syafiq12Avatar border
TS
syafiq12
Narkoboy (True Story)


Coretan ini tidak bermaksud menyinggung siapapun gan. Nama-nama tokoh hanyalah nama samaran. Ane mohon ma'af kalau ada kesamaan nama dan cerita di tulisan ini.

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

Tulisan Ini adalah pengalaman seorang pecandu bernama Andre yang pernah menjadi bagian dari bisnis haram narkoba berjenis ganja, sabu dan ekstasi, yang sudah lama terjadi.
Kalau tulisannya sedikit berantakan maklumi saja ya gan, karena ane sendiri masih seorang newbie dan coba-coba dalam hal tulis menulis.

Sekedar info gan kalo trhead ini mengedukasi, bermanfaat, mungkin juga tidak bermanfaat dan mungkin juga tidak mengedukasi, dan mungkin juga para pembaca bisa menilainya sendiri. Hihihi..

Warning : Yang belum berbulu dilarang membaca.

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

Aku di kenalkan narkoba pertama kali oleh teman sekelasku, bernama Bima. Bima mengenalkanku dengan narkoba jenis ganja atau gelek atau cimeng atau gendul atau.. entahlah.. sangat banyak sebutannya, setiap daerah berbeda-beda menyebut barang haram ini. Saat itu aku masih duduk di bangku kelas 3 SMP, kami berdua menghisap barang haram tersebut di pinggir sungai yang tidak ada buaya nya, kalau ikan pasti ada.

Sangat sakit kurasakan ketika pertama kali memasukan zat haram ini ke dalam tubuh yang lemah ini. Ketika habis sebatang rokok ganja, badanku keringat dingin, meriang, lalu muntah mengeluarkan isi perutku, tapi ku coba lagi selanjutnya, mungkin akunya aja yang kurang beruntung, hihihi... Karena temenku yang bernama Bima ini khawatir dengan kondisiku, lalu Bima memintaku membuka pakaian untuk menyebur ke dalam sungai dengan alasan agar kondisi tubuhku kembali normal. Tapi aku tak percaya, walaupun dia lebih berpengalaman di dunia narkoba, aku tetap tidak memenuhi permintaannya, secara tiba-tiba Bimapun mendorongku ke arah sungai, aku pun tercebur ke dalam sungai. Mujarabnya air sungai ini, badanku terasa enakan normal kembali walau pakaianku basah kuyub di seluruh badan. Aku tidak menyalahkan Bima yang mendorongku, karena aku tahu maksudnya menceburkanku ke sungai agar kondisi tubuhku kembali normal.

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

Ngonsumsi ganja pun berlanjut saat duduk di bangku SMA, Bima tetap menjadi teman satu sekolahku, kali ini aku beruntung, karena efek dari asap ganja yang luar biasa dan bisa juga binasa. Setelah memasukkan zat haram tersebut ke dalam tubuh ini, timbulah efek samping yang luar biasa dari barang haram tersebut, perasaan senang, tenang, damai, tawa bahagia dan perut terasa lapar. Kurasa aku jatuh cinta dengan barang haram ini.

Aku dan sahabat-sahabat narkobaku jika sehabis menghisap ganja, kami akan melakukan orbrolan yang di isi dengan canda'an, sedikit saja ada yang mengisi canda di dalam orbrolan kami. Tawa bahagia kami akan terdengar kemana-mana. Itulah kegiatanku dan sahabat-sahabat narkobaku setelah melakukan ritual narkoba jenis ganja.

Setiap pulang sekolah, aku dan Bima selalu mencampur rokok dengan ganja lalu melintingnya dan menghisap nya, agar perut terasa lebih lapar dan makan lebih lahap saat pulang makan siang di rumah. Tapi hal itu tetap tidak membuat badanku gemuk, mungkin karena makanan ku aja yang kurang nutrisi.

Karena harganya yang masih terjangkau untuk anak SMA ingusan sepertiku saat itu, beli lima ribu sudah bisa mencampur tiga batang rokok, belum lagi terkadang mendapat bonus lebih dari sang bandar karena hampir setiap hari membeli ganjanya walau cuma membeli lima ribu dan kadang sepuluh ribu. Mencampur rokok dengan ganja pun menjadi hal biasa kulakukan. Bahkan untuk menghisap rokok murni tembakau rasanya sangat jarang.

