Premier League sedang melalui fase yang sangat tidak pasti dan tidak dapat diprediksi saat ini.

Wabah Covid-19 telah menyebabkan penundaan sebagian besar pertandingan pada pekan ke-18 dan 19. Ada juga saran dari beberapa manajer bahwa pertandingan Premier League hingga 1 Januari ditangguhkan untuk menampung kasus-kasus tersebut.

Keputusan konkret belum dibuat tentang itu, karena klub harus menurunkan tim di bawah pedoman yang diberikan melanjutkan pertandingan. Subplot yang berlangsung di balik gejolak ini adalah jendela transfer Januari. Ini adalah periode yang menjadi drama di Premier League.

Dan jendela transfer musim dingin adalah periode yang sangat menarik untuk ditonton karena bagi banyak tim yang bisa menentukan akhir musim dari situasi itu. Beberapa klub merekrut dengan tujuan untuk menyelamatkan musim mereka dan beberapa klub lainnya untuk menghindari potensi kesalahan.

Januari datang dengan potensi besar namun ada 5 transfer terburuk dalam sejarah Premier League:

Fernando Torres



Untuk penggemar setia Chelsea, bencana tidak datang lebih besar dari ini. Fernando Torres adalah salah satu properti terpanas di Premier League saat ia mewakili The Reds. 65 golnya dalam 102 penampilan Premier League membenarkan 50 juta poundsterling yang dihabiskan The Blues.

Namun pergantian dari jersey Merah ke Biru cukup mengerikan bagi penyerang Spanyol itu. Dalam 110 penampilan yang dia buat untuk The Blues di kompetisi papan atas Inggris, Torres hanya mencetak 20 gol. Transfer terjadi setelah operasi yang dilakukan mantan pemain Liverpool itu untuk memperbaiki keluhan lutut yang berulang.

Ketika dia tiba di Chelsea, dia tidak bermain dengan kecepatan yang dikenalnya. Dia mendapat gaji 150.000 poundsterling per minggu, sesuatu yang menambah intensitas kritik. Torres berada di skuat Chelsea selama tiga setengah tahun sebelum pindah ke AC Milan.

Jean-Alain Boumsong



The Magpies sedang berburu bek handal selama jendela musim dingin 2005. Graeme Souness bertanggung jawab dan orang akan berpikir ketika datang untuk menandatangani pemain besar dan kokoh yang sesuai kebutuhan tim.

Jean-Alain Boumsong datang ke Newcastle United dan banyak yang heran ketika kepindahannya disetujui. Seorang pria yang merupakan agen bebas hanya enam bulan sebelumnya diabaikan dan diizinkan untuk menandatangani kontrak dengan Rangers hanya untuk diikat lagi seharga 8,5 juta poundsterling.

Boumsong menjadi lelucon di Premier League dengan penampilannya yang rawan kesalahan dan juga inkonsistensi.

The Magpies mengalami kerugian signifikan soal transfer pemain asal Prancis itu ke Juventus hanya dengan 3,6 juta poundsterling, ketika mereka diturunkan ke Serie B.

Wilfried Bony



Ada suatu masa ketika Swansea City berkompetisi dengan baik di Premier League satu dekade terakhir ini dan juga berpartisipasi di Liga Europa. Salah satu pemain yang sempat menjadi andalan The Swans saat itu adalah Wilfried Bony.

Dia membantu mereka di babak kualifikasi Liga Europa dan terus menunjukkan kekuatan menyerangnya di babak grup dan seterusnya. Laju mencetak golnya di Premier League juga cukup istimewa dan Manchester City merasa pemain Pantai Gading itu layak untuk dibelanjakan.

Bony ditandatangani senilai 25 juta poundsterling dan selain mengecewakan dirinya sendiri, kepindahannya juga menyebabkan keputusan buruk lainnya oleh klub. Kesalahan terbesar adalah melepaskan Edin Dzeko, yang bisa menjadi pemain kedua yang brilian untuk Sergio Aguero.

Pemain Pantai Gading itu membuat 36 penampilan di Premier League untuk raksasa Etihad dan hanya berhasil mencetak enam gol. Ketika Pep Guardiola tiba pada tahun 2016, dia dengan cepat mengeluarkan Bony dari rencananya. Singkatnya, penandatanganan bintang Swansea itu adalah buang-buang uang dan waktu.

Alexis Sanchez



Ketika seorang pemain mulai berpikir dua kali tentang transfernya setelah sesi latihan pertamanya dengan klub baru, banyak yang tahu sesuatu yang buruk akan terjadi. Manchester United berada dalam suasana hati yang gembira saat mereka memikat Alexis Sanchez dari Arsenal.

Kehebohan juga terjadi karena pria ini terlibat dalam saga transfer dengan tetangga Manchester City beberapa bulan sebelumnya. Jadi dengan cara ini mereka menimbulkan kerusakan dua arah. Tapi nasib punya rencana lain dan sensasi Premier League yang mereka tandatangani meninggalkan segala sesuatu yang baik tentang dia di Arsenal.

Sanchez menjadi pemain dengan bayaran tertinggi di Premier league dan kesepakatan itu membuatnya menjadi pemain yang paling dibenci Manchester United. Dalam musim 2018-2019, penyerang itu hanya mencetak satu gol di Premier League dan sering cedera. Akhirnya, United harus membayar Inter Milan untuk mengambil Sanchez dengan status pinjaman.

Andy Carroll



Liverpool kehilangan salah satu pilar mereka ketika Chelsea merebut Fernando Torres dari skuat. Mereka tidak mampu menolak 50 juta poundsterling.

Kalau dipikir-pikir, itu sama putus asa dan salah perhitungannya. Carroll menelan biaya 35 juta poundsterling untuk The Reds, yang dengan panik membuat pemain berusia 22 tahun itu menjadi pemain Inggris termahal sepanjang masa. Gayanya kontras dengan gaya Torres dan sulit dipahami apakah dia bisa memimpin lini dengan intensitas yang sama.

Striker Newcastle United itu hanya mencetak enam gol Premier League dalam 44 penampilan untuk The Reds sebelum pindah ke West Ham United. Seorang target-man, Liverpool mencoba menggunakannya sebagai striker serba bisa, tetapi mereka meminta sesuatu yang tidak dimaksudkan untuk dia hasilkan.

Kontribusi 21 golnya di Premier League hanya dalam 19 penampilan untuk Newcastle United pada 2010-2011 seperti menipu semua orang, tetapi hanya Liverpool yang mengambil umpan. Sekarang berusia 32 tahun, Carroll bermain untuk Reading dan tidak memiliki kesempatan untuk kembali ke Premier League kecuali ada yang berani merekrutnya.


Sumber : Bolazola