nsr86fastAvatar border
TS
nsr86fast
E S O D (Hantu Urban Legend)
tolong.. toloooong..tolooongggg..

terdengar samar-samar suara orang berteriak meminta tolong..

ehh kalian denger gak? "ucap agus"

iya denger, siapa ya gus? "jawab reza"

entahlah, tapi sepertinya terdengar dari bawah deh.

ngapain ya orang jam segini dibawah bray? "tanya agus"

ya apa lagi klau bukan nyari wangsit togel, itu loh yang deket mata air di bawah rumpun bambu "jelas reza"

di gangguin tante kun kali ya hahahaha "ucap agus sambil tertawa"

memang biasanya seperti itulah, sering banget ada orang yang ngimpo (cari wangsit nomor togel) digangguin di leugok yang memang pada masa itu cukup buming yang namanya togel

toloooongg.. tolloonggggg.... "terdengar lagi suara teriakan yang semakin mendekat di barengi suara langkah kaki yang cepat"

nah makin dekat tuh suaranya gus "ucap reza"

coba kita cek yuk "ajak agus sambil menjinjing senternya yg tergeletak di sampingnya kemudian melangkah cepat"

eh tunggu dong gus "ucap reza sambil ikut bergegas".

agus dan reza pun berjalan setengah berlari menuruni jalan yang sangat terjal dengan penerangan hanya lampu senter yang di bawa agus di bantu sedikit cahaya bulan katena rimbunnya pepohonan. setelah beberapa saat berlari sambil menyorotkan senternya, lamat-lamat terlihat shiluet bayangan orang yang berlari tertatih....

gus itu... ituuu gus "ucap reza"

cepat za kita hampiri "ucap agus"

ati-ati gus ini licin loohh "ucap reza sambil terus berlari kecil"

orang yang berlari ke arah nya pun belum cukup terlihat jelas karena jaraknya masih sangat jauh, sementara agus dan reza terus melangkah turun.

beberapa saat kemudian setelah cukup dekat kira-kira jarak 20m baru bisa terlihat jelas...

itu doni za "ucap agus sambil mengarahkan senternya ke depan"

bener gus itu doni, ayo kita hampiri "jawab reza sambil terus menghampiri reza"

akhirnya setelah lari cukup lama sampai juga walau dengan nafas terengah-engah.

doni ngapain malam-malam di leugok (leugok adalah lembah dalam bahasa sunda) "tanya reza"

za lari za ayo, nanti aku jelasin di pos ronda "jawab doni sambil meraih tanganku"

jadi posisi kami doni di depan, kemudian reza dan di belakang agus yang bagian menerangu jalan, mereka lari tangga demi tangga untuk naik ke atas dari lembah.

walau ada raut muka kebingungan reza dan agus tetap ikut berlari mengikuti doni.

capek? jelas capek melibas tanjakan tanpa bonus datar.

sesampainya di pos ronda ternyata sudah ada mang jajang yang sedang asyik buat api unggun.

ngapain kalian lari malam-malam, lagi latihan fisik buat nanti sepak bola tarkam? " tanya mang jajang"

tanpa ada yang jawab karena sibuk mengatur nafas masing-masing, reza sibuk menghampiri air minum di galon, sementara agus berdiri sambil tolak pinggang mengatur pernafasannya dan doni dengan posisi ruku mengatur nafas.

setelah cukup mengatur nafas dan minum, reza mulai berceloteh.

gini mang, tadi kan di pos hanya aku dan agus di pos, tiba-tiba terdengar suara teriakan tolong.. tolong dari leugok mang, setelah bertanya ke agus dan ternyata aguspun mendengarnya kami pun turun lah ke bawah untunk mengeceknya. ternyata di bawah si doni yang sedang lari sambil teriak-teriak, aku juga gak tau dia kenapa karena doninya belum cerita "ucap reza yang di amini agus"

udah nih minum dulu "ucap mang jajang sambil menyodorkan segelas air ke doni"

makasih mang "ucap doni sambil mengambil dan meminumnya"

setelah suasan cukup tenang doni mulai buka cerita...

