Patah dengan rasa miris, usai chat terbaca! Niat hati ingin bantu walau hanya setetes.

Mununggu cucuran hak dari keringat yang keluar saat lampau, tapi tertahan oleh ribuan alasan hinga tak tersalurkan.

Tarian tak lagi sama gerak hati berbeda beda, nampak sedikit pecitraan karna gaya serasa peduli tapi itu asli, bukan terbuka yang bermuka dua.

Jerit sakit ia rasakan tanpa figur dibelakang, napak tilas nya gelap selalu tampak terdepan dimata sekitar, tapi ku yakin hati nya tulus hingga tak sedikit lawakan yang keluar kala kesempatan datang!

Air mata ku hampir saja berlinang karna pelawak ku sedang merintih sakit, berasa gagal karna sepocel uluran tangan tidak bisa tersampaikan karna hak masih tertahan dan bodoh!

Jumlah itu sangat membantu apa bila cair, tapi berasa beku dan keras nya melebihi besi dan beton. "Heyyy bung sampaikan lah aku ingin bantu dia sang pelangi yang menghiasi langit kala hujan turun" ucap hati demikian, sang pembeku bukan teman melainkan family yang sulit dimengerti.

Alkohol yang terteguk lebih berarti bagi sang pembeku dibanding membayar keringat ku kala tunjukan itu dulu. Berkata tersinggung, menyindir tersinggung, seakan tidak laku kala kerja bersama familly dan bargening tidak berlaku "Proyek Ikhlas"

Maafkan aku karna tak bisa bantu, miris hati ini melihat dia merintih sakit karna hidup kara sebatang berharap bantu dari abang😭