Tidak terasa, sudah 2 tahun lebih aku menjadi konsumen ganja. Sangking seringnya bertemu dengan penjual ganja alias bandar ganja yang di kenalkan oleh Bima. Aku jadi kenal dekat dengan si bandar ganja, sering nongkrong dan ngobrol bareng dengan si bandar sambil menemaninya menunggu pembeli yang datang dan si bandar juga menemaniku menghabiskan sebatang rokok ganja yang ku hisap di tempat bersamanya.

Si bandar ini mempunyai nama panggilan Ikal, mungkin karena mempunyai rambut keriting ikal. Sehingga orang-orang memanggilnya Ikal, usianya lebih tua dari ku 2 atau 3 tahun. Kalau menurutku si Ikal ini termasuk orang yang baik dia tidak mau memakai narkoba apapun jenisnya, walau dia sendiri menjual ganja, tapi dia sendiri tidak mau menghisapnya, tidak berjudi dan tidak minum alkohol. Paling uang hasil menjual ganjanya habis buat makan, rokok dan pacarnya. Bahkan sesekali ku lihat si Ikal ini beribadah. Pernah suatu saat aku mencarinya untuk membeli ganja, dan akupun bertanya kepada pemuda setempat daerah itu tentang keberadaan si Ikal, mereka menjawab kalau Ikal sedang beribadah disana, awalnya aku tak percaya kalau si penebar dosa ini masih mempunyai iman kepada tuhan. Tapi sesampainya aku di tempat ibadah, ku lihat ke dalam ruangan, ternyata dia memang sedang beribadah. Akupun menunggunya sampai selesai untuk membeli ganja darinya. Mungkin karena keadaan ekonomi yang cukup buruk dan tidak mempunyai pekerjaan lah yang membuatnya menjadi penjual barang haram tersebut. Entahlah.. Aku tak tau jalan pikirannya seperti apa, begitu juga dengan jalan pikiranku seperti apa.

- - -- - - - - - - - - - - - - - - - - - -

Suatu hari di siang bolong aku pun membeli ganja ke Ikal dan juga minta temani menghabiskan satu batang rokok ganja di pinggir sungai.

"Ndre, mau job?" tanya Ikal padaku.

"job apa?" tanyaku penasaran

"ini kan malam minggu, aku nanti malam mau jalan sama pacarku nih... mau enggak kalau kau jualan gantiin aku nanti malam?" kata Ikal

"serem ahh jualan ginian". Jawabku, lalu menghisab rokok ganja di tangan kiriku.

"yah serem lah kalau jualan enggak pakai peraturan" ucap Ikal

"maksudnya peraturan gimana? Udah jelas jelas ini melanggar peraturan negara" Jawabku

"maksudnya peraturan itu gini, kalau jualan itu barangnya jangan pernah di kantongi, simpan aja di semak-semak yang jaraknya sedikit jauh dari kita, untuk menghindari seandainya terjadi razia walaupun di sini belum pernah terjadi razia, yang jelas barang ini masih dalam pantauan pandangan mata kita agar enggak di curi orang" ucap Ikal menjelaskan.

Aku pun cuma bengong mendengarkan penjelasan Ikal sambil menikmati setiap asap rokok ganja yang masuk melalui tenggorokan dan hidungku.

"terus kalau ada yang beli, barang ini jangan kita simpan di tempat tadi kita simpan, pindahkan ke tempat yang lain. Jangan kau tanya ndre sebabnya kenapa barangnya harus di pindah, coba kau pikirkan"

Aku hanya meangguk angguk sambil mengolah setiap kata yang keluar dari mulut Ikal dan membuang rokok ganja yang tersisa sedikit ke arus sungai.

"terus harus waspada kalau si pembeli datang kembali dalam waktu yang singkat. Terus jangan make ganja waktu lagi jualan, nanti enggak fokus karena pengaruh ganja. Jangan menjual sama orang yang enggak kita kenal, kalau pemuda setempat sini kan kau banyak yang kenal, enggak kenal nama pun setidaknya kenal wajah. Kalau pembeli dari luar daerah pasti kau ada yang kenal wajah juga lah, walau hanya sebagian, enggak semuanya, kan kau sendiri sering nemeni aku jualan, jadi sedikit banyaknya pasti kenal lah orang-orang yang membeli ganja dariku. Udahlah capek aku menjelaskannya, nanti juga kau pandai sendiri kalau udah jualan, itupun kalau kau mau Ndre? ". Jelas Ikal dengan panjang sudut kali lebar.