tadi siang kan aku nyimpan bubu di sekitaran mata air, rencananya kan habis isya mau di angkat tuh bubu tapi kelupaan, inget tadi jam 11 karena sayang kalo di biarin sampi besok malah hilang keburu di ambil orang kan sayang, maka tanpa fikir lagi aku pun turun ke leugok untuk ngambil bubu itu.

satu persatu ku angkat bubu itu, wah lumayan fikirku karena di dalam bubu rata-rata berisi 5 ekor ikan lele, ketikamengangkat bubu ke 5 tiba-tiba muncul sesosok orang, dia berposisi duduk (seperti layaknya yang sedang sholat posisi duduk tahiyat akhir) di samping pohon pete, di sekitaran pohon itu kan tidak terlalu rimbun, jadi masih ada cahaya terang dari bulan makanya bisa terlihat jelas ada orang. mulanya hanya diam seperti memperhatikan akupun pura-pura tak melihat sambil terus mengingat-ingat lagi dimana simpanan bubuku.

tiba-tiba makhluk itu berbicara dengan suara mirip kakek-kakek..

hey anak muda sedang apa disini malam-malam? "tanyanya"

maaf mbah bila mengganggu, saya sedang mengambil bubu saya "jawab ku sambil sebetulnya aku merinding tapi tetap memberanikan diri"

tiba-tiba kakek itu mengeluarkan sebuah cemeti, matanya mulai menyala merah..

hey anak muda sesakti apa dirimu, aku ingin mencobanya "ujar kakek-kakek itu sambil mencambukan cemetinya"

bunyi suara cemetinya sangat keras dan di barengi kilatan cahaya.

hadapi aku anak muda!!! "serunya yang kini tiba-tiba ada di hadapanku... "

cetaaarrrrrr,,,,, cemeti itu dia cambukan ke arah pohon pisang yang memang pohon itu langsung saja tumbang....

aku yang kaget bubu yang ku begang pun ku lemparkan kemudian aku berlari sekuat tenaga menuju perkampungan, namun secepat-cepatnya aku berlari seolah tidak ada apa-apanya karena kake itu dengan mengesot-ngesot di tanah tetap posisinya di belakangku. aku terus berlari tanpa mempedulikan hasil bubuku,,, namun tiba-tiba ctarrrrrrrr suara cemetinya berbunyi dan di barengi jeritanku merasa kesakitan di punggungku...

aahhhhh tolooong.... tollooonggg "aku menjerit"

sekuat tenaga aku tetap berlari menghindarinya, walau kaki entah berapa kali tersandung akar atau bahkan tangga karena memang kalian tau sendiri kan dari lembah ke sini terus nanjak aku tak mempedulikannya.

cetaarrrrrr.... cemeti itu berbunyi lagi. sekelebag terlihat cahayanya di belakangku, dalam fikirku wah mati nih...

nafas sudah ngos-ngosan aku sekuat tenaga mempertahankan kecepatan lariku jangan sampai lelambat, sampai......

cetaaarrrrrrrr......

aaaawwwww panas sangat panas rasanya punggungku..... ternyata kakaek itu mencambuku lagi hingga hampir saja aku tersungkur, namun segera ku raih pohon dan berpeggangan, kemudian aku berlari lagi

tolooooong.... tolooooong.... "aku berteriak lagi"

terlihat di kejauhan ada sorot senter yang mengarahku dan ternyata setelah berpapasan itu mereka berdua "ucap doni sambil menunjuk reza dan agus"

terus kakek itu kemana? "tany mang jajang"

kakek itu setelah melewati rumpun betung itu hilang entah kemana mang (jawab doni)

oh betung yang di pinggir jurang itu ya "ucap mang jajang"

iya betung itu "jawab doni"

aduuhhh punggungku koq perih & panas gini ya "ucap doni"

coba aku lihat "ucap agus"

buseeettt ini sih paraha "ucap agus lagi"

reza dan mang jajang pun hanya bisa menggelengkan kepala

kenapa sih punggungku koq perih ya "ucap doni"

luka parah tuh, cepat obati "kata reza"

iya don, bajumu samapi robek begitu seperti kena sabetan sajam "ucap agus menambahkan"

ini sih bukan luka biasa, mending kita ke ki tuha yuk "ucao mang jajang"

iya bener mending ke ki tuha, siapatau kakek itu bisa ngobatin "ucap agus"

singkat cerita mereka pun membawa doni ke ki tuha, karena doni terluka parah di punggungnya dan kakinyapun entah menerjang apa sampai kedua kakinya berdarah doni pun di bopong mang jajang.

