Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

amethystiaAvatar border
TS
amethystia
HOROR-ROMANCE (GoodNovel) - Santet Buhul Galungan - Ch. 1
"SANDY!" Teriak Angga.

Mahasiswa itu menengok. Tanpa curiga dia bertanya, "apa?"

"Cewe lu hampir mati!"

Sandy yang sedang melahap bakso tersebut tersedak. "Bercanda lu ga lucu bro."

"Demi tuhan!" ucap Angga. Dia kemudian menarik Sandy menuju lokasi pacarnya tersebut.

“Kau harus mati, dasar Setan biadab!”

Andini hampir kehabisan nafasnya. Pasalnya sahabatnya Rini tiba-tiba kerasukan dan mencekiknya dengan keras. Beberapa orang disekitarnya berusha memisahkan mereka.

“Lepaskan aku, aku harus membunuh setan biadab disana!”

Bahkan dengan bantuan 3 orang pria pun masih belum bisa menahan Rini yang terus meronta. Dia terlihat begitu marah ketika melihat Andini menghampirinya.

“Kasian sekali kamu nak, kamu akan berakhir menjadi setan seperti kami. Hahahahaha!”

Suaranya sempat melembut beberapa detik, sebelum tawanya yang menggelegar membuat semua orang disana bergidik penuh kengerian.

“Heh Setan, jangan sembrangan lu bilang kayak gitu sama cewek gue!”

Sandy menunjuk dengan emosi kearah Rini yang sedang menertawai Andini.

“Justru lu yang setan, keluar lu dari tubuh temen gue sekarang!” seakan belum puas Sandy melanjutkan perkataannya.

“HAHAHAHAHAHA! Anak bau kencur kayak kamu bisa-bisanya suruh saya keluar!” Rini semakin menggila. Terlihat teman-temannya semakin kewalahan memeganginya. “Asal kamu tahu. Perempuan itu sudah dikutuk! Makhluk jahat itu telah mengutuknya. Dimanapun dia berada makhluk itu terus mengikutinya! Makhluk jahat itu juga telah mengutuk dan memakan bayiku!”

Sandy terdiam. Baginya itu sangat tidak masuk akal. “Apa maksudmu?” Meski ketakutan, Andini bertanya dengan suara yang bergetar.

“Nasibmu akan sama sepertiku dan Anakku!” Rini terus berteriak menunjuk Andini.

“Awas, minggir dulu kalian semua. Biarkan Pak Ustad menyadarkan Rini terlebih dahulu.”

Semua orang akhirnya memberikan ruang atas perintah Angga tersebut.

Diobatilah Rini oleh Pak Ustad dengan melafalkan beberapa ayat suci.

“Arrrggghhh Panaaaas”

Tubuh Rini menggelinjang dengan sangat kuat. Bahkan Kini tidak ada yang dapat menahannya.

“Pergilah kau ke alam mu kembali, jangan ganggu kami!”

Dengan suara yang lantang dan tegas Pak Ustad memerintahkan setan yang ada didalam Rini.

“Tidaaaakkk. Yang seharusnya pergi adalah setan biadab didalam anak tersebut bukan aku aaaarrrgggh..”

 Rini pingsan seketika saat Pak Ustad mengusap mukanya. Dan kemudian proses pengusiran pun selesai.

“Yah gue kehilangan momen serunya nih. Kok udah beres sih pas gue datang!” dengan Nada penuh nyinyir Riska meninggikan suaranya.

“Diem lu, mending pergi deh sana!” Andini bangun dan mendorong tubuh Riska.

“Eiits, santai dong mba. Saya kesini cuman mau lihat pertunjukan. Siapa tahu mba nya beneran jadi setan. Sandy lu masih mau sama wanita terkutuk?” semakin menjadi Riska melampiaskan emosinya.

“Bacot lu, udah Andini biarin orang sinting emang kayak gitu.” Sandy menarik tangan Andini, menjauhkannya dari Riska.

