Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

  • Beranda
  • ...
  • Education
  • UIN Jakarta dan 3 Prasangka Negatif Saya Sebelum Menjadi Mahasiswa di Sana

sukijan.santosoAvatar border
TS
sukijan.santoso
UIN Jakarta dan 3 Prasangka Negatif Saya Sebelum Menjadi Mahasiswa di Sana

UIN Jakarta dan 3 Prasangka Negatif Saya Sebelum Menjadi Mahasiswa di Sana


Halooo, selamat malam semuanya! Pada kesempatan ini saya pengen curcol dikit ya mengenai perguruan tinggi tempat saya menimba ilmu. Oh iya, sebelumnya perkenalkan nama saya Sukijan Santoso, saya sekarang sedang menimba ilmu di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta (boleh disingkat UIN JKT biar gak kepanjangan ya, hahaha).

Nah, adapun curcolan saya di sini bukanlah tentang sejarah berdirinya UIN Jakarta, bukan pula soal kontroversi dosen yang bocor ke dunia maya beberapa waktu yang lalu. Yang ingin saya ceritakan di sini adalah perihal tiga prasangka saya terhadap UIN Jakarta sebelum resmi menjadi mahasiswa di sana.

Jadi nih teman-teman, sejujurnya UIN Jakarta adalah perguruan tinggi yang tergolong baru di telinga saya, saya baru tahu perihal UIN Jakarta itu beberapa waktu sebelum mendaftar UTBK/SBMPTN. Karena kurangnya pengetahuan saya mengenai perguruan tinggi yang satu ini, beragam prasangka pun muncul di kepala saya, yang sayangnya seluruh prasangka itu memang tidak sesuai dengan kenyataan yang ada. Berikut adalah 3 prasangka yang pernah saya miliki perihal UIN Jakarta kala itu:

1. SAYA MENGIRA BAHWA UIN JAKARTA ADALAH PERGURUAN TINGGI KONSERVATIF

Menjadi konservatif memang bukanlah hal yang salah, hanya saja akhir-akhir ini saya sering mendengar isu-isu negatif mengenai kelompok konservatif, utamanya kelompok konservatif berbasis agama. Nah, karena UIN Jakarta adalah perguruan tinggi berbasis agama, saya jadi punya pemikiran bahwa kampus saya ini pasti dipenuhi oleh orang-orang konservatif, utamanya kelompok konservatif yang punya kecenderungan untuk bertindak ekstrim dan tidak bisa menerima perbedaan (apalagi yang agak bertentangan dengan nilai-nilai keislaman).

Namun, prasangka saya itu terbukti salah. Di UIN Jakarta memang terdapat cukup banyak orang-orang konservatif, tapi tak sedikit pula orang-orang yang cenderung progresif, sekuler, liberal, serta banyak yang moderat.

Hampir satu semester saya kuliah di sini, meski masih dengan sistem daring, tapi dapat saya simpulkan bahwa UIN Jakarta itu jauh sekali dari kata konservatif. Saya sendiri memiliki teman di sana yang mengaku dari golongan konservatif, tapi ia sangat terbuka dengan perbedaan pendapat. Teman saya yang konservatif itu juga jauh dari kata ekstrim, apabila kami berdiskusi, tentang hal apapun itu, diskusinya selalu berjalan lancar tanpa ada pihak-pihak yang ngotot dengan pendapat masing-masing. Tampaknya, golongan konservatif di UIN Jakarta lebih toleran daripada yang saya kira.

Memang, teman saya itu tidak bisa dijadikan generalisasi, apalagi kuliah masih bersistem daring, sehingga saya belum bisa bertemu secara langsung dengan orang-orang di sana. Namun sejauh ini, dapat saya katakan bahwa orang-orang di UIN Jakarta itu sangat menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi.

Selain punya teman konservatif yang enak diajak bicara, saya juga menemukan dosen-dosen yang boleh dikata berpikiran terbuka. Saya beri contoh ibu Eva, beliau adalah dosen saya pada mata kuliah studi Islam. Ibu Eva sejak pendidikan tingkat PAUD hingga tingkat doktoral selalu memilih institusi pendidikan berbasis agama, tapi sungguh beliau jauh dari kata konservatif apalagi fanatik dengan agamanya.

Suatu hari ia pernah membuat kami pusing tujuh keliling, ketika ia bertanya soal “Apakah Islam itu agama yang benar?” “Kalau Islam benar, apakah agama lain salah?” Berbagai pertanyaan yang ia lontarkan membuat kami berpikir keras sembari menerka-nerka, “Kira-kira jawaban apa ya yang dimiliki oleh bu Eva?”