setelah sampai ke rumah ki tuha yang kebetulan saat itu ki tuha pun ternyata sedang santai di teupas ngopi sambil mendengarkan wayang golek di radio, ki tuha pun terperanjat kaget.

kenapa si doni "kata ki tuha sambil menghampiri"

ini ki kena musibah "jawab mang jajang"

sini bawa ke tepas "ucap ki tuha"

Teupas adalah bale bambu <bahasa sunda>

doni pun yang tiba-tiba tak sadarkan diri di rebahkan di teupas.

ada apa, coba ceritakan "ucap ki tuha"

setelah merebahkan doni dan masing-masing mengambil posisi duduk bersila mulailah mang jajang menceritakan apa yang di ceritakan doni tadi di pos.

setelah mendengarkan cerita itu ki tuha pun menghela nafas panjang.

si doni ini cukup kuat atau bisa jadi masih ada yang melindungi, karena jika orang kosongan gak mungkin bisa selamat jika bertemu makhluk seperti itu, tapi sebetulnya makhluk seperti itu tidak akan menjumpai orang kosongan, melainkandia akan mendatangi orang yang ngalap ilmu kadugalan biasanaya, atau membawa benda yang cukup menantangnya makanya dia muncul "ucap aki"

yang di maksud kosongan adalah orang yang tidak memiliki kesaktian apa-apa di bidang ilmu kadugalan (kekebalan tubuh terhadap sajam atau sejenisnya) dan ilmu kekebalan yang di maksud pun biasanya orang yang ngalap aji batara karang 'menurut penjelasan ki tuha"

setelah terdiam beberapa saat aki pun menyuruh reza yang memang kebetulan paling dekat ke pekarangan rumahnya.

za bisa tolong ambilkan daun jawer kotok tuh di belakang kamu " perintah aki"

reza pun tanpa menjawab segera mengambil beberapa lembar daun jawer kotok.

kamu jang ambil air hangat sama lap di dapur "perintah aki ke mang jajang yang segera dituruti"

gus coba buka bajunya si doni "perintah aki"

aguspun membuka bajunya doni..

hmmm ini cukup parah, jika di lihat dari bekasnya benar dia kena 2x cambukan, jangan khawatir masih bisa di tolong ini karena hanya 2x cambukan dan tidak terkena cakaran, berarti memang doni sama sekali tak melawan sepertinya"ucap ki tuha"

yang memang terlihatada 2 guratan garis panjang namun bukan seperti bekas cambukan, tapi malah lebih mirip luka sayatan dan ada sedikit gosong di pinggirnya.

setelah barang yang di pinta ki tuha terkumpul, ki tuha pun mulai merapalkan mantrannya. sambil mengambil lembar demi lembar daun jawer kotok lalu di masukan ke dalam mangkuk yang berisi air panas kemudian mengambil kembali lembar demi lembar daun jawer kotok tersebut dan menempelkannya di bekas luka di punggung doni sampai tertutup semua, setelah selesai aki pun menyuruh mang jajang mengambil selimut di dalam untuk menutupi badan doni biar gak masuk angin katanya sih.

doni tak sadarkan diri cukup lama, selama doni tak sadarkan diri dan usai di obati aki pun bercerita....

