Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

amethystiaAvatar border
TS
amethystia
Kesalahan yang Tak Terhindarkan - Ch 2. Zona nyaman Rico, kamu adalah rumahku!
“Kriiiingggg, kriiiinnnggg”
Bunyi alarm yang di stel tepat jam 10 pagi sukses membangunkan Novan kala itu.
Pagi ini berbeda baginya, selain ini adalah hari minggu tentunya. Hari ini adalah kali pertama dia berkumpul dengan sanggar seni yang baru saja dia ikuti seminggu yang lalu.

Semua terjadi begitu saja, ketika dia sedang menghadiri sebuah event pementasan seni. Dia berkenalan dengan salah satu performer bernama Izal.  Mereka berbincang banyak dan Novan pun tertarik  dengan grup seni yang sedang dikonsep oleh izal.

“Jangan lupa hari ini kumpul jam 1 siang ya!” terlihat notif pesan di hp Novan.
“Siap kak Izal aku pasti datang dong!” balas Novan dengan semangat.
“Ini mah Novan ada mau nya kan, semangat banget nih,” jawab salah satu anggota grup disana.
“Aku kan mau ketemu kalian ya kan, harus semangat dong ya,” jawab novan
“Ketemu kita atau Ana Van?” tanya Izal menegaskan. Novan hanya membalas pesan tersebut dengan stiker malu-malu.

Novan adalah mahasiswa baru fakultas ekonomi disalah satu perguruan tinggi swasta didaerahnya.
Dia sangat tertarik seni peran dan menjadikan itu sebagai hobinya.
Di tengah percakapannya didalam grup itu, Novan penasaran dengan sosok Ana. Diketahuinya Ana ternyata diketahui lebih tua 3 tahun darinya. 
Dia merasakan kesamaan diantara mereka. Sama-sama tertarik dengan seni meskipun bukan berasal dari pendidikan kesenian.

***

Dilain tempat, Ana semakin terlarut dalam pikiran buruknya. Dia tidak bisa melupakan apa yang baru saja dia baca.

Dengan tergesa, Ana terus mencari chat lain di Hp Rico. Namu nihil, tidak ada satupun riwayat chat disana. Hanya ada satu pesan baru, yang membuat Ana semakin yakin bahwa Rico selalu menghapus chat ketika sudah selesai mengobrol dengan wanita itu.

Tidak lama kemudian Rico pun datang, dia menyadari sesuatu yang aneh.  Ana memegang HP nya dengan muka menahan tangis.
 Seakan tau apa yang terjadi, Rico lekas mendekati Ana. Dia mencoba untuk meraih tangan Ana, namun ditepis oleh Ana pelan.

 “Na, kita bicarakan baik-baik ditempat lain,” ajak Rico kepada Ana.
Ana mengangguk, karena takut membuat suasana yang tidak enak dengan yang lain.
Mereka pun berpindah ke spot yang lebih privat ditaman tersebut.

***

“Na, maafin aku kali ini. Ini yang terakhir aku janji,” ucap Rico. 
“Rico, dari dulu ternyata kamu memang seperti ini, tidak pernah berubah sedikitpun. Aku yang bodoh sudah berharap kamu akan berubah,” ucap Ana dengan penuh kekecewaan kala itu.

Selama ini Rico merasa bahwa Ana itu akan memaafkan apapun yang telah ia lakukan. Bukan rahasia lagi, Rico memiliki banyak wanita dibelakang Ana. Hanya saja selama, wanita-wanita itu hanya berakhir sebagai partner ONS atau one night stand saja dengannya.

Namun berbeda untuk Nisa, wanita yang baru saja chat dengan Rico. Jarakn mereka yang jauh menyebabkan Rico tidak dapat "bermain" Secara nyata dengan Nisa. Selama ini hanya "permainan" Virtual saja yang bisa mereka mainkan. Membuat Rico merasa penasaran terus menerus terhadap Nisa.

Sejujurnya Rico sangat mencintai Ana, bagi Rico Ana adalah salah satu zona ternyaman dalam hidupnya.
Sebuah rumah, yang menjadi tujuan dia pulang. Saat dia sudah lelah bermain, termasuk permainannya terhadap wanita dan cinta hanya Ana tujuan dia kembali.
Menurut Rico tidak ada yang sebaik Ana. 

