Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

YanuarizpAvatar border
TS
Yanuarizp
7 Dampak Buruk Perkebunan Kelapa Sawit Bagi Lingkungan dan Manusia
Kekayaan sumber daya alam di Indonesia sangatlah melimpah, baik dari yang bersumber dari laut, pertambangan, dana alam (keanekaragaman hayati). Alamnya yang cocok untuk beragam kegiatan bisnis termasuk perkebunan juga turut menjadi kelebihan Indonesia. Sumber daya alam yang melimpah dapat menjadi sebuah pemasukan tersendiri bagi Indonesia melalui kegiatan ekspor. Salah satu bentuk komoditi terbesar Indonesia dalam kegiatan ekspor adalah kelapa sawit.
Minyak kelapa sawit sangat ramai dipergunakan di seluruh dunia sebagai bentuk bahan bakar nabati selain minyak kedelai, minyak bunga matahari dan sebagainya. Terdata pada sepanjang tahun 2020 Indonesia telah mengekspor lebih dari 51 juta ton kelapa sawit dengan totl lahan yang tercatat pada 2019 seluas 1,60 juta hektar. Sayangnya upaya pemerintah dalam usaha minyak kelapa sawit ini kurang diimbangi dengan kepedulian terhadap konservasi yang manaa dapata mengancam kenekaragaman hayati yang ada.

Ekspansi perkebunan kelapa sawit terus dilakukan termasuk dengan pengalihfungsian kawasan hutan konservasi dan hutan adat. Apalagi lebih dari 95% produksi kelapa sawit di Indonesia diproduksi dari tanah Kaliamanan dan Sumatera. Dilema alasan pemerintah jika ekspansi kelapa sawit dapat berdampak baik pada pertumbuhan ekonomi dan mengurangi angka pengangguran masyarakat, jangan lupa efek buruk kebun kelapa sawit dalam rana konservasi yang mengancam

11. Penyebab Kerusakan Hutan

Dalam mewujudkan ekspansi perkebunan kelapa sawit, tindakan pengalihfungsianlahan hutan juga dilakukan. Lebih parahnya lagi banyak yang melakukan tindakan penebangan itu secara illegal. Terpuasan yang ditargetkan pada tahun 2020 adalah 13 juta hektar dan target peningkatan di tahun 2025 menjadi 26 juta hektar. Selain mengusir merusak habitat asli dan ekosistem asli, penebangan hutan dapat berdampak buruk karena juga menghasilkan emisi dan gas rumah kaca. Apalagi jika penebangan hutan dilakkukan dengan cara pembakaran hutan. Selain mencemari udara, efek bahaya lainnya adalah dapat merusak lapisan ozon. Makanya jangan heran jika Indonesia kerap menempati posisi 10 besar dari penyumbang gas emisi terbesar di dunia.


 

2. Mengancam Kelestarian Satwa

Berhubungan dengan point no.1, kegiatan penebangan hutan (deforestasi) juga dapat menghilangkan habitat asli dari beragam satwa termasuk satwa yang dilindungi. Selain itu kegiatan pembukaan lahan dengan cara pembakaran juga data melukai hingga membunuuh satwa yang ada. Terlebih lagi wilayah terbesar perkebunan kelapa sawit di Indonesia yaitu Kalimantan dan Sumatera adalah tempat tinggal asli dari satwa langkah seperti orangutan, harimau sumatera, badak, macan tutul, gajah dll. Tidakhanya kehilangan tempat tinggalnya, satwa juga memiliki resiko akan perburuan illegal. dibukanya lahan perkebunan kelapa sawit tidak menutup kemungkinan akan meningkatnya kegiatan penjualan satwa langkah di pasar gelap akibat kesempatan pemburuan yang semakin besar. Oleh sebab itu, pembukaan lahan kelapa sawit juga berkontribusi dalam menurunya populasi satwa endemic Indonesia.

 3. Menimbulkan emisi karbondioksida

Pembukaan lahan dengan metode pembakaran hutan adalah metode pembukaan lahan yang sangat cepat dengan biaya yang relative lebih murah sehingga banyak perusahaan yang menggunakan car tersebut. Pada kegiatan pembakaran tersebut akan meepaskan gas emisi karbondioksida dan membuat CO2 menuju keatmosfer dan hasilny akan menipiskan lapisan ozon dan menimbulkan pemanasan global.

