Kaskus

News

Pengaturan

Mode Malambeta
Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

harbisindoAvatar border
TS
harbisindo
PM Sudan Abdalla Hamdok Mundur Diterpa Gelombang Protes
PM Sudan Abdalla Hamdok Mundur Diterpa Gelombang Protes

Bisnis, JAKARTA– Perdana Menteri Sudan Abdalla Hamdok telah mengumumkan pengunduran dirinya hanya beberapa pekan setelah dia diangkat kembali dalam kesepakatan kontroversial dengan militer.  Tentara merebut kekuasaan pada Oktober 2021 dan menempatkan Hamdok di tahanan rumah, tetapi dia diangkat kembali setelah kesepakatan pembagian kekuasaan dengan pemimpin kudeta.

Para pengunjuk rasa menolak kesepakatan itu, menuntut aturan politik yang sepenuhnya sipil. Pengunduran dirinya berlanjut, dan petugas medis mengatakan setidaknya dua orang tewas. Dalam pidato yang disiarkan televisi, Hamdok mengatakan Sudan berada pada "titik balik berbahaya yang mengancam kelangsungan hidupnya".

Dia mengatakan telah mencoba yang terbaik untuk menghentikan negara dari "meluncur menuju bencana", tetapi "terlepas dari segala sesuatu yang telah dilakukan untuk mencapai konsensus itu belum terjadi".

"Saya memutuskan untuk mengembalikan tanggung jawab dan mengumumkan pengunduran diri saya sebagai perdana menteri, dan memberikan kesempatan kepada pria atau wanita lain dari negara mulia ini untuk membantu melewati sisa masa transisi ke negara demokrasi sipil," tambahnya.

Para pemimpin sipil dan militer memasuki perjanjian pembagian kekuasaan yang bertujuan menggerakkan negara itu menuju pemerintahan demokratis setelah pemberontakan rakyat yang berujung penggulingan Presiden otoriter jangka panjang Sudan Omar al-Bashir pada 2019.

Baca : Gedung Parlemen Afrika Selatan Terbakar, Seorang Pria Ditangkap

Berdasarkan kesepakatan yang dicapai dengan Hamdok pada November, perdana menteri yang diangkat kembali seharusnya memimpin kabinet teknokrat sampai pemilihan diadakan. Tetapi, tidak jelas seberapa besar kekuatan yang akan dimiliki pemerintah sipil yang baru dan pengunjuk rasa mengatakan mereka tidak mempercayai militer.

Ribuan orang turun ke jalan-jalan di ibu kota Khartoum dan kota Omdurman pada Minggu (02/01/2022), demikian dilaporkan BBC pada Senin (03/01/2022). Para pengunjuk rasa meneriakkan "kekuatan untuk rakyat" dan meminta militer untuk meninggalkan politik.

Di media sosial, para aktivis mengatakan 2022 akan menjadi "tahun kelanjutan perlawanan". Lebih dari 50 orang tewas dalam protes sejak kudeta, termasuk setidaknya dua pada Minggu, menurut Komite Dokter Pusat Sudan yang pro-emokrasi.

Pemimpin kudeta Jenderal Abdel Fattah al-Burhan membela kudeta Oktober lalu, dengan mengatakan tentara bertindak untuk mencegah perang saudara yang berpotensi meletus. Dia mengaku berkomitmen untuk transisi ke pemerintahan sipil, dengan pemilihan yang direncanakan pada Juli 2023.

1 Januari merupakan Hari Kemerdekaan Sudan, tetapi tak banya yang bisa merayakannya saat ini. BBC menganalisis bahwa pengunduran diri Hamdok merupakan pukulan besar bagi para pemimpin militer yang mengira kesepakatan dengan elaki berusia 66 tahun itu akan menenangkan para pengunjuk rasa dan melegitimasi kekuasaan mereka.

Namun, terbukti perhitungan itu salah. Krisis politik saat ini mengancam mengembalikan Sudan ke tahun-tahun otoriter mantan pemimpin terguling Omar Al Bashir. Ada juga risiko bahwa negara itu kembali menjadi paria dengan negara seperti Amerika Serikat mengindikasikan akan memberi sanksi kepada pihak yang menghalangi kembalinya pemerintahan sipil. Mengingat perjuangan ekonomi Sudan, itu bisa berdampak lebih buruk pada kehidupan warga negara Afrika timur tersebut.





Diubah oleh harbisindo 03-01-2022 09:33
0
488
1
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita Luar Negeri
Berita Luar Negeri
KASKUS Official
80KThread12.9KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.