- Beranda
- KOMPAK (Komunitas Penulis Aktif Kreatif)
Rembulan Yang Tercabik
...
TS
yuyunmasrum
Rembulan Yang Tercabik
Postingan puisi perdana di akun yang baru.
Rembulan Yang tercabik
Tujuh purnama
Tujuh kali menguntum
Menangkup indah dari akar hingga pucuk usia
Hormon remajanya meriak
Baru tujuh kali perjalanan ovulasi
Wajahnya mulai merembulan
Matanya kejora
Rambutnya mayang
Kulitnya pualam
Memancar aura perempuan sempurna
Rupawan tak hanya milik hartawan
Dirahasiakan indahnya dibalik hijab
Hijab selayak mihrab
Buah tangan bunda
Dibeli dari lapak gang pasar
Menyisihkan sedikit laba
Hasil berjualan ikan
Sungguh tak mudah merawat cahaya
Rela diri menjadi sahaya
Bunda pun hampir mati tak percaya
Disimpan harumnya di balik tilam
Namun kecantikan adalah angin
Berhembus menembus batas ruang
Rianglah hati pemuda-pemuda kasmaran
Berharap ayah ibu pergi melamar
Malam mengutuk
Perawan tergugu
Terpuruk di sudut yang paling buruk
Baju birulangitnya robek menyingkap
Hal rahasia dijaga hingga ke langit
Kini dijagal saudara lelakinya sendiri
Meretak dia dihela lenguh juga peluh
Dengan belati terhunus
Daya seketika menciut
Tajamnya menusuk sampai ke hulu jiwa
Hingga malam memuncak
Roh leluhur meratap
Menyaksikan satu tragedi
Peristiwa konsepsi sedarah
Di atas panggung kebiadaban
Incest
Satu benih sedang menjalani satu fase kehidupan
Dalam laju tak terbendung
Mengarungi darah yang sama
46 kromosom identik
Entah akan menjadi apa
Syndrom down?
Gagal tumbuh?
Fisik tak sempurna?
Kebodohan?
Memalukan juga memilukan
Walau mimpi pemuda-pemuda itu tak sampai
Dihadang kenyataan tak bisa ditepis
Zigot incest harus diterima
Dengan hati separuh sadar, bahkan separuh mati
Kini janin sang durjana sedang tumbuh
Akan terlahir seputih kapas
Dalam dekapan keyakinan ibunya
Bahwa kebaikan seperti belukar di musim hujan
Akan ada hingga di ujung jalan
Akan tumbuh sejauh hutan membentang
Bima, 28 Nofember 2021
Rembulan Yang tercabik
Tujuh purnama
Tujuh kali menguntum
Menangkup indah dari akar hingga pucuk usia
Hormon remajanya meriak
Baru tujuh kali perjalanan ovulasi
Wajahnya mulai merembulan
Matanya kejora
Rambutnya mayang
Kulitnya pualam
Memancar aura perempuan sempurna
Rupawan tak hanya milik hartawan
Dirahasiakan indahnya dibalik hijab
Hijab selayak mihrab
Buah tangan bunda
Dibeli dari lapak gang pasar
Menyisihkan sedikit laba
Hasil berjualan ikan
Sungguh tak mudah merawat cahaya
Rela diri menjadi sahaya
Bunda pun hampir mati tak percaya
Disimpan harumnya di balik tilam
Namun kecantikan adalah angin
Berhembus menembus batas ruang
Rianglah hati pemuda-pemuda kasmaran
Berharap ayah ibu pergi melamar
Malam mengutuk
Perawan tergugu
Terpuruk di sudut yang paling buruk
Baju birulangitnya robek menyingkap
Hal rahasia dijaga hingga ke langit
Kini dijagal saudara lelakinya sendiri
Meretak dia dihela lenguh juga peluh
Dengan belati terhunus
Daya seketika menciut
Tajamnya menusuk sampai ke hulu jiwa
Hingga malam memuncak
Roh leluhur meratap
Menyaksikan satu tragedi
Peristiwa konsepsi sedarah
Di atas panggung kebiadaban
Incest
Satu benih sedang menjalani satu fase kehidupan
Dalam laju tak terbendung
Mengarungi darah yang sama
46 kromosom identik
Entah akan menjadi apa
Syndrom down?
Gagal tumbuh?
Fisik tak sempurna?
Kebodohan?
Memalukan juga memilukan
Walau mimpi pemuda-pemuda itu tak sampai
Dihadang kenyataan tak bisa ditepis
Zigot incest harus diterima
Dengan hati separuh sadar, bahkan separuh mati
Kini janin sang durjana sedang tumbuh
Akan terlahir seputih kapas
Dalam dekapan keyakinan ibunya
Bahwa kebaikan seperti belukar di musim hujan
Akan ada hingga di ujung jalan
Akan tumbuh sejauh hutan membentang
Bima, 28 Nofember 2021
0
320
0
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
KOMPAK (Komunitas Penulis Aktif Kreatif)
421Thread•647Anggota
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru