BAB 13. KATAKAN YA! BILLIONAIRE'S CRAZY GIRL karya Agneslovely2014 di NovelMe

Hallo Agan-agan yang hobi baca novel. Permisi ... adik Agnes mau share spoiler chapter 13 yang ceritanya Leeray lagi nembak Deasy. Jadian sih iya tapi so what gitu loh? Mau donk kepoin kisah mereka berdua

Yuk yuk yuk cemungudhhh 😘😘

Dengan wajah kebingungan, Deasy termangu-mangu mencerna perkataan bosnya itu. 'Apa aku tidak bermimpi? Leeray menembakku?' ucapnya dalam hati.

Leeray menunggu jawaban Deasy dengan tak sabar. Dia kuatir gadis itu akan menolaknya mentah-mentah. Ego-nya tidak dapat dilawan oleh siapa pun selama ini. Tidak ada jawaban 'tidak' di kamusnya.

"Deasy?"

"Ehh ohhh iya, Lee? Ada apa?"

"Jawab pertanyaanku tadi? Apa kau mau jadi pacarku?" ulang Leeray dengan kata-kata yang jelas, dia memastikan Deasy mendengar setiap patah katanya dengan benar.

Gadis itu menatap Leeray dengan sepasang bola mata birunya. Dia pun menjawab, "A--aa--aku bingung, Lee. Bolehkah aku memikirkannya dulu?"

Leeray melepaskan pegangan tangannya di lengan Deasy lalu menyugar rambutnya. "Bingung kenapa, Deasy?" tanyanya.

"Kita baru bersama sekitar seminggu. Ini terlalu cepat, bukan?" balas Deasy seraya bersedekap menatap bosnya itu.

"Tidak, ini tidak cepat. Aku menyukaimu, Deasy!"

Deasy ingin berjalan ke arah halte bus untuk menghindari Leeray. Namun, pria itu mencegatnya. "Deass .... Ayolah ... katakan YA!"

Gadis itu menyeringai jahil lalu berkata, "Kalau aku katakan 'YA', apa yang akan aku dapatkan darimu, Lee?"

Leeray berpikir sejenak, dia tidak pernah berpacaran dengan gadis seusia Deasy sebelumnya. Semua mantan pacarnya gadis keluarga konglomerat yang siap menikah. Mereka tidak pernah bertanya seperti ini dan hanya menjalani hubungan dengannya seperti air mengalir hingga bosan lalu putus begitu saja. 'Apa aku pria yang membosankan?' batin Leeray bingung.

"Apa yang kamu inginkan dariku akan kuberikan, Deasy! Kita pacaran dulu saja ...," balas Leeray berusaha menggunakan pengalamannya bernegosiasi pada gadis itu.

Deasy berdiri bersedekap seraya berpikir menimbang-nimbang untuk menerima atau menolak bosnya itu. Dia menatap paras Leeray yang tampan tanpa cela, wajah Asia yang aristokrat itu membuatnya ingin menautkan bibirnya di sana.

"Baiklah. Aku setuju menjadi pacarmu, Lee. Tapi kalau aku merasa tidak cocok, tolong jangan menolak untuk memutuskanku. Deal?" ujar Deasy seraya tersenyum miring menatap Leeray.

"Deal. Aku berjanji membuatmu selalu senang, Deasy. Panggil aku 'Sayang'," balas Leeray dengan bersemangat seraya menjabat tangan Deasy dengan erat.

"Sayangku, Mister CEO?" goda Deasy seraya cekikikan.

Leeray mendengkus mendengar sapaan Deasy padanya. 'Dasar gadis bandel!' batinnya gemas.

Pria itu menyapu tubuh Deasy ke dalam gendongannya lalu berjalan ke arah parkiran mobil dimana Lamborghini Huracan birunya berada. Dia saling menatap dengan Deasy. 'Gadis yang sangat mempesona!' puji Leeray dalam hatinya.

Setelah berada di samping mobilnya, Leeray menurunkan Deasy lalu membuka pintu mobil itu dengan remote control kunci mobil. Tanpa menunggu dibukakan pintunya oleh Leeray, gadis itu membuka pintu dengan cekatan lalu duduk dengan manis di dalam Lamborghini biru itu.

Leeray menggeleng-gelengkan kepalanya dengan heran, gadis ini selalu membuka sendiri pintu mobilnya tanpa menunggunya. Sungguh berbeda dengan mantan-mantan pacarnya sebelumnya yang selalu menunggu Leeray membukakan pintu mobil untuk mereka. Itu adalah salah satu bentuk tindakan gentleman yang selalu Leeray lakukan untuk semua teman wanita yang menumpang di mobilnya.

