Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

amethystiaAvatar border
TS
amethystia
Fantasy-Romance (GoodNovel) - Sekali Lagi - Bab 3. Awal Semua Elegi
 
Didalam mobil Dareen menatap Sekar dan Ayahnya dengan nanar. Andre hanya diam, dia tidak tahu harus bereaksi apa dengan semua yang terjadi.
“Mungkin lu bener. Gw emang jahat sama Kania Ndre. Gw pantes dapet ini semua.” Matanya yang sejak tadi penuh amarah, kini berubah. Sorot matanya menjadi sendu. Dia tidak dapat lagi menahan air matanya.
“Ren, sorry ini bukan kapasitas gw ikut campur. Tapi, lu tabah yah.” diusapnya punggung Dareen oleh Andre.
“Iya Ndre, Thanks.” Dareen memalingkan mukanya dan menangis menatap kearah lain.
***
Setelah proses perbaikan selesai. Andre kini yang menyetir mobil Dareen. Dia tidak mau ambil resiko bila membiarkan Dareen mengendarainya.
“Mau gw temenin Ren?” tanya Andre sebelum pulang.
“Gapapa  Ndre, gw bisa sendiri. Thanks yah, sorry lu harus pake taxi online baliknya.” ucap Dareen. Dia pun tersenyum kecil, mencoba menenangkan sahabatnya tersebut.
“Santai bro, lu kan sohib gw. Yaudah lu istirahat yah!” Andre pun memasuki taxi online nya dan menjauh pulang.
Sesampainya dirumah, Dareen langsung memasuki kamarnya. Dia pergi kekamar mandi dan diam dibawah guyuran shower yang menyala deras. Seluruh baju dan tubuhnya menjadi basah. Terdengar suara isakan Dareen yang telah tersamarkan oleh derasnya air shower.
Setelah puas menangis, Dareen mengganti bajunya. Dia kini menyiapkan makanan untuk ibunya yang sedang sakit. Sejak mengetahui ayahnya selingkuh. Ibu Dareen menjadi seperti kehilangan dunianya. Tidak adalagi semburat kehidupan baik diwajah ataupun dimatanya.
Dareen pun mulai menyuapi ibunya, "Mah, kenapa mama jadi seperti ini?"
Tidak sepatah kata apapun yang terdengar dari ibu Dareen. “Andai mama tahu, Dareen sedang sangat sakit hari ini.” digenggam tangan ibunya. Dia pun mulai menangis memeluk tangan ibunya tersebut.
“Nak, kamu kenapa nangis?” ucapnya pelan.
Dareen terbelalak kaget.”Mah, mama mau bicara sama Dareen?” suaranya parau. Namun jelas raut kebahagiaan terpancar dimuka Dareen.
“Kamu gak berantem sama wanita yang waktu itu kesini kan?” dielusnya kepala Dareen pelan.
“Maksud mama Kania?” Dareen mengernyitkan dahinya. Dia tidak pernah menyangka bahwa ibunya akan mengingat Kania.
“Iya, jaga dia yah jangan seperti papa kamu.” ucap Mamanya Dareen.
“Maafin Dareen mah!” dia tidak dapat menahan lagi tangisnya. Dareen benar-benar tidak menyadari. Dia telah menjadi sosok yang sama dengan ayahnya.
Setelah puas menangis. Dia membereskan semua makanan dan menyuruh ibunya kembali tertidur. Daren kembali kekamarnya dan membaringkan tubuhnya kekasur. Pikirannya sedang sangat kacau. Dia mencoba memejamkan matanya. Mengingat kembali awal pertemuannya dengan Kania.
***
Flaschback
“Ren, lu beneran gak akan ikut persami nanti? Kakak alumni kita katanya cantik loh Ren!” Andre menghampiri bangku tempat duduk Dareen.
“Lu tuh sama yang begituan aja cepet.” Dareen pun membalasnya sambil tetap melanjutkan tidurnya diatas meja.
“Eh lu lihat aja sendiri, katanya dia bakal kesini. Buat ngedata sama kasih pengarahan.” digoyang-goyangkan tubuh Dareen. Membuatnya kesal dan memukul Andre.
“Lu bisa gak diem. Gw dari semalem belum tidur.” Dareen menaikan nada bicaranya. Membuat Andre ciut dan akhirnya diam.
***
Bel masuk pun berdering. Dareen mulai bangun dan menyadarkan dirinya.