Saya sudah was-was, saya pikir bu Eva mungkin akan berkata bahwa Islam adalah agama paling benar, titik gak ada koma. Namun, bu Eva malah berkata:

Quote:

Apa yang telah dikatakan bu Eva benar-benar sejuk di hati, dan saya pikir cukup untuk menjadi bukti bahwa orang-orang di perguruan tinggi tempat saya belajar kini mayoritasnya sangat menjunjung tinggi toleransi.

2. SAYA PERNAH BERPRASANGKA BAHWA DI UIN JAKARTA TIDAK ADA KEBEBASAN BERPENDAPAT

Hampir sama dengan poin pertama, saya juga berpikir bahwa UIN Jakarta tidak mendukung kebebasan berpendapat, sebab UIN Jakarta adalah perguruan tinggi berbasis agama, sehingga mungkin segala hal yang kita ucapkan harus selalu sesuai dengan nilai-nilai keislaman. Namun, sekali lagi prasangka saya salah besar, apalagi di jurusan sosiologi.

Selama saya kuliah di sini, kami para mahasiswa sangat bebas untuk mengemukakan pendapat, apapun itu. Para dosen tidak membatasi kami dalam proses diskusi, secara garis besar ketentuan yang diberikan hanya ada dua, yaitu tetaplah bersikap sopan dan santun serta pastikan apa yang kita ucapkan dapat dipertanggungjawabkan.

Saya sendiri sangat sering mengeluarkan argumen yang kontra terhadap pernyataan orang lain, entah itu terhadap dosen saya maupun terhadap rekan-rekan sesama mahasiswa.

Saya pernah bertentangan dengan dosen Pengantar Ilmu Politik perihal utang negara, pernah juga bertentangan dengan teman saya perihal Permendikbud Ristek No. 30 tahun 2021, dan itu semua tidak menimbulkan masalah, yang terjadi hanyalah aksi saling berbagi pandangan dan pengetahuan.

Jadi teman-teman, dapat saya simpulkan bahwa UIN Jakarta itu sangat mendukung kebebasan berpendapat. Status kampus Islam tidak serta merta membuat UIN Jakarta tertutup akan hal-hal yang bersifat sekuler, apalagi di FISIP (Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik) yang memang terdiri atas jurusan-jurusan rumpun ilmu sosial dan kental akan perubahan-perubahan yang mengikuti perkembangan zaman.

3. SAYA PERNAH BERPRASANGKA BAHWA UIN JAKARTA ITU KAMPUS YANG SANGAT-SANGAT ISLAMI SELAYAKNYA PESANTREN

Awal saya mengetahui perihal keberadaan UIN Jakarta, saya berpikir bahwa perguruan tinggi yang satu ini pasti sangatlah Islami, tak jauh beda dengan yang namanya pesantren. Namun lagi-lagi, prasangka saya terpatahkan setelah resmi menjadi mahasiswa di sana. Tidak semua orang di UIN Jakarta itu memiliki gaya hidup yang benar-benar Islami, malah mungkin mahasiswa yang Islami itu jumlahnya bisa dihitung jari.

Selain orang-orangnya yang “biasa-biasa saja,” secara aturan UIN Jakarta juga tak jauh beda dengan perguruan tinggi sekuler. Tak ada aturan khusus dalam berpakaian, bahkan ada dosen yang memperbolehkan kami untuk menggunakan kaos, hingga memperbolehkan mahasiswa untuk ngopi di sela-sela diskusi.

Memang, tak semua fakultas/jurusan memberikan kebebasan seluas yang saya dapatkan di FISIP. Apabila teman-teman masuk ke fakultas/jurusan yang bersifat keagamaan, maka aturan-aturan ketat seperti cara berpakaian biasanya memang diberlakukan. Contohnya di Fakultas Ushuluddin, di fakultas ini ada aturan tentang gaya rambut (terutama bagi laki-laki), sementara di FISIP malah ada yang berambut kribo bak kembang berondong.

Jadi teman-teman, UIN Jakarta itu memang kampus Islam, tapi aturan yang ada di sana tidaklah seketat pesantren, kebebasan yang dilimpahkan pihak kampus hampir sama dengan perguruan tinggi sekuler, tentu dengan pengecualian pada fakultas/jurusan keagamaan.

Baik teman-teman, itu saja yang ingin saya sampaikan pada kesempatan kali ini. Terima kasih telah membaca, semoga bermanfaat.

******


Tambahan:
Bagi teman-teman yang ingin mendengarkan penjelasan saya secara lisan, teman-teman bisa mengakses tautan berikut ini: 3 Anggapan Negatif Gw Perihal UIN Jakarta

Tautan di atas akan mengarah ke saluran YouTube saya, yaitu Siniar Sendyyy. Barang kali teman-teman ingin menonton video-video yang saya buat di sana (sembari membantu saya untuk mengejar 4000 jam tayang, emoticon-Wkwkwkemoticon-Wkwkwk emoticon-Wkwkwk).

0
499
0
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Education
EducationKASKUS Official
22.6KThread13.7KAnggota
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.