi GUSDURian Sidoarjo bersama dengan seluruh Komunitas Lintas Iman di Kabupaten Sidoarjo.

Pada sambutannya, Koordinator GUSDURian Sidoarjo, M. Amrul Haq Zain, mengatakan bahwa Gus Dur merupakan sosok yang tak tergantikan hingga kini. GUSDURian ada karena Gus Dur.

“GUSDURian ada karena Gus Dur, kami meyakini bahwa Gus Dur tidaklah pergi, tapi Gus Dur hanya pulang dan tetap di hati kita masing-masing,“ kata sosok yang akrab dipanggil Zen itu.

Sementara itu, Arif, yang mewakili tuan rumah Klenteng Tjok Hok Kiong mengatakan terima kasih mendalam karena baru pertama kali ini di Klenteng Tjok Hok Kiong ada acara besar yang dihadiri tokoh-tokoh lintas iman.

“Kita meneruskan ajaran Gus Dur, bahwa kita sebagai bangsa, bisa hidup bersama, meski beda warna, beda pendapat, kita tetap sahabat,” kata Arif disambut tepuk tangan seluruh audien yang hadir.



Acara juga diramaikan dengan Barongsai dari Klenteng Tjok Hok Kiong

Pada acara Haul Gus Dur 12 itu juga digelar diskusi lintas iman dari berbagai narasumber yanga da di Jawa Timur. Dialog yang digawangii oleh Deklarator GUSDURian Sidoarjo Doddy Dyaudin itu berlangsung penuh hikmad. Tertutam saat narasumber bercerita tentang kesannya pada sosok Gus Dur.

Menurut Syamaun, yang mewakili Agama Tao, mengatakan sangat berterima kasih pada Gus Dur.

“Kami sangat berterima kasih pada Gus Dur, di tahun1999 tradisi imlek oleh Gus Dur dicabut keppres yang melarang perayaan tahun baru Imlek, dan memberikan kebebasan untuk merayakannya. Gus Dur kami rasakan masih ada di tengah kita,” kata Syamaun.

Narasumber berikutnya adalah Dian Jennie yang merupakan perwakilan dari Penghayat mengaku sangat terkesan pada Gus Dur.

“Kami memaknai Gus Dur sebagai tokoh pluralis yang sangat menjunjung tinggi budaya bangsa. Beliau dididik pada lingkungan agamis yang sangat kental, tapi itu tidak menjadikan beliau sebagai seorang yang fanatik pada Agamanya saja. Beliau mampu melihat keberagaman. Semangat Gus Dur tidak hanya menjadi inspirasi, tapi semoga akan lahir Gus Dur Gus Dur muda ke depan,” jelas Jennie.

Pengalaman berbeda diaampaikan Tokoh Tionghoa Lany Guito. Perempuan berkacamata itu membawa sebuah kliping koran tebal tentang pengalamannya.

“Kliping ini adalah kumpulan berita saat kami menggugat negara, karena kami penganut Konghucu. Saat itu kami diharuskan memilih agama lain yang tidak sesuai dg keyakinan kami. Dan Gus Dur hadir dua kali dalam persidangan kami. Memang terkesan tak etis menggugat negara, tapi ini adalah tanggung jawab moral kami. Dan Gus Dur lah yang datang menolong kita, jauh jauh beliau datang dari Jakarta, meluangkan waktunya untuk hadir dalam persidangan kami. Bagi orang Konghucu Gus Dur adalah pejuang sejati,” cerita Jennie dengan nada terharu.



Narasumber lain yaitu Bhante Jayamedo, yang merupakan Tokoh perwakilan dari Agama Budha. Bercerita tentang kesederhanaa Gus Dur.

