Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

agusmulyantiAvatar border
TS
agusmulyanti
KERINDUAN ASIH
Halimun dingin menyelimuti pelataran rumah Asih. Memang disaat musim penghujan seperti ini, suasana di sekitar rumah Asih selalu dipenuhi halimun yang turun menjelang senja. Asih menyandarkan tubuh kurusnya ke sofa warna coklat yang menghiasai ruang tamu rumahnya. Diambilnya kalender yang bertengger disudut meja.

"Ah, sebulan lagi kang Ilham pulang," ujarnya sambil mengulum senyum dibibir tipisnya yang tanpa pewarna. Meski tanpa make up, wajah Asih terlihat begitu mempesona, karenanya ia dijuluki kembang desa di kampungnya. Predikat itu tidak membuatnya besar kepala dan tinggi hati, tetapi sebaliknya tingkah lakunya sangat rendah hati dan selalu santun dengan tetangga.

Asih meletakan kalender dan meraih fhoto suaminya yang sedang mengenakan tshirt biru dan pantalon coklat. Di fhoto yang baru dicetaknya kemarin, Ilham dengan gagahnya berdiri diantara deburan ombak lepas pantai. Ya Ilham memang bekerja di perusahaan pengeboran minyak. Sejak awal Asih sudah tau resiko yang akan dia terima jika bersuamikan Ilham. Tidak pernah ada sesal dalam hatinya, bahkan ia senantiasa menyemangati Ilham lewat kata-katanya yang menyejukan.

*
Asih mengayuh sepeda ontelnya, disusurinya hamparan perkebunan teh tempat biasa mereka memadu kasih dahulu. Senyumnya mengembang saat ia melihat kursi taman yang ada di dekat perkebunan. Ingatannya kembali melayang, saat kang Ilham memberinya kejutan manis dan melamarnya. Berbunga hati Asih saat itu. Ia tidak pernah menyangka akan menikah secepat itu, disaat usianya belumlah genap 20 tahun.

Sih!!, Asiih !!, sebuah teriakan membuyarkan lamunannya, dilihatnya Minten sedang melambai dan berlari kearahnya. Minten berlari sangat cepat, hatinya begitu gembira, bisa bersua dengan sahabat dekatnya, setelah sekian lama mereka berpisah.

"Ya ampun Sih, kamu tuh kemana aja si, aku kangen tau. Sombong banget, mentang-mentang dah kimpoi dan jadi nyonya sultan." Minten memberondong Asih dengan pertanyaan.

Asih hanya tertawa. Derai tawanya membuat sebagian pekerja kebun menoleh kearahnya.

"Kamu tuh, dari dulu, selalu heboh dan lucu Ten... hihihi...hihihi."
"Eh..lucu apaan, emang aku badut apa?." Ujar Minten sambil pura-pura marah.
"Wih, marah ni ye... hihihi...hihihi. Yaudah kalo gitu aku pulang aja deh," goda Asih sambil pura-pura menaiki sepedanya.

Minten yang melihat Asih hendak menaiki ontelnya, mengalah dan mengeluarkan senyumnya yang paling manis.

"Nah, gitu dong, itu baru Minten temen aku."

Mereka berjalan ke arah kursi taman, dan duduk di sana. Asih memejamkan mata, ada rasa yang tiba-tiba hadir kala pantatnya dihempaskan di kursi itu.

"Woii.. sadar non, sadar, aku Minten bukan ilham," ujar Minten sambil menggugah tubuh Asih
"Kamu kangen ya Sih. Sabarlah, kan bentar lagi juga kang Ilham pulang."

*
Asih mematut tubuhnya di depan cermin. Ditambahkannya lipmatte warna nude di bibirnya yang mungil.

"Kang Ilham!, aku gak sabar, ketemu kamu kang," gumamnya sambil tersenyum. Disemprotkannya parfum aroma melati, melengkapi kesempurnaan tatanannya. Seketika itu juga ruangan kamar dipenuhi aroma bunga, seperti hati Asih yang tengah berbunga.

*
Asih berjalan perlahan, sengaja ia tak menaiki sepeda ontel kesayangannya. Ia akan menunggu ilham di tempat pertama kali mereka berjumpa, taman bunga dekat perkebunan. Hatinya berbunga-bunga. Senyum sumringah menghiasi bibirnya, menjawab sapa tetangga yang menegurnya.

"Duh neng Asih cakep banget, mau kemana neng?."
"Mau ke taman bu. Mari !!."

*
Asih melirik jam yang menghiasi pergelangan tangannya. Sudah hampir satu jam ia menunggu, sementara belum ada tanda-tanda kehadiran lelaki yang sangat dirindukannya.

"Kang Ilham kemana ya?, koq jam segini belum sampai?," Gumam Asih dengan resah, hatinya mulai gundah.

*ting*, ada pesan masuk ke gawainya.

"Sayang, maaf ya, akang gak bisa pulang hari ini. Akang baru bisa pulang minggu depan, karena tiba-tiba ada kerjaan yang harus akang selesaikan. Jangan marah ya sayang. Love you."

*dess*, menetes air mata Asih, suami yang sangat dirindukan tak jadi datang. Diremasnya ujung tunik berwarna lavender yang dikenakannya, menahan gejolak hati yang semakin membuncah, hingga pecah dalam tangis yang tertumpah.

*
Asih masuk kedalam rumah. Sepi, hatinya terasa hampa. Alangkah terkejutnya ia, saat didapati kamarnya dipenuhi bunga mawar putih kesukaannya.

Asih surut melangkah, hatinya dipenuhi tanya dan rasa takut, siapa yang berani masuk rumahnya tanpa izin.

"Saat raga kita berjauhan
Hati kita kan tetap tersatukan
Meski itu pilihan yang tak ringan
Tapi cintaku padamu yang tetap menguatkan." Satu bait puisi yang diucapkan kang Ilham tiba-tiba terdengar dari sudut kamar yang terhalang tirai, diiringi hadirnya wajah tampan laki-lak pujaan hatinya.

"Kang Ilham!!." Asih berteriak, tubuhnya menghambur kedalam pelukan Ilham, yang menyambutnya dengan penuh kehangatan.

Dua insan dalam kerinduan, menyatu dalam kebisuan, hanya desah nafas tanpa suara yang menghiasi kebahagiaan.

bukhoriganAvatar border
bukhorigan memberi reputasi
1
424
1
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread42.3KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.