cv.ozzakonveksiAvatar border
TS
cv.ozzakonveksi
Sejarah Asal Usul Kota Pekalongan

Apa yang kamu ketahui jika mendengar kata Pekalongan? Yup, kamu pasti akan mengasosiasikannya dengan kota batik karena kota ini memang terkenal dengan industri tekstilnya terutama batik. Nah tahukah kamu asal usul nama kota penghasil batik terbesar ini? Yuk cari tahu jawabannya bersama Ozza Konveksi.

Setiap tanggal 1 April pemerintah kota Pekalongan memperingati hari jadinya. Kota yang terletak di jawa Tengah dan berbatasan dengan laut jawa di utara ini terkenal akan industri batiknya yang sudah mendunia. Kota ini telah berubah dari “kota batik” menjadi The World’s city of batik. Sebagai kota yang memiliki banyak pengrajin batik, kota ini mungkin tidak seterkenal Yogyakarta ataupun Solo. Namun begitu, masih ada banyak keindahan di kota pekalongan yang bisa kamu eksplore.

Batas Administrasi Kota Pekalongan
Kota Pekalongan adalah kota yang terletak di utara pulau Jawa. Kota ini berbatasan dengan kota pemalang, semarang dan tegal. Pekalongan merupakan kota kecil sehingga hanya sedikit orang yang tahu letak tempatnya.


Pekalongan termasuk kedalam provinsi Jawa Tengah dan Semarang sebagai ibu kotanya. Karena berada di jawa Tengah sudah dapat dipastikan kebanyakan masyarakatnya menggunakan bahasa jawa sebagai penghubung komunikasinya.



Bahasa Jawa logat pekalongan bisa terbilang cukup berbeda dengan bahasa jawa lainnya seperti bahasa jawa dari daerah Jogja ataupun Solo yang cenderung lebih halus.



Industri dan Perekonomian Kota Pekalongan


Seperti yang kita tahu, kota Pekalongan terkenal akan kualitas batiknya yang telah mendunia. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya sentra batik dan konveksi di Pekalongan. Salah satunya adalah kampung Konveksi pekalongan yang terletak di daerah Wonopringgo.


Industri pengolahan di Kota Pekalongan 72 persen didominasi oleh industri tekstil dan pakaian jadi. Industri tekstil didominasi oleh pembuatan kain batik dengan berbagai jenis yaitu batik cap, batik printing maupun batik tulis.



Asal Usul Nama Pekalongan
Nama Pekalongan menurut sejarahnya, berasal dari nama Topo Ngalongnya joko Bau (Bau Rekso) yang merupakan putra dari Kyai Cempaluk yang terkenal sebagai pahlawan dari daerah Pekalongan. Ia kemudian menjadi pahlawan kerajaan Mataram. Suatu hari ia diperintah oleh pamannya Ki Cempaluk untuk mengabdi kepada Sultan Agung, raja Mataram.



Joko Bau mendapat tugas untuk memboyong putri Ratnasari dari Kalisalak Batang ke istana, Namun ternyata Jaka Bau jatuh cinta pada putri tersebut.



Karena hal tersebut, Jaka bau mendapat hukuman dengan ditugaskan untuk mengamankan daerah pesisir yang terus diserang oleh bajak laut Cina. Jaka Bau kemudian bertapa di hutan Gambiran dan berganti nama menjadi Bau Rekso. Ia kemudian mendapatkan perintah dari sultan Agung untuk membentuk armada dalam penyerangan terhadap kompeni yang ada di wilayah Batavia (1628 - 1629).



Setelah Mengalami kegagalan, Jaka Bau kembali bertapa dengan cara bergelantungan seperti kelelawar di hutan Gambiran. Tidak ada satupun orang yang bisa mengganggunya, termasuk Raden Nganten Dewi Lanjar (Ratu Segoro Lor) serta prajurit silumannya. Pada akhirnya, dewi Lanjar dipersunting oleh Joko Bau 



Satu satunya orang yang dapat mengganggu pertapaan Jaka Bau adalah Tan Kwie Djan. Dari asal topo ngalong inilah kemudian menjadi asal nama daerah pekalongan seperti sekarang. Menurut sejarahnya, kata Pekalongan muncul seputar abad XVII pada era Sultan Agung.
Bau Rekso diperkirakan meninggal pada tanggal 21 September 1628 di Batavia saat berperang melawan VOC. Tempat topo ngalongnya Joko Bau tersebut dipercayai tempatnya berbeda beda antara lain di Kesesi, Wiradesa, Ulujami, Comal, Alun-alun Pekalongan dan Slamaran.




Quote:



Versi Lain Terciptanya Nama Pekalongan
Selain versi di atas, ada juga beberapa versi lain yang menurut banyak orang menjadi asal usul nama kota pekalongan.



Legok Kalong
Disebutkan bahwa Joko Bau memenggal kepala JP Coen (VOC). Kepala tersebut dibawanya pulang untuk diserahkan kepada Sultan Agung. Namun dalam perjalanannya malah direbut oleh Mandurorejo. Karena tidak mempunyai cukup bukti, Jo Bau kembali bertapa di daerah selatan Pekalongan.



Dari kata Legok Kalong inilah kemudian timbul nama Pekalongan di desa “Legok Kalong” dari nama desa itulah kemudian menjadi Pekalongan.



Kalingga

Konon sebagian masyarakat pekalongan jaman dulu menganggap bahwa letak kerajaan Kalingga adalah di desa Linggoasri, Kecamatan Kajen, Kabupaten Pekalongan. Dari Kalingga inilah kemudian dihubungkan dengan kata Kalong. Akhirnya dari kata kalong tersebut menjadi nama Pekalongan.



Nama Pekalongan menurut versi ini timbul pada abad ke VI dan VII



Kalong (Kelelawar)

Pekalongan konon katanya  berasal dari kata Kalong (Kelelawar), karena dulunya daerah tersebut banyak dihuni oleh binatang kelelawar, terutama di kesesi daerah kelahiran Joko Bau. Dari banyaknya kelelawar (kalong) tersebut kemudian berubah menjadi nama Pekalongan seperti yang kita kenal saat ini.



Nama kota Pekalongan diperkirakan mulai dikenal pada abad ke XVII (Jamannya Bau Rekso).



Kalang

Kata kalang bisa berarti hilir mudik, nama sejenis ikan laut Cakalang, gelanggang, sekelompok, atau diasingkan ke/di selong. 



Menurut cerita rakyat, daerah Pekalongan dulunya merupakan daerah hutan / semak semak yang banyak dihuni oleh setan dan siluman. Tempat ini sangat ditakuti oleh masyarakat sekitar dan sering dijadikan tempat pembuangan orang orang yang dianggap membangkang atau membahayakan kerajaan Mataram.



Dari kata Kalang tersebut kemudian menjadi kata Pekalongan.



Nah, itu dia tadi sekelumit sejarah mengenai asal usul kota Pekalongan. Semoga Artikel ini bisa memberi manfaat.


Kamu sedang mencari jasa konveksi di pekalongan? Kamu bisa cek artikelnya di sini
















0
1.3K
0
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Sejarah & Xenology
Sejarah & XenologyKASKUS Official
6.5KThread10.4KAnggota
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.