giovan777Avatar border
TS
giovan777
Cerita WNI soal Hoaks Vaksin Pemicu Covid di Jerman Menggila

Sejumlah warga negara Indonesia (WNI) menceritakan berbagai hoaks teori konspirasi mengenai vaksin corona yang mereka dengar selama di Jerman. Hoaks ini disebut-sebut sebagai salah satu alasan warga Jerman ogah divaksin hingga memicu lonjakan kasus Covid-19.

Machally, salah satu WNI yang kini tinggal di Jerman, bahwa ada banyak hoaks dan teori konspirasi menyebar luas di masyarakat secara umum.

"Misal, bahwa vaksin bisa menyebabkan keturunan kena keterbelakangan mental. Beberapa orang bahkan tak percaya corona ada sama sekali. Mungkin itu sedikit yang pernah saya dengar dari orang yang tidak divaksin. Yang lain ada yang percaya ada microchip dalam vaksin," kata Machally kepada CNNIndonesia, Selasa (23/11).

Menurutnya, kepercayaan sejumlah masyarakat terhadap hoaks dan teori-teori konspirasi itu menyebabkan kemunculan kelompok penolak vaksin.

"Tapi ada beberapa kelompok yang kayaknya setuju sama teori-teori konspirasi tentang vaksin dan corona. Tidak mau [vaksin] gara-gara itu tadi, termakan teori-teori konspirasi, padahal vaksin 100 persen ada buat setiap warganya sama orang asing yang tinggal di Jerman, gratis," ucap Machally.

Desas desus hoaks vaksin di Jerman juga dibenarkan oleh WNI lain, Mira. Mira mengatakan bahwa teori konspirasi terkait vaksin banyak beredar di negara itu.

"Misalnya, vaksin ini adalah konspirasi orang-orang tertentu seperti Bill Gates, yang vaksinasi chip untuk mengontrol manusia, itu juga ada. Atau juga ada hoaks lain yang beredar seperti bahwa vaksin itu tidak manjur, atau efek sampingnya bisa menyebabkan kanker," cerita Mira ketika diwawancara CNNIndonesia, Kamis (25/11).

Selain itu, Mira juga menceritakan beberapa alasan lain masyarakat Jerman tak mau divaksinasi. Menurutnya, beberapa masyarakat ragu akan kemanjurannya, mengingat penelitian soal vaksin hanya dilakukan dalam kurun waktu pendek.

"Paling banyak itu alasannya adalah bahwa mereka tidak atau belum percaya dengan kemanjuran vaksin yang ada saat ini, karena penelitiannya cenderung terburu-buru, sehingga mereka kurang percaya bahwa vaksin ini manjur. Atau mereka takut dengan efek sampingnya," tutur Mira. S E N S O R

Tak hanya itu, Mira juga menyinggung bahwa ada kelompok masyarakat Jerman yang lebih percaya takdir dalam masalah Covid-19.

"Mereka lebih percaya pada takdir atau mereka juga lebih percaya bahwa sebagai pribadi mereka itu kuat gitu, selama mereka hidup sehat, olahraga, minum vitamin, tidak ada alasan untuk mendapatkan vaksin, vaksin apapun itu, bukan hanya corona," ucap Mira.

Mira juga menyampaikan bahwa ada golongan warga Jerman yang menganggap kewajiban vaksin adalah salah satu bentuk represi dari pemerintah.

"Bagi mereka yang tidak percaya dengan institusi pemerintahan, mereka juga banyak yang menganggap bahwa vaksin ini seperti alasan pemerintah untuk bersikap represif," tutur Mira.

WNI lainnya, Afra, mengatakan bahwa beberapa orang tua di Jerman juga tak mengizinkan anaknya disuntik vaksin. Afra mengatakan, kelompok anti-vaksin di sana muncul karena ada beberapa orang menganggap vaksin sebagai upaya yang menekan hak asasi manusia anak.

"Jadi vaksinasi dirasa melanggar hak asasi mereka dan tidak begitu berpengaruh terhadap kejadian corona," tutur Afra.

Jerman memang menjadi salah satu negara Eropa yang masih harus bergulat dengan banyak 'teori konspirasi' soal vaksin. Ini menjadi salah satu penyebab beberapa kelompok masyarakat Jerman tak mau divaksinasi yang pada akhirnya memicu lonjakan kasus di negara tersebut.

Beberapa waktu lalu, pemerintah Jerman mengumumkan total kematian akibat Covid-19 mencapai lebih dari 100 ribu kasus.

Tak hanya itu, penambahan kasus harian Covid-19 di negara itu mencapai 79.051, nyaris 80 ribu pada Rabu (24/11), berdasarkan data Universitas Johns Hopkins.

Akibat kasus yang terus melonjak, pemerintah Jerman memberikan ultimatum kepada warga negara itu.

Menteri Kesehatan Jerman, Jens Spahn, menegaskan bahwa hanya ada tiga hal yang berlaku bagi warga negaranya saat ini, yakni divaksinasi, sembuh dari Covid-19, atau meninggal dunia karena virus serupa SARS itu.

"Mungkin, sampai akhir tahun ini di musim dingin, seperti yang sering dianggap sinis, hampir semua orang di Jerman akan divaksinasi, disembuhkan, atau meninggal (karena Covid)," kata Spahn seperti dikutip CNN.

Spahn pun memperingatkan warga Jerman yang belum divaksinasi agar segera menerima vaksin mengingat kasus Covid-19 di sana semakin tinggi.





Sumber - CNNIndonesia

0
946
2
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita Luar Negeri
Berita Luar NegeriKASKUS Official
78.9KThread10.6KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.