Dia pun berlari kecil ke sisi pengemudi di sebelah kiri lalu duduk di samping Deasy. "Oke, jadi setelah ini, kita mau kemana?" tanya Leeray sembari menatap pacar barunya.

"Bagaimana kalau kau mengantarku pulang saja, Lee?" ucap Deasy karena dia tidak tahu harus kemana lagipula hari sudah mulai sore sekalipun cuaca sangat cerah hari ini.

Leeray masih ingin menghabiskan waktunya bersama Deasy, dia pun menjawab, "Jangan pulang dulu, makan malamlah bersamaku, Sayang. Kita pulang ke rumahku saja ya?"

"Hmmm baiklah, Sayang. Aku suka masakan Bibi Rina," balas Deasy dengan ceria.

"Dan aku suka makan ditemani oleh pacar baruku ini," sahut Leeray seraya tertawa.

Mobil Lamborghini biru itu pun melaju di tengah jalanan sore kota Perth yang cukup padat merayap.

"Kurasa aku tidak akan macam-macam padamu seperti adik bungsuku, James pada kakakmu. Kita lebih baik berpacaran yang sehat saja, Sayang," ujar Leeray sambil menyetir mobilnya dengan hati-hati.

"Apa James melakukan yang tidak-tidak pada Kak Laura?" tanya Deasy penasaran, dia memang hadir di pernikahan kakaknya, Laura. Namun, dia tidak tahu alasan di balik pernikahan kakaknya yang terkesan begitu mendadak itu.

Leeray menghela napas panjang, dia agak enggan bercerita tentang skandal percintaan adik bungsunya dengan dosennya yang tak lain adalah kakak Deasy. James masih berusia 21 tahun sementara kakak Deasy sudah berusia 32 tahun ketika beberapa bulan lalu mereka menikah, hanya berpacaran selama 7 bulan saja. Tapi itulah cinta, tidak ada yang bisa mengendalikan cinta, bukan?

Pria itu berdehem. "Ehm ... James dan Laura sudah tidur bersama berbulan-bulan, tanpa ikatan pernikahan. Kurasa itu bukan jenis pacaran yang sehat."

Deasy berdiam diri seraya berpikir tentang hubungan kakaknya dengan James. Baginya, selama suatu hubungan dijalani dengan visi yang jelas, itu tidak masalah. Kalau terlalu konservatif, bukankah hanya akan berjalan membosankan? pikirnya.

Dia pun menatap Leeray dari samping, entah kenapa penampilan pria matang itu lebih menarik baginya. Leeray berbeda 15 tahun usia dengannya. Selama ini Deasy tidak pernah mau berpacaran dengan teman sebayanya karena memang tidak pernah tertarik dengan jenis laki-laki yang kekanak-kanakan, sedangkan kenalannya yang menarik dan berusia matang sebagian besar sudah memiliki pasangan. Makanya dia betah berstatus single.

"Sayang, besok kamu akan melanjutkan desain superblock, kan?" tanya Leeray seraya menoleh sekilas pada Deasy yang ternyata sedang terdiam menatapnya.

Gadis itu segera menyahut sambil mencebik, "Kau lebih suka memaksaku kerja rodi dibanding memanjakanku!"

Leeray pun tertawa berderai menatap Deasy. "Benarkah begitu? Tapi kita punya deadline untuk proyek superblock itu dan tidak boleh terlambat," ujar Leeray membela dirinya sendiri.

"Nah aku memiliki pacar yang bossy yang senang sekali membuatku bekerja lembur berhari-hari, kurasa aku tak akan kuat bertahan denganmu, Lee," ucap Deasy main-main yang membuat Leeray panik.

Untungnya mereka sudah sampai di halaman mansion milik Leeray. Pria itu pun memarkir mobilnya di depan pintu rumahnya lalu menangkup wajah Deasy dengan kedua telapak tangannya seraya mengecup bibir merah muda milik Deasy yang menggemaskan.

Gadis itu awalnya terkejut, tapi kemudian membiarkan Leeray membelai lembut bibirnya dengan kehangatan pagutan bibirnya yang membuatnya kehabisan napas. Dia pun menalikan lengannya di leher Leeray sembari memejamkan matanya.

"Aku mencintaimu, Deasy. Jangan pergi dariku," bisik Leeray di telinga gadis itu.

Bulu mata Deasy bergetar perlahan ketika dia membuka matanya yang berkabut karena sentuhan bibir Leeray di bibirnya. Netranya menatap raut wajah rupawan kekasihnya itu, membuat jantungnya serasa berpacu sementara napasnya terasa sesak di dadanya.

Mereka saling bertatapan dengan napas yang pendek-pendek. Apakah ini yang dinamakan jatuh cinta? batin Deasy dengan bimbang.

Mungkinkah dia jatuh cinta pada Leeray yang sangat bossy dan membosankan ini?