kejadian terakhir adalah tahun 70-han pernah terjadi seperti ini, namun yang paling parah sih aki juga di ceritakan sama kakek aki ya pana masa sebelum kemerdekaan "ucap aki"

begini ceritanya :

sebut saja karim dan rahman, mereka adalah jago-jago silat, konon keduanya sangat di takuti di kampungnya apalagi kerjaannya merampok & membunuh juga menjadi centeng belanda. suatu hari keduanya mendapat tugas khusus pengawalan hasil bumi yang akan di kirim ke batavia, mereka mengawal 2 kereta kuda yaitu karim mengawal imron yang berugas sebagai kusir dan rahman mengawal beben yang juga sama sebagai kusirnya.

mereka berangkat malam hari karena dari sini ke batavia itu sekitar 1 hari 1 malam dengan harapan bisa sampai ke pelabuhan di batavia itu malam hari dan bisa langsung di angkut oleh kapal.

dulu itu jalan menuju ciloa gak muter ke pasir balsa tapi lewat cadas ngampar, karena tahun 1975 terjadi gempa membuat jalan longsor di alihkan lah jalan jadi memutar "terang aki"

sekarang aki lanjut. nah ketika lewat cadas ngampar tiba-tiba ada sosok kakek-kakek menghalangi jalan mereka, sama seperti yang di ceritakan si doni itu megang cemeti, nyegat dan ngajak bertatrung, karena mungkin mereka jawara dan yang di hadapi kakek-kake jalan ngesot merasa pede aja si karim dan si rahman akhirnya kedua jawara itu pun tewas di tempat dengan 3x cambukan oleh kakek-kakek tersebut, setelah kedua jawara itu tewas, kakek tersebut kemudian pergi jalan mengesot sambil tertawa dan menghilang di rerimbunan bambu betung, sementara kedua kusir itu sama sekali gak di apa-apain nah dari situlah muncul rumor esod,

untuk kejadian ke 2 di tempat yang sama, itu terjadi sekitar tahun 70 han pokonya sebelum terjadi gempa, jadidi situ masih di pakai jalan aktif untuk melintas kampung.

ingat kan si beben dan si imron? "tanya aki"

iya ki "jawab agus"

setelah kejadian dulu, imron dan beben sangat ketakutan melihat kedua jawara tewas hanya dengan 3x cambukan cemeti mereka pun mengurungkan niatnya untuk berangkat, lalu mereka kembali ke kampung, setelah memarkirkan kereta kudanya mereka pun bergegas masuk ke rumah masing-masing, besoknya baru dia ceritakan kejadian semalam kepada warga juga ke bosnya yang orang belanda, dan di susul lah ke cadas ngampar dan ternyata benar ada 2 jasad tergeletak di jalan dengan di penuhi luka di kedua badan itu, selain bekas cambukan juga di bagian muka dan dana terlihat bekas goresan cakaran yang sangat dalam.

di batalkan lah misi mengantar barang pada saat itu, mereka pun mengembalikan barang ke gudang, setelah mengembalikan barang imron menemukan sebuah pisau di kereta kudanya yang di penuhi rajah, tanpa banyak kata dia pun menyimpan pisau itu.

singkat cerita pada tahun 70 han ada sebuah hajatan nanggap wayang golek di kampung sebelah, cukup ramai lah pada masa itu yang jarang sekali ada hiburan bahkan aki pun turut menonton.

ada lah seorang pemuda sebut saja Asep dia hanya menonton setengah lalu di tengah malam dia pulang, karena ke kampung sebelah itu ya lewatnya jalan itu "cadas ngampar" karena zaman itu memang belum ada listrik asep pulang sendiri dengan membawa obor sesampainya di tempat itu tiba-tiba..

hey anak muda dari mana hendak kemana? "ucap kakek-kakek yang teruduk di tengah jalan"

nonton pentas wayang golek kek di kampung sebelah "jawab asep"

bisa kau lewat jika kau bisa mengalahkanku hahahah "ucap kakek sambil tertawa"

mmmaksudnya kek? "tanya asep"

opobegalan pati jeung aing (kita adu cepat ambil nyawa denganku) "ucap si kakek"

walau asep bisa sedikit-sedikt ilmu silat tapi merasa keberatan jika tidak ada masalah harus berantem..