“Kesan kami adalah kesederhanaan. Gus Dur hidup selalu sederhana, pakaian sederhana, makan sederhana, kendaraan sederhana. Sebelum jadi presiden beliau sering ke Sydney (Australia), dan disana selalu pakai mobil ummat. Mobil tersebut adalah sebuah mobil van untuk barang. Jadi sebelum dipakai, barang-barang harus diturunkan dan harus dibersihkan dulu, dan itu dibersihkan sendiri oleh Gus Dur,” kenang Bhante.

Wasudewa Battacarya, S.Ag, yang merupakan Tokoh perwakilan Agama Hindu menjelaskan terkait Gus Dur saat bepergian ke Bali.
“Menurut saya bercerita soal Gus Dur, tak dapat dipisahkan dari Bali.

Gusdur ketika ke bali lebih sering menginap di Pura. Bukan di Hotel atau Kantor NU misalnya. Itumerupakan pelajaran penting soal keberagaman. Sampai saat ini kita lestarikan itu, bahkan ada satu pura di Bali yang jadi satu dengan langgar. Gusdur memiliki nilai utama yaitu kemanusiaan, apabila kita memuliakan manusia maka dia memuliakan Tuhan begitu juga sebaliknya. Hal itu selaras dg ajaran dalam agama kami,” jelas Wasudewa.

Narasumber lain adalah, Romo Timotius Siga, yang merupakan Tokoh Katolik. Bercerita kesannya pada Gus Dur dan keluarganya.

“Secara Pribadi, saya ketemu Gus Dur belum pernah, tapi bertemu dengan hampir seluruh keluarganya sudah pernah. Gusdur adalah sosok pluralistik inklusif, bahasa jowone awak dewe iki dulur,” kata Romo Siga.

Sementara itu perwakilan Tokoh Agama Kristen, Pendeta Leonard Andrew Immanuel, menjelaskan bahwa Gus Dur merupakan manusia muldimensional.

“Dia seorang tokoh bangsa, budayawan, humoris, dan kredensial dlm keilmuan. Gerakan lintas iman adalah gerakan nalar, karena ada akal sehat, maka gerakan seperti ini bisa terus berjalan. Dan Gus Dur lah yang menjadikan semua ini ada,” tandas Pendeta Leonard.

Sementara itu penjelasan berbeda dikatakan Prof. DR. Zainul Hamdi, MAG, terkait kesan terhadap Gus Dur.

“Gusdur adalah orang besar, tokoh besar yang sanggup menertawakan dirinya. Hanya orang istimewa yang sangup menertawakan dirinya.

Dalam menghadapi hal sebesar impeachment misalnya, Gus Dur hanya enteng saja,” kata sosok yang biasa dipanggil Inung itu.



“Saya ada sebuah cerita yang mungkin tak banyak orang tahu. Saat pemakaman Gus Dur, ada 4 nenek-nenek yang berusaha mendekati pemakaman Gus Dur. Mereka berusaha keras mendekat. Saat ditanya mereka sebenarnya siapa, mereka menjawab, Kami adalah mantan gerwani yang apabila tidak dibangunkan rumah oleh Gus Dur mungkin akan menggelandang sampai sekarang,” kenang Inung.

Dalam forum dialog itu juga dihadiri oleh Tokoh Agama Baha’i. Perwakilan dari Agama Baha’i, Susi Susiana mengaku juga sangat terkesan dengan Gus Dur.

“Dalam perayaan hari raya Agama kami, yaitu hari raya Naurus Gus Dur hadir. Dan saat ditanya kenapa beliau membantu bahak’i, Gus Dur hanya menjawab saya tidak membantu Bahak’i, tapi saya hanya meluruskan UUD 1945. Gus Dur bagi kami adalah seorang Negarawan yang sangat mencintai Negeri ini dengan segala keberagamannya,” kata Susi.

Dialog Haul Gus Dur 12 ditutup oleh do’a dari masing masing perwakilan Agama yang hadir. (uzi).

https://www.jatimonline.net/haul-gus...i-hati-kami/3/




0
446
2
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.2KThread83.8KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.