Permainan sepak bola telah diberkati dengan pemain kelas dunia di setiap era. Di setiap generasi, ada pemain yang hanya setingkat di atas yang lain. Ketika para pemain seperti itu bersaing ketat untuk memperebutkan trofi, rekor, dan status terhebat sepanjang masa.

Klub sepak bola memiliki saingan mereka sendiri. Alhasil, pemain-pemain hebat yang mengantri untuk klub rival pun akhirnya menyerap panasnya persaingan. Diadu dengan pemain berkualitas tinggi cenderung menghasilkan yang terbaik dari beberapa individu dan oleh karena itu, lingkungan seperti itu juga penting untuk pertumbuhan pemain. 


#5 Sergio Ramos - Gerard Pique




Sergio Ramos dan Gerard Pique adalah rekan satu tim di panggung internasional. Pasangan ini memulai final Piala Dunia FIFA 2010 melawan Belanda bersama-sama sebagai bagian dari lini belakang yang sama. Mereka telah memainkan hampir seratus pertandingan bersama untuk tim nasional Spanyol.

Namun di level klub, Ramos dan Pique memiliki persaingan yang sengit. Kedua pemain memiliki kepribadian besar dan hubungan mereka mulai memburuk sejak 2015. Pique mengolok-olok Real Madrid setelah membawa mereka ke gelar La Liga pada 2015. Dia bahkan menyebut Alvaro Arbeloa sebagai 'kerucut' untuk pertahanan statisnya.

Ramos membalas, mengatakan tindakan dan kata-kata Pique akan merugikan tim nasional Spanyol. Keduanya telah bentrok beberapa kali di lapangan selama beberapa edisi El Clasico. Pada akhirnya, Ramos dan Pique adalah dua bek terhebat di era modern. 


#4 Johan Cruyff - Franz Beckenbauer





Johan Cruyff dan Franz Beckenbauer adalah dua pesepakbola terhebat sepanjang masa. Mereka tentu saja pemain terhebat tahun 1970-an dan itulah mengapa hanya butuh empat kali pengulangan pertemuan mereka untuk menjadi salah satu persaingan terbesar sepanjang masa.

Beckenbauer dan Cruyff keduanya adalah pesepakbola yang sangat dinamis yang bisa melakukan banyak hal di lapangan sepak bola. Cruyff bermain untuk Ajax sementara Beckenbauer adalah pemain utama Bayern Munich. Mereka pertama kali bertemu di perempat final Piala Eropa dengan kedua pria menjadi kapten tim masing-masing.

Rivalitas meningkat saat Belanda menghadapi Jerman di final Piala Dunia 1974. Jerman melakukan kemenangan comeback dan dinobatkan sebagai juara dunia.

Cruyff memimpin tim Ajax-nya meraih tiga kemenangan Piala Eropa pada tahun 1971, 1972 dan 1973. Beckenbauer melakukan hal yang sama dengan Bayern Munich pada tahun 1974, 1975 dan 1976. Sementara Cruyff memenangkan Ballon d'Or tiga kali pada tahun 1971, 1973 dan 1974, Beckenbauer memenangkannya dua kali pada tahun 1972 dan 1976.

#3 Patrick Vieira - Roy Keane





Ketika Anda mendengar kata 'persaingan panas', gambaran yang akan Anda dapatkan adalah dua pendukung yang saling berhadapan, berjuang mati-matian untuk setiap harga yang tersedia. Anda akan memikirkan dua jendral perang yang emosinya membara dapat dengan mudah memicu pertumpahan darah. Hampir persis seperti apa persaingan Patrick Vieira - Roy Keane.

Keduanya berkepribadian kuat dan menjadi kapten dua kekuatan terbesar di sepak bola Inggris saat itu - Arsenal dan Manchester United. Insiden terkenal di terowongan Highbury di mana Roy Keane dan Vieira saling berteriak sebelum dipisahkan oleh wasit cukup tak terlupakan.

Kehadiran mereka juga mengangkat rivalitas Arsenal-Manchester United. Baik Keane dan Vieira memegang standar tinggi. Keane telah memenangkan treble kontinental dengan Manchester United dan merupakan pemenang serial di bawah Sir Alex Ferguson. Vieira menjadi kapten Arsenal Invincibles.

Ini adalah persaingan yang akan selalu dirayakan karena banyaknya emosi dan agresi yang terlibat.

#2 Pele - Diego Maradona




Sampai hari-hari Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo, sebagian besar penggemar setuju bahwa hanya dua pemain dalam debat GOAT. Pemain tersebut adalah Pele dan Diego Maradona. Meskipun bermain di era yang sama sekali berbeda dan tidak pernah saling berhadapan, mereka berbagi salah satu persaingan terbesar dalam sepak bola.

Pele berasal dari Brasil dan Maradona berasal dari Argentina. Kedua negara kaya akan warisan sepakbola dan merupakan rival di lapangan. Baik Pele dan Maradona memimpin tim nasional mereka meraih kejayaan di Piala Dunia. Pele meraih tiga gelar, Maradona hanya memiliki satu.

Namun, penting untuk dicatat bahwa pemain Brasil itu bermain dengan beberapa yang terbaik dalam tim nya. Maradona melakukannya dengan tim Argentina yang agak biasa. Selama kebangkitan Maradona, dia mulai dibandingkan dengan Pele. Pada tahun 2000, Maradona mengalahkan Pele untuk penghargaan 'Pemain Abad Ini' FIFA.

Pele secara terbuka mengkritik Maradona karena terlalu bergantung pada kaki kirinya. Dia juga mengatakan bahwa Maradona hanya bisa dibandingkan dengan dia setelah dia mencetak 1000 gol dalam sepak bola.

#1 Lionel Messi - Cristiano Ronaldo





Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo adalah dua pesepakbola terhebat sepanjang masa dan persaingan mereka adalah salah satu berkah terbesar untuk permainan ini.

Di puncak kekuatan mereka, Messi dan Ronaldo masing-masing bermain untuk klub saingan berat Barcelona dan Real Madrid. Mereka melakukan semacam duopoli atas Ballon d'Or, penghargaan individu paling bergengsi dalam sepak bola.

Messi telah memenangkan penghargaan sebanyak enam kali sementara Ronaldo memiliki lima. Sementara Barcelona-nya Messi sebagian besar mendominasi La Liga selama persaingan mereka, Real Madrid Ronaldo mendominasi Liga Champions.

Messi dan Ronaldo adalah dua pencetak gol terhebat sepanjang masa. Mereka adalah persaingan yang lengkap di mana kedua pemain saling berusaha untuk menjadi lebih baik dan masih mempertahankan banyak kekaguman bersama. Keduanya adalah ikon permainan dan telah memastikan bahwa perdebatan GOAT akan berlangsung lama.

Sumber : DetakSports