Terlihat ketua osis bersama kakak alumni yang sejak tadi diributkan oleh Andre. Suasana kelas pun menjadi sangat ramai.
“Pagi teman-teman. Karena besok akan diadakan persami. Semua anak kelas 10 wajib untuk mengikutinya. Kenalkan ini kak Kania yang akan jadi penanggung jawab kelas kalian nantinya.” ucap Ketua Osis memperkenalkan Kania.
Kania pun memperkenalkan dirinya. “Pagi anak-anak. Saya Kania Tunggawijaya. Untuk besok dan lusa saya akan jadi penanggung jawab kelas kalian yah. Apa ada pertanyaan?”
“Bu, udah punya pacar belum bu?” celetuk Andre dimeja belakang.
“Oke bisa kita skip itu. Selanjutnya ada pertanyaan yang lain.” dengan acuh Kania mengabaikan pertanyaan dari Andre.
“Hahahhahaaa… Rasain lu dicuekin!” Dareen tertawa dengan sangat keras. Dia merasa sangat puas dengan respon yang diberikan kakak alumninya tersebut.
***
Pada akhirnya Dareen pun mengikuti kegiatan perkemahan sabtu minggu itu. Tanpa sadar Dareen mulai sering memperhatikan Kania. Hatinya selalu berdegup kencang ketika melihat Kania berbicara ataupun membimbing teman-temannya. Kania adalah mahasiswa jurusan statistika tingkat 3 di Universitas swasta disana pada saat itu.
Sudah tiga bulan berlalu. Tidak hanya rajin mengikuti persami tiap bulan. Dareen selalu mengikuti kegiatan ekskul hanya untuk bertemu dengan Kania.
Pada suatu hari dia pun memberanikan diri untuk mengatakan perasaannya.
“Kak, sebelum pulang nanti aku boleh ngomong sesuatu?” pinta Dareen.
“Boleh Dareen, kenapa emang?” jawab Kania singkat.
“Ehhm, nanti aja deh ya kak. Kita ngopi dulu bentar di tempat langganan aku.” Dareen menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
“Bentar aja tapi yah. Soalnya aku harus balik kampus nanti beres dari sini.” Kania mengangguk dan tersenyum.
“Oke aku janji bentar kok kak.” dia sangat bersemangat mendengar jawaban dari Kania.
***
“Aku gak tau sekarang ada tempat nongkrong seenak gini deket sekolah.” Kania terkagum begitu sampai ditempat yang ditunjukan Dareen.
“Iya kak, kita sering cabut kesini. Hehe..” raut muka Dareen memerah saat mengakui kenakalannya.
“Memang yah, kalau udah lulus tuh sekolah sama tempat sekitarnya jadi lebih bagus.” ucap Kania sedikit kesal.
“Btw, jadi apa yang mau kamu katakan?” tanpa menyia-nyiakan lagi waktu. Kania langsung menanyakan maksud Dareen.
“Anu kak, sebenernya aku tuh suka sama kakak.” tegas dan penuh keyakinan Dareen menyampaikan maksudnya.
“Ah, kamu gak salah?” terpaut umur 6 tahun membuat Kania tidak percaya. Anak kelas 1 SMA dihadapannya ini, menyatakan cinta untuknya.
Melihat kesungguhan Dareen membuat Kania tidak tega kalau harus menolak pernyataannya secara blak-blakan. “Dareen, kakak hargai perasaan kamu. Namun, kakak rasa kamu salah paham sama perasaan kamu sendiri.”
“Aku tahu kak, aku masih kecil. Nanti setelah besar dan kakak belum punya pasangan. Apa kakak mau menerimaku?” ungkap Dareen.
Mata kania terbelalak mendengar pernyataan cinta seperti itu. “Dareen, dareen..” Kania menahan tawanya. Tingkah Dareen membuatnya ingin sedikit menggodanya. “Kamu lucu banget, kakak mungkin bakal mempertimbangkannya kalau kamu waktu nanti udah jadi dokter. Sepertinya kakak bakal senang kalau punya pacar dokter.”
“Oke, deal yah” dengan kegirangan Dareen mengajak Kania bersalaman.
****

Novel ini bisa kamu baca juga di GoodNovel 

Sekali Lagi
bukhoriganAvatar border
sin606Avatar border
sin606 dan bukhorigan memberi reputasi
2
371
0
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread43KAnggota
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.