Rini mulai tersadar dari pingsannya. “Rin, pelan-pelan bangunnya.” Andini membantu temannya tersebut untuk bangun dari tidurnya.

“Gue kenapa ini Din?” Ucap Rini seraya berusaha mengumpulkan ingatannya.

“Tadi lu kesurupan Rin, tapi sekarang udah gak apa-apa. Udah lu istirahat dulu.” Sedikit memaksa, Andini kembali menyuruh Rini tidur diruang uks.

“Gimana nak Rini sudah mendingan?” Suara pak ustad memecah keheningan. Beliau pun masuk dan memberikan segelas air pada Rini.

“Sudah Pak, saya kenapa yah?” Rani meminumnya perlahan.

“Sudah tidak apa-apa. Tadi kamu sempat mengamuk kerasukan sosok usil. Tapi sekarang sudah jangan dipikirkan ya nak.”

“Pak, maaf saya boleh tanya. Kenapa tadi sosok itu menyebut saya dikutuk?” Ragu-ragu Andini menanyakannya pada pak ustad.

“Jangan terlalu kamu pikirkan nak. Mereka itu memang penuh tipu muslihat untuk membuat umat manusia menjadi takut. Dia adalah salah satu roh penasaran yang meninggal dengan tidak wajar. Kamu banyak berdoa dan beribadah yah. Semoga Allah selalu melindungi mu Nak. Saya pamit dulu, Assalamualaikum.”

“Waalaikum salam” jawab semua Andini dan Rini bersamaan.

“Lu sebelumnya ngapain sih Rin?” Sandy berdecak kesal. Dia tahu pasti kalau Andini akan terus memikirkan apa yang Rini telah ucapkan.

“Sabar dong San. Gw juga gak tau kenapa. Tadi sebelum ketemu Andini gue baik-baik aja. Cuman entah kenapa saat ketemu dia, gue jadi emosi banget. Seakan gue punya dendam kesumat sama dia.” Rini memejamkan matanya berkali-kali. Dia berusaha mengingat apa yang menyebabkan dia kesurupan.

Sandy terlihat tidak puas dengan pernyataan Rini. Dia pun kembali bertanya, “sebelum itu lu habis dari mana?”

Rini memegang kepalanya. Dia kini teringat sesuatu yang penting. “Gue sebelumnya lihat ada ibu-ibu yang nangis deket pohon itu. Gue mau samperin, Andini manggil. Pas gue noleh lagi ibu-ibu itu udah hilang. Tapi waktu Andini ngedeket gue emosi banget, sama ada rasa takut juga. Cuman gue gak inget abis itu gimana kejadiannya.”

“Udah San. Aku gapapa kok. Kasian Rini baru sadar dia. Kita pulang aja yuk. Bentar lagi malem. Gue pamit ya Rin.” Andini pun dengan cepat mengalihkan pembicaraan. Dia tahu bahwa Sandy masih tidak ingin mempercayai semuanya.

Rini pun mengangguk. Dia sudah terlalu lelah untuk berdebat dengan Sandy. “Take care ya Din.”

Andini hanya tersenyum. Dia kemudian menggandeng tangan Sandy. Mengajaknya untuk segera pulang.

Tapi terlihat jelas dari raut wajah Andini. Meski sudah diberitahu untuk mengabaikannya. Selama perjalanan pulang didalam mobil dia terus memikirkannya.

Hal tersebut tetap membuat Andini menjadi penasaran. Kenapa ada makhluk ghaib yang mengatakan bahwa dia akan menjadi setan gentayangan nantinya.  “Sayang, kamu tadi denger kan apa yang dikatakan sosok dalam diri Rini?”

“Andini sayang, kamu tahu kan aku gak percaya gituan. Udah deh kamu jangan pikirin lagi.” Sandy hanya menanggapi perkataan pacarnya dengan sikap acuh. Dia memang dari dulu tidak percaya dengan apapun yang berbau mistis. Baginya hanya orang-orang primitif saja yang masih memercayainya.