maaf kek saya tidak ada masalah dengan kakek "ucap asep"

tidak bisa kau tak kan bisa lewat " ucap kakek sambil mengeluarkan cemeti"

ctaarrrrrrr sang cemeti mulai di hentakkan menimbulkan suara keras dan mengeluarkan percikan cahaya, mata si kakek mulai menyala merah, gigi-gigi si kake mulai keluar taring...

asep yang terkesima dikagetkan dengan suara cemeti si kakek...

ctarrrrrrr cetaarrrrrr cemeti di cambuk-cambukan...

dengan penuh keyakinan sambil memegang erat obornya asep menerjang si kakek, karena si kakek sedikit menghindar mberikan celah kepada asep untuk kabur, tanpa berfikir panjang, ketika ada kesempatan asep segera kabur menerobos jalan lari secepat-cepatnya. namun si kakek tidak membiarkan asep lolos begitu saja...

cetaaarrrrrr..... cemeti si kake di cambukan ke arah asep

aarrrggghhhhh..... asep menjerit kesakitan terkena sabetan cemeti si kakek.

namun sekuat tenaga asep berlari, walau rasa panas di punggungnya....

tiba-tiba si kakek sudah menghadang di depannya, asep tersentak kaget, namun kepalang tanggung, asep mengarahkan obornya ke muka si kakek, dan si kakek mengelak kembali, sambil kuku tajamnya menyambar pipi kanan asep, asep segera mnghindar. asep ingat di membawa pisau si pinggangnya, segera dia mencabut pisau dan melemparkan pisau itu ke arah si kakek, namun tiba-tiba si kakek menghilang dan hanya meninggalkan suara..

tertawa hahahahahah,,,,,,,

karena si kakek menghilang maka pisau yang di lempar mengarah ke sebuah batu yang cukup besar di pinggir jalan, ketika mengenai batu tersebut menimbulkan ledakan dan batu itupun hancur, kemudian asep memungut pisaunya dan bergegas pergi dari tempat itu, sesampainya di kampung asep pun langsung ke rumah ki odim meminta pertolongan untuk menyembuhkan luka akibat cemeti, sambil di obati asep pun mengobrol dengan ki odim sampai pagi, membahas tentang pisaunya dan juga dengan esod tersebut hingga subuh tiba, dan ki odim itu adalah ayahnya ki tuhi, maka ketika asep sedang ngobrol itu aki pun waktu itu baru sampai ke rumah setelah nonton pagelaran wayang golek, danikut menyimak kisah asep dan melihat pisaunya juga.

menurut ayah aki (ki odim) esod itu orang sakti yang nyiluman (menjadi siluman) jika orang suci agama hindu zaman dahulu moksa (pindah alam) nah orang sakti dengan ilmu hitam pun sama pindah alam dan bisa abadi dengan kesaktiannya "pungkas ki tuhi"

nah untuk kasus doni ini kenapa ya ki, boro-boro belajar kadugalan, belajar silat juga nggak, tapi kalau bersilat lidah dia jagonya, tapi koq samapi di temui esod ki "tanya agus"

kita tunggu orangnya bangun aja heheh "jawab aki"

mang jajang, agus dan reza pun yang sedang bertugas ronda malam malah keasyikan ngobrol di rumah ki tuha dan tak terasa sudah jam 3 pagi, sinini pun sudah terbangun dan menyuguhi mereka kopi dan malah makin betah saja karena ditemani kopi tak lupa ubi bakarnya.

setelah sekian lama tak sadarkan diri doni pun akhirnya tersadar...

dengan sedikit meringis doni memaksakan bangun...

aduuhh ini badan berasa sakit "ucap doni"

hehehe,,,, gimana punggungnya masih sakit? "tanya ki tuha"

punggung sih udah enakan ki, tapi ini kaki sakit banget "jawab doni"

coba jang buang daun jawer kotoknya " suruh aki menunjuk punggung doni" yang segara mang jajang pun melepaskan semua daun jawer kotok yang menempel.