Entah itu dalam urusan perhatian, kepintaran masak, memanjakan, ataupun ketika diranjang.
Ana meski dia tidak begitu langsing, namun tubuhnya cukup imut dan padat berisi. Muka Ana yang baby face,  membuat Rico merasa kalau selama ini cuman Ana yang dapat memuaskan fantasi dia.

***

“Tapi na, kamu pastikan akan selalu memaafkanku kan?” ucap Rico dengan penuh keyakinan.
"Rico sebentar lagi kita akan tunangan, kamu masih saja berhubungan dengan wanita itu?” tanya Ana penuh dengan kemarahan.

Rico terdiam sejenak menyadari bahwa dia telah salah bertindak. Dibenaknya satu-satunya kesalahan dia adalah keteledorannya menitipkan HP kepada Ana. Hal itu membuat Ana melihat sesuatu yang harusnya tetap disembunyikan.

Rico mulai memutarkan matanya keatas. Dia sedang mencari akal bagaimana cara untuk meluluhkan ke Ana kali ini.

“Ini hanya kesalahan kecil Na, kamu sudah biasa kan tahu aku seperti apa. Kenapa sekarang kamu mempersulit keadaan seperti ini sih?” tanya Rico kepada Ana.
“Kamu lagi capek Ana dan gak bisa berfikir jernih,” sambungnya lagi.
Kemudian Rico pun pergi begitu saja,  dia menganggap semua ini  bukan hal serius. Terlebih karena Ana masih mau menjawab apa perkataan dia.

***

Waktu semakin sore, Novan datang sedikit telat karena harus pergi dulu bersama temannya yang lain.
Sesampainya di taman kota dia mencari-cari dimana tempat Izal dan yang lainnya berkumpul.

Izal terlihat melambaikan tangannya, sebagai tanda untuk Novan mendekat.
Saat Novan mendekat, dia berpapasan dengan Rico.
“Zal, gw pulang duluan yah. Titip Ana masih disana yah,” ucap Rico. Lalu dia memandang sekilas Novan yang dibalas oleh anggukan dan senyum oleh Novan.
“Ah, oke Ric santuy,” jawab Izal. Rico pun pergi meninggalkan taman kota.
“Hey kak Izal, maaf aku telat nih tadi ada urusan dulu,” ucap Novan. Kemudian dia duduk disamping Izal.
Sambil menepuk pundak Noval, Izal berkata“Gapapa Van, kita juga baru mau mulai kok ini.”

Novan langsung melihat sekeliling, mencari sosok yang Ana yang tidak ada disitu.
“kak izal, kalau kak Ana dimana?” Tanya Novan.
“Oh, tadi Ana pergi kesana sama cowoknya, tapi itu tadi cowoknya pergi,” jawab Izal pada Novan.
“Yang tadi papasan sama aku itu kak? Yang setelan oppa-oppa korea tadi kak?” tanya Novan.
“Ah iya itu Rico namanya, dia gak masuk ke grup chat kita soalnya gak se project sama kita,” jawab Izal singkat.

Novan, dalam benaknya sedikit kecewa karena ternyata dia tertarik pada wanita yang sudah memiliki pacar, terlebih pacarnya pun cukup oke menurut Novan.

***

Cukup lama Novan duduk disana berbincang dan bercanda dengan anggota lainnya. Tapi sosok Ana tidak muncul juga membuat Novan jadi penasaran
.
“Kak Izal, aku mau coba kesana bentar yah, kak Ana lama banget dari tadi.”
“Ah iya Van, itu Ana tadi yang pake cardigan abu, rambutnya agak coklat ya,” sahut Izal.
“Iya kak,” Jawab Novan. Kemudia dia beranjak pergi mencari Ana.
Tidak butuh waktu lama untul Novan bisa mengenali Ana. Namun ada sesuatu yang mengusiknya saat itu.

“Kenapa dia begitu sedih?” pikir Novan kala itu.
Perlahan Novan pun mendekati Ana. Dia pun memberanikan diri untuk bertanya "Maaf apa benar kamu kak Ana?"
Satu hal yang tanpa Novan ketahui, itu adalah awal bagi surga dan neraka untuk mