Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

amethystiaAvatar border
TS
amethystia
Horror-Romance (GoodNovel) - Santet Buhul Galungan - Bab 3. Rini
“Akhirnya sampai juga. Capek banget yang!” Andini langsung melemparkan dirinya keatas kasur.

“Kamu cuci kaki dulu sebelum rebahan!” ditariknya tangan Andini oleh Sandy.

“Iya, iya. Aku ke toilet bersih-bersih dulu nih!” dengan malas Andini pun menggerakan tubuhnya menuju toilet.

“Kok jadi lembab banget sih. Perasaan baru aku bersihin kemarin pagi ini toilet,” ujar Andini. Dia merasa aneh dengan toilet dikamar kosaannya saat itu.

“Kenapa sayang kamu jangan ngomong sendiri ditoilet!” ucap sandy mengingatkan Andini.

Kemudian Andini pun terdiam dan mulai membersihkan kakinya. Entah kenapa pergelangan kakinya terasa begitu licin. Dia terus mengguyur kedua kakinya tersebut dengan air.

“Kok gak bersih-bersih sih kaki gue!” Andini menggerutu cukup keras didalam toilet.

“Yang lama banget, ada apa?” Sandy mulai khawatir dengan Andini.

“Ini yang kok kaki aku licin banget yah. Udah aku basuh dari tadi tapi gak ilang-ilang.” teriak Andini didalam toilet.

“Jangan lama-lama ditoilet sayang. Nanti lap aja pake anduk disini!” Sandy semakin khawatir dengan Andini.

“Kok kaki kamu ikutan membiru juga?” Sandy menundukan pandangannya ke kaki Andini.

“Lah, tadi pas kekamar mandi kan gak apa-apa yah.” Andini melemparkan pandangan penuh tanya pada Sandy.

Tiba-tiba hawa dingin menerpa bagian belakang tengkuk mereka berdua. “Kayaknya kamu gini karena dingin deh sayang.” Dengan sedikit gelagapan Sandy mengelus tengkuknya.

Andini mengangguk pelan. “Iya kali yah,” ucapnya penuh keraguan.

Dia yakin betul ada sesuatu yang salah dengan kosan tempatnya berada sekarang.

Malam pun semakin larut, jam telah menunjukan pukul sembilan malam. “Aku pulang dulu yah.” Sandy mulai membereskan barang-barangnya.

“Eh, kok buru-buru sih?” Tergambar dengan jelas ekspresi takut diwajah Andini.

“Kalau ada apa-apa kamu telpon aku aja ya sayang.” Dielusnya rambut Andini perlahan.

“Janji yah?” Ucap Andini penuh ragu.

“Iya janji. Aku bakal datang begitu kamu telpon aku.” Andini pun mengangguk pelan mendengar perkataan pacarnya tersebut.

Dengan berat hati akhirnya Andini mengantar Sandy keruang tamu. Setelah sandy menghilang dari pandanganya. Andini pun lekas kembali kekamarnya.

***

Suasana kamarnya langsung berubah drastis ketika dia sendirian. Namun dia mengingat perkataan Sandy untuk tidak terlalu berfikiran negatif. Semua ketakutan itu hanya berasal dari dalam dirinya sendiri.

Untuk menenangkan dirinya. Andini mulai menelpon Rini sahabatnya.”Halo Rin, lu lagi sibuk gak?” Tanya Andini. Suara dia sedikit bergetar.

“Gak kok Din. Kenapa, lu kangen?” Goda Rini dibalik telponnya.

“Enak aja! Gapapa sih, cuman gue rada parno aja.” Kini Andin mulai menggigit kukunya pelan.

“Perlu gue temenin? gue kesana sekarang kalau lu mau.” Senyum Andini langsung terkembang begitu mendengar tawaran dari Rini.

“Lu emang temen gue yang paling pengertian.” Puji Andini dengan suara yang sangat riang.

Tok … Tok ... Tok ..

Terdengar kosan Andini diketuk sebanyak tiga kali.  “Rin, kok lu cepet banget?” Tanya Andini.

Hanya hening. Tidak ada satupun suara yang menjawab.

Tok … Tok … Tok …

Pintu Kosan Andini kembali diketuk sebanyak tiga kali. “Rin, itu lu kan?” Andini mulai khawatir.

“Iya ini gue,” ucap seseorang dibalik pintu. Andini merasa lega, dia pun membukakan pintu kamarnya.

Ekspresi Rini terlihat begitu dingin saat itu. “Iya kebetulan tadi gue lagi disekitar kosan lu,” jawabnya singkat.

“Yaudah lu masuk dulu. Udah malam dingin.” Rini pun memasuki kamar begitu Andini membukakan pintunya lebar-lebar.

“Eh lu mau minum apa. Mau gue buatin yang anget-anget? Kayaknya lu kedinginan banget deh. Muka lu sampe pucet gitu.” Andini khawatir dengan keadaan temannya. Muka Rini benar-benar pucat pasi.

“Gak usah Din. Lu disini aja, gue gak mau repotin.” Rini mengelus bahu Andini pelan.

Andini cukup terkejut dengan perlakuan rini. Pasalnya Rini yang petakilan tidak mungkin selembut ini.

“Dah lu kayak ke siapa aja. Bentar dulu yah gue beli susu jahe diwarung depan.” Andini pun bergegas pergi ke warung. Tidak lupa dia membawa hp nya bersamanya.

“Jadi berapa semua pak?” Tanya Andini pada penjaga warung.

“Sepuluh ribu semuanya Neng.” Bapak warung pun menyerahkan belanjaan Andini.

Kriiinnggg…

“Bentar pak, teman saya telpon.” Andini pun mengangkat telpon dari Rini.

“Rin kenapa, lu gak sabar amat gue tinggal bentar aja!” Ucap Andini.

“Ah, maksud lu apa? gue masih dijlan dodol. Motor gue ban nya kempes!” Rini bicara dengan setengah berteriak.

“Sista. Sumpah candaan lu gak bermutu banget!” terdengar penekanan diseluruh perkataan Andini. “Gue sendiri yang bukain lu pintu tadi buat masuk kekamar gue!”

Seketika Rini pun mengubah panggilan mereka menjadi mode Video. “Sista. gue beneran masih dijalan. Lihat tuh ini didepan komple lu!” Andini hanya bisa memaku dan langsung mematikan telponnya.

“Pak, saya ikut disini sampe temen saya jemput yah?” Andini menoleh kepada bapak penjaga warung dengan cemas.

“Iya neng gak apa-apa.” Seakan tahu kemana arah percakapan mereka. Bapak penjaga warung pun mempersilahkan Andini menunggunya.

Andini sudah tidak dapat berfikir positif lagi. Bila Rini masih dijalan, terus siapa yang berada dikamar Andini saat ini?

***

***

Jangan lupa buat baca juga kisah ini di GoodNovel yah
Santet Buhul Galungan
Diubah oleh amethystia 30-10-2021 08:18
bukhoriganAvatar border
sin606Avatar border
sin606 dan bukhorigan memberi reputasi
2
596
1
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread43.1KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.