reza, agus dan mang jajang tentu msmbelalak kaget melihat luka bekas cemetinya sudah rapat, tak ada lagi luka yang menganga, hanya bekasnya saja seperti bekas luka yang sangat lama.

ki ini kaki saya sakit banget (ucap doni)

bungkus aja pake daun jawer kotok kaya punggungmu don tapi untuk lhka salah uratnya bawa aja ke mang jamal biar dia yang ngurut, aki gak ngerti malsal urut mengurut heheheh "ucap ki tuha sambil tertawa"

baik ki "ucap doni"

di bantu reza memetik kembali daun jawer kotok dan kembali aki mengobati luka doni seperti mengobagi luka pada punggung doni hingga selesai menutup luka sobek di bagian jempol kakinya.

seusai semuanya ki tuha yang masih penasaran pun bertanya kembali ...

don kamu punya apa atau bawa apa ke leugok? "tanya ki tuha"

bawa bubu lah ki "jawab doni"

selain bubu "tanya ki tuha"

ya ini pisau buat nanti bersihin hasil ngebubu "jawab doni sambil menyimpan pisau"

ki tuhi cukup terperanjat.....

pantes di cegat esod, kau ini bawa pisau itu " ucap ki tuha"

hahh " doni pun kebingungan"

iya itu pisau bertuah don, dari si asep tutunnya ke kamu ya "ucap aki"

iya ini pisau di kasih uwa asep ktanya buat jaga-jaga " jawab doni"

itu pisau turun temurun dari kaiek buyutmu don " ucap aki"

lalu di ceritakanlah bahwa awalnya pisau itu milik seorang jawara kampung yang tewas oleh esod, kemudian pisaunya di temukan kakek buyutnya yg menjadi kusir, terus di turunkan lagi,, dan seterusnya.

sebetulnya jika kau keluarkan pisau itu tadi kemungkinan sang esod akan kabur seperti dahulu sama uwa mu" ujar ki tuha"

aku gak tau kalau benda ini bertuah ki, lagian aku kurang percaya dengan benda bertuah juga, sering aku di kasih misal keris, kujang yang jika di pegang orang lain mungkin bisa di mandiin riap mulud atau apa lah, kalau aku malah ku asah biar tajam pisaunya, karena menurutku kalau pisau harus sesuai fungsinya yaitu untuk memotong, nah kalau berkarat atau malah gak tajam ya di asah kan "ucap doni"

aki tuhi pun tertawa terkekeh....

hati-hati don kalau benar bertuah dan khodamnya kuat bisa celaka "ucap ki tuha"

terus sekarang harus gimana ki "tanya doni"

ya sekarang simpan saja baik-baik, rawat, anggap saja benda sejarah, jangan menganggap pisau itu punya kekuatan bahkan memohon perlindungan kepada benda, tapi jangan di asah juga, biarkan seperti itu, jika tak mau ber karat ya kasih minyak "ucap aki"

iya ki, untungnya pisau yang ini aku dapat baru 3 hari jadi belum sempet di apa-apain, di bawa juga karena tadi sebelum berangkat ambil bubu nyari-nyari golok gak ketemu, luoa nyimpen mungkin "ucap doni"

untuk kedepannya hati-hati, jika bepergian malam-malam apalagi urusan dengan air sebaiknya ada teman, minimal berdua lah biar gak bahaya, selain yang halus, yang nyata juga kalau dekat air kan berbahaya, hewan-hewan buas kadang turun nya malam hari buat minum atau cari makan di dekat air. "ucap aki"

iya ki, terimaksih sudah mengingatkan "ucap doni"

merekapun asyik ngobrol sampai subuh di rumah ki tuha sebelum merka akhirnya bubar pulang kerumah masing-masing.

selesai.
Diubah oleh nsr86fast 17-11-2021 11:26
ticxxxx4Avatar border
samson23Avatar border
ZhuraZatochiAvatar border
ZhuraZatochi dan 4 lainnya memberi reputasi
5
2.1K
2
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Buku
BukuKASKUS Official
7.7KThread4KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.