Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

janahjoy35Avatar border
TS
janahjoy35
ISTRI KEDUA - Takdir yang tak bisa dirubah


Sesuatu yang sudah terjadi, itulah takdir yang tak bisa kita rubah.

“Iman ialah engkau percaya kepada Allah, Malaikat-Malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, Rasul-Rasul-Nya, hari akhir, dan engkau percaya kepada Qadar Allah, yang baik maupun yang buruk”. (HR. Muslim).

***

 


Ku sandarkan kepalaku di paha nenek. Walaupun nenek sedang mengaji, nenek tidak pernah terganggu dengan tingkahku itu. Lantunan bacaan Al Qur’an seakan mengalir lembut masuk kedalam gendang telingaku. 

Tangan nenek yang hangat mulai membelai lembut kepalaku, memberikan sensasi kantuk yang memaksaku memejamkan mata. Nenek adalah duniaku. Banyak yang bilang, sejak aku usia bayi dua bulan, nenek lah yang merawatku. 

Ibu terpaksa harus menitipkan aku di nenek untuk bekerja di Arab Saudi guna merubah kondisi ekonomi kami.

Nenek pernah bercerita betapa prihatinnya diriku. Bayi usia dua bulan, yang dengan terpaksa harus mengemis ASI ke ibu-ibu lain yang menyusui. Jika hari itu tidak ada yang mau membagiku ASI, nenek akan membuatkan aku air tajin.

Beberapa orang dewasa yang bertemu dengaku dan mengaku tau diriku sejak aku bayi sering tiba-tiba berdecak takjub ketika melihatku.

“Ckckck gak nyangka ya...” kalimat itu selalu jadi kalimat pertama yang muncul dibarengi tatapan berbinar mereka yang menatap wajahku seakan aku ini hal langka yang mustahil bisa terjadi.

“Kamu udah makin gede ya, bahkan rambut kamu tumbuh bagus. Padahal kalau ingat dulu, kepala kamu di penuhi bisul besar-besar, badan kamu kurus gak terurus. Gak nyangka kamu bisa hidup sampai sekarang” Oke, kalimat kedua ini bisa dibilang sebagai pujian, tapi kok menyakitkan. Biasanya aku akan berusaha tersenyum untuk menghargai mereka yang katanya manusia dewasa. Nyatanya ucapan mereka tidak beda dengan anak kecil yang masih pantas duduk di bangku TK. Sok polos.

***

“Shadaqallahul’Azhim...” ucap nenek mengakhiri bacaan Al Qur’an nya. 

Aku yang sudah mulai terbuai kantuk dan hampir tertidur, terpaksa harus beranjak. Nenek tersenyum lembut menatapku. Dengan tertib beliau membereskan perlengkapan solat dan ngaji nya.

“Nenek, aku mau tanya...”

“Tanya apa? Kalo nenek bisa jawab, pasti nenek akan jawab” kata nenek yang kini beranjak keluar kamar. 

Dengan antusia aku mengikuti nenek yang ternyata menuju dapur. Nenek membuka tudung saji dan mengambil sepiring kue getuk. Makanan kesukaanku.

Lampu sentir tua yang selalu setia berdiri kokoh di tengah meja memancarkan cahaya kekuningan ke seluruh ruangan. Suara merdu penyiar radio idola nenek tak pernah lelah menghangatkan suasana malam kami. 

Aku lihat nenek dengan wajah sendunya tersenyum sendiri mendengar guyonan penyiar radio.

“Kamu tadi mau nanya apa?” tanya nenek sambil memberikan sepotong kue getuk padaku.

“Nenek, kenapa ibu mau jadi istri kedua nya ayah?”

“Uhuk..uhuk..uhuk” Nenek tiba-tiba terbatuk-batuk, sepertinya beliau tersedak kue getuk. Dengan sigap aku memberikan segelas air teh hangat yang memang sudah nenek siapkan di meja sebagai teman kami makan kue getuk.

Setelah minum dan reda batuknya, nenek berdehem beberapa kali sambil bergeser lebih mendekatiku. Telapak tangan nenek terasa hangat mengelus pundakku.

“Kenapa tiba-tiba kamu bertanya soal ini?” tanya nenek dengan tatapan tenang, fokus ke dalam mataku. Aku menunduk, berpikir apakah ada yang salah dengan pertanyaanku.

“Ibu kamu itu anak yang baiiikkkk sekali, dia tidak pernah mengeluh dan mau melakukan apa saja untuk membantu nenek” nenek mulai bercerita, matanya sudah tidak lagi menatapku. 

Kini sasaran tatapan nenek  jatuh pada lampu sentir tua yang mungkin jauh lebih tua dari usia ibuku. Andai saja lampu itu bisa bicara, mungkin nenek akan menyuruh lampu itu yang bercerita.

“Dulu, nenek pernah ngajak ibu kamu untuk mengunjungi seorang kerabat jauh. Orang-orang memanggilnya Wak Nyai. Beliau dari keluarga terpandang. Wak Nyai meminta ibu kamu untuk menemaninya, karena beliau hidup sendirian, suaminya sudah meninggal dan beliau tidak memiliki anak. Di situlah ayah kamu bertemu ibumu. Ayahmu adalah keponakannya Wak Nyai“ nenek menghela napas panjang seakan ada beban berat di dadanya.

“Seandainya nenek dan almarhum kakek kamu tau akan seperti ini, mungkin dulu kami tidak akan menerima lamaran ayah kamu untuk ibumu” di akhir kalimat, nenek terisak. Bibirnya bergetar menahan tangis.

Aku bersimpuh dipaha nenek dan memeluk pinggangnya. Telapak tangan nenek yang selalu hangat mulai mengelus punggungku.

“Inilah yang di namakan takdir, Cahaya” kata nenek lirih, sepertinya nenek berhasil menahan tangisnya.

“Dulu, ibumu bisa saja menolak untuk menemani Wak Nyai dan tidak bertemu ayah kamu” merasa nenek sudah lebih tenang, aku beranjak duduk kembali. Nenek tersenyum dan mengelus lembut kepalaku.

“Dulu, ayah kamu tiba-tiba datang menemui nenek dan almarhum kakek. Dia bilang mau menikahi ibu kamu. Kami tau, saat itu ayah kamu sudah menikah. Tapi kami hanya orang kampung yang bodoh dan miskin. Ayah kamu bilang, pernikahannya hampir berakhir dan menuju perceraian. Ayahmu pandai sekali meyakinkan kami. Tanpa bertanya dulu kepada ibumu, kakek kamu langsung menikahkan ibumu dengan ayahmu” air mata menganak sungai di pipi nenek.

“Saat itu usia ibumu belum genap 14 tahun. Karena baktinya kepada orang tua, ibu kamu menurut saja ketika kakek kamu bilang padanya bahwa dia sudah di nikahkan dan sekarang harus ikut dengan suaminya."


"Ibu kamu anak yang baiiikk yang tidak pernah mengecawakan nenek” lanjut nenek, kali ini nenek tidak sanggup menahan tangisnya. Begitupun aku, aku mulai terisak. Kue getuk yang biasanya terasa manis entah kenapa kali ini menjadi pahit dan sulit untuk aku telan.

***

Bersambung...




Diubah oleh janahjoy35 14-12-2021 16:41
kyaikanjeng77Avatar border
rinandyaAvatar border
saprolmanAvatar border
saprolman dan 11 lainnya memberi reputasi
12
2.5K
9
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread42.4KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.