“Semoga deh yah sayang.” Sedikit putus asa Andini membalas perkataan kekasihnya tersebut.

“Udah sayang, kok cemberut sih. Tar lucu nya ilang tau.” Diusaplah kepala Andini oleh Sandy berharap bahwa kekasihnya tersbut akan sedikit tenang. “Kamu lapar kan? Kita makan dulu yuk sebelum balik kosan kamu.”

“Aku mau makan yang banyak tapi.” Senyum kembali terlukis diwajah Andini ketika mendengar ajakan Sandy untuk makan malam bersama.

Melihat hal itu membuat Sandy lega dan mengarahkan mobilnya menuju tempat makan favorit mereka.

“Oh iya sayang. Kapan-kapan kita ajak mama kamu makan kesini yah. Aku udah lama banget gak ketemu sama mama kamu,” ucap Andini disela-sela makannya.

“Nanti aku tanya mama ya sayang. Kamu makan jangan belepotan gitu kayak anak kecil aja.” Dilapnya bibir Andini dengan tissu didepannya.

“Yang, aku sayang deh sama kamu. Yuk makan lagi.” Dengan kegirangan Andini melanjutkan makannya. Sandy pun sangat senang melihat Andini yang mulai ceria kembali.

Andini adalah wanita yang sangat Sandy cintai setelah ibunya. Bagi Sandy melihat kebahagian Andini adalah sesuatu yang berharga untuknya. Meski usia Andini lebih tua darinya. Tapi Andini selalu bertingkah manja bila berada didepan Sandy.

“Kamu beneran yang gak mau masuk dulu ke kosan?” Andini membungkuk sedikit dan berbicara dibalik pintu mobil yang sudah tertutup itu.

“Iya udah kamu istirahat aja dulu. Udah capek dari tadi bantuin Rini,” ujar Sandy lembut.

“Yaudah. Hati-hati ya sayang, kalau udah nyampe kabarin!” Mobil Sandy pun melaju begitu Andini memasuki pagar kosannya dan melambaikan tangan padanya.

Saat menutup pintu kamarnya, entah kenapa perasaan aneh menyerang Andini. “Mungkin gue lagi kecapekan kali yah” gumam Andini pada dirinya sendiri.

Dibaringkanlah dirinya kekasur. “Emang kasur ini tuh paling nikmat.” Makin dia tenggelamkan kepalanya kedalam bantal empuk didepannya. Namun tetap saja perasaan yang mengganjal tadi tetap tidak menghilang.

Dia terus merasa seperti ada yang mengawasinya saat ini. Perasaan tidak nyaman yang belum pernah dia alami. Seperti ada mata dibalik celah pintu nya yang terus mengawasi setiap gerak geriknya.

Teringat kembali ucapan yang dilontarkan Rini tadi siang. Tengkuknya sedikit merinding mengingatnya. Kemudian Andini mulai menyalakan TV dengan suara yang kencang. Berharap hal tersebut dapat memecahkan keheningan yang dari tadi menyergapnya.

Hal yang dilakukannya cukup efektif untuk sedikit menenangkan dirinya. Namun dia tidak menyadari. Ada sepasang mata menyala mulai mengawasinya dibalik celah pintu dikamarnya.

***

***

Halo semua,
Buat yang suka Horror sekaligus Romance ringan
Bisa banget nih buat jadi bahan bacaan kalian dikala gabut yah.

Ini pertama kali aku nulis dengan genre kayak gini 🤭🤭

Feel free to cendol
Buat yang penasaran bisa juga kalian melipir ke apk Good Novel yah


https://m.goodnovel.com/id/book_info...Buhul-Galungan
Diubah oleh amethystia 30-10-2021 08:16
bukhoriganAvatar border
sin606Avatar border
azhuramasdaAvatar border
azhuramasda dan 3 lainnya memberi reputasi
4
566
1
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread43KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.