"memangnya dari jam berapa keberpa Kal?" tanyaku

"enggak lama kok Ndre, dari jam 7 sampai jam 10 malam, paling jam 10 lewat aku udah sampai sini. Kalau soal gaji aku enggak bisa mastikan berapa, karena di lihat dari seberapa banyak yang terjual". Jelas Ikal

"ok aku mau, karena ini pengalaman pertamaku, jadi seperti yang kau bilang, aku cuma mau menjual sama orang yang ku kenal dan kalau tiba-tiba rasa takutku muncul untuk menjual. Aku akan berhenti menjual pada siapapun orangnya, dan hanya mengawasi barang ini di mana tempatku menyimpan. Lalu menunggumu sampai kau datang menemuiku. Gimana apa gk masalah? " ucapku dengan banyak drama di dalam pikiranku.

"ok enggak masalah, nanti malam jam 7 temui aku di kedai si Boris atau di warung kak Mei". Ucap Ikal

Warung kak Mei dan kedai si boris ini adalah tempat biasanya si Ikal nongkrong. Di sebelah kiri adalah warung kak mei dan di seberang sebelah kanan jalan adalah Kedai si Boris. Terkadang Ikal juga nongkrong di bangku kayu yang tertempel dibawah pohon cerry yang berjarak sekitar lima meter di belakang warung kak mei. Dan kalau terus berjalan melewati pohon cerry itu, kiri kanannya adalah semak dan pepohonan yang akan mengarah ke sungai.

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

Malam hari pun tiba, aku datang seorang diri mengendarai motor supra-x busukku. Walaupun busuk tapi aku tetap bersyukur mempunyai kendaraan ini. Hanya butuh waktu 5 menit dari rumahku untuk sampai ke tempat Ikal nongkrong, bisa di bilang kalau kampungku dan kampung si Ikal ini bertetanggaan. Terlihat Ikal duduk di depan kedai Boris dengan pakaian rapi, aku pun memarkirkan motorku di sebelah kedai Boris.

"ternyata datang juga kawanku, kirain enggak jadi datang" ucap Ikal dengan senyum pepsodent.

"yah datanglah, masak di kasih job enggak mau.. " jawabku sambil berjalan ke arah Ikal.

"nanti si Andre ini Ris yang jualin barangku" ucap Ikal sambil menunjuk ke arahku.

"owh iya iya.." jawab Boris singkat dengan anggukan. Selama ini aku dan Boris hanya sekedar kenal, tidak kenal dekat.

"Yok Ndre" ajak Ikal ke bawah pohon Cerry.

"cabut bentar Ris" ucapku.

Akupun duduk di bangku kayu pohon cerry dan Ikal pergi ke semak mengambil barang yang akan ku jual nanti.

"ini Ndre, semuanya berjumlah 100 am" kata Ikal sambil duduk di sebelahku.

Am adalah sebutan ganja yang sudah di bungkus kecil. Akupun menerima nya sambil melihat isi dalam plastik hitam yang di berikan Ikal.

"nanti nongkrong aja di kedai si boris atau di warung kak mei juga boleh, terserahmulah Ndre mau dimana.. Ini untuk hisapanmu.." ucap ikal sambil memberikan kepadaku sebungkus ganja di dalam plastik rokok yang transparan.

"kok ku hisap melanggar peraturanlah, seperti yang kau bilang tadi siang" Jawabku polos.

"hahaha... Kalau itu terserahmu, pandai pandailah udah besar. Tapi ingat, jangan banyak-banyak nanti bodoh".Ucap Ikal dengan sedikit tawa.

"woy kal, mau kemana ganteng-ganteng?" tanya bang Ayub yang tiba-tiba datang dari arah sungai. Bang Ayub ini adalah suami dari kak Mei.

"mau malam mingguanlah bang biasa. Kok mau beli ini bang punyaku sama si Andre". Ucap ikal sambil berdiri dari bangku.

"hebat sekarang ya Kal udah pakai anggota.. Enggak ada ganja yang bisa di hisap cuma-cuma Kal? " ucap bang Ayub meminta ganja gratis pada Ikal

"Baru kali ini aku mendengar bandar ganja dibilang hebat" gumamku dalam hati.

"wadoohh.. inilah yang membuat tumpur bandar. Kasih sedikit bang Ayub Ndre ganja yang di plastik tadi. Ucap Ikal

" gitulah Kal, makin ganteng kau ku lihat". Ucap bang Ayub dengan pujian canda

"udahlah, cabut aku ya" ucap Ikal berjalan pergi meninggalkan aku dan bang ayub.



Bersambung..



jondolsonAvatar border
MFriza85Avatar border
zerauwAvatar border
zerauw dan 3 lainnya memberi reputasi
4
1.9K
6
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.5KThread42.1KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.