mataduniawiAvatar border
TS
mataduniawi
Selingkuh Dibalas dengan Selingkuh. Apakah Adil?
Diselingkuhi itu menyakitkan. Pengkhianatan terbesar dalam komitmen cinta berumah tangga. Respon orang yang diselingkuhi tentu tidak terima, marah dan bahkan ada yang membalas dengan melakukan hal serupa. 


Kemudian muncul pertanyaan menarik. Apakah pembalasan ini bisa disebut adil? Sebagian orang pada umumnya akan menilai itu adil. Seperti mencubit dibalas dengan mencubit balik. Memukul dibalas dengan pukulan. Diberi kesakitan bernilai 96 ya perlu dibalas dengan rasa sakit bernilai 96 pula. Dia yang berselingkuh harus merasakan betapa sakitnya diselingkuhi. Pemikiran seperti ini muncul karena memandang arti 'adil' seperti di KBBI yakni harus sama berat, tidak berat sebelah dan tidak memihak. Seperti timbangan bebek. 



Namun sayang kadang kita lupa bahwa kata 'adil' di dalam KBBi juga punya arti lain yakni berpihak kepada yang benar; berpegang pada kebenaran. Seperti yang kita tahu bahwa berselingkuh, melakukan hubungan suami istri dengan pasangan tidak halal jelas merupakan perbuatan dosa besar dan tidak dibenarkan oleh agama manapun. Membalas selingkuh dengan selingkuh itu sama saja seperti membersihkan kotoran dengan kotoran. Bukannya selesai masalah dan jadi bersih, malah yang ada adalah kotorannya makin banyak.


Terus apa yang harus dilakukan jika diselingkuhi pasangan?


Ini pertanyaan sulit dan semoga kita tidak pernah dalam situasi sulit ini. Yang pasti membalas selingkuh dengan selingkuh jelas bukan pilihan yang adil dan bijak untuk menyelesaikan masalah. Yang ada malah tambah masalah.

Ada baiknya kita cari tahu dulu alasan pasangan berselingkuh. Kalau ternyata ada faktor karena kita. Misal terlalu sibuk dengan pekerjaan sehingga istri haus akan belaian. Atau karena punya sakit pada 'senjata' sehingga tidak bisa  memuaskan tapi malas berobat. Jika karena hal-hal seperti itu kita pun harus tahu diri. Kebutuhan biologis itu bersifat mendesak gan. Terlebih bagi  yang sudah pernah merasakan nikmatnya nganu-nganuan. Bukan bermaksud mencari pembenaran perselingkuhan, apapun alasannya perbuatan semacam itu tidak bisa dibenarkan. Di sini TS sekadar menyampaikan jika faktor pemicu perselingkuan karena kita maka sepertinya pantas kita memberikan kesempatan kedua dan kita pun wajib berusaha memperbaiki diri.

Tapi jika semua kebutuhan pasangan baik lahir maupun batin sudah terpenuhi dan dia masih selingkuh, ya keputusan ada pada diri kita masing-masing. Kalau dirasa mampu memaafkan dan membuka lembaran baru itu lebih baik. Tapi jika nanti malah akan terus-terusan berteman dengan rasa sakit ketika mengingat apa yang telah dilakukan pasangan, ya lepaskan saja. Buka lembaran baru bersama orang yang bisa lebih menghargai arti ikatan cinta.

Sekian sudut pandang TS. Ada yang punya pendapat lain?


Oh ya jangan lewatkan tentang anak. Anak yang kedua orang tuanya bercerai akan menjadi korban, kurang perhatian dan kasih sayang. Meninggalkan lubang kepedihan di dalam hatinya.

sumber ilustrasi

Sumber ilustrasi2
bezaliel97Avatar border
Ikan.SeluangAvatar border
asamboiganAvatar border
asamboigan dan 17 lainnya memberi reputasi
14
6.3K
101
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
922.9KThread82.8KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.