Dalam penelitian “Palm Oil:The Carbon Cost of Deforestation” dijelaskan bahwa pembukaan satu hektar lahan perkebunan kelapa sawit dari hutan hujan menyebabkan kehilangan sekitar 174 ton karbon. Sementara itu jika pembukaan satu hektar lahan diambil dari hutan gabut akan melepaskan 6 ribu ton CO2.

4. Penyebab Erosi Pada Tanah

Kegiatan penebangan hutan akan mengakibatkan tanah kehilangan vegetasi pelindung  dan membuat tanah menjadi tidak stabil, dari sinilah awal mula erosi tanah akibat perkebunn kelapa sawit. Gangguan pada tanah dan erosi tersebut dapat terjadi dari hilangnya akar pohon sebelumnya yang berperan mencengkram tanah. Dalam kurun waktu tertentu tanah akan mulai menjadi rusak dan dapat menimbulkan longsor. Akhirnya tanah menjadi kurang subur, tandus, rapuh dan kekurangan nutrisi. Kemudian, jika tanah tersapu ke aliran air, makan yang akan terjadi adalah sedimentasi dan pendangkalan di sungai, alhasil erosi tanah juga akan menghancurkan habitat akuatik dan mempengaruhi ekosistem perairan.

5. Menyebabkan Polusi Pada Air

Telah dijelaskan pada pont sebelumnya jika erosi pada tanah juga berimbas pada kerusakan habitat akuatik dan pendangkalan sungai. Lebih dari itu, ancaman kerusakan lingkungan peraira juga ditambah dengan pengunaan pupuk dan pestisida yang digunakan, terbawanya sisa pestisida dan pupuk oleh aliran air kea lira sungai akan merusak pH sungai dan membuat lingkungan perairan menjadi terkontaminasi. Tidak hanya mengancam kelestarian habitat perairan, masyarkat yang masih mengunakan air sungai dalam kebutuhan sehari-hari juga akan mendapat dampak buruk terutama pada bidang kesehatan.

6. Pembakaran Lahan Berbahaya Bagi Kesehatan

Asap yang dihasilakn dari pembakaran ini sangatlah berbahaya bagi kesehatan hingga dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti asma, bronchitis, pneumonia, dan penyakit paru obstruktif kronis. Belum lagi masalah pernafasan lain seperti batuk, iritasi tenggorokan, iritasi mata dan sakit kepala. Dan lagi bahaya akibat asap pembakaran ini tidak hanya ada pada wilayah pembakaran, bahkan dapat merambat ke negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia.

7. Merugikan Masyarakat Sekitar

Konsorium Pembaruan Agraria (KPA) menyebutkan jika konflik agrarian yang terjadi di Indonesia paling banyak terjadi di wilayah perkebunan kelapa sawit. Ekspansi lahan perkebunan kelapa sawit yang kian meluas mengakibatkan penduduk kehilangan rumah, tanah hingga huutan adat. Kehilangan wilayah tersebut bukan lagi didasari keinginan pribadi masyarakatuntukmenjual lahan mereka melainkan seringkali mendapat ancaman kekerasa, terror hingga pembunuhan.

Meskipun sebagai salah satu komiditi terbesar negara Indonesia, pemerintah perlu mengkaji ulang kebijakan ekspansi lahan kelapa sawit yang sangat merugikan baik bagi konservasi ataupun masyarkat asli. Jangan sampai dengan dahlil peningkatan ekonomi dan pengurangan angka penganguran malah akan abai terhadap dampak buruk yang dapat mengancam kesehatan, kelestarian keanekaragam hayti hingga pemansan global akibat dari pembukaan lahan perkebunan kelapa sawit.

baca juga:
Info Lowongan Pekerjaan
Diubah oleh Yanuarizp 24-02-2022 04:32
AniesmakantomatAvatar border
areszzjayAvatar border
jerryreality513Avatar border
jerryreality513 dan 2 lainnya memberi reputasi
-3
574
0
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671.9KThread41.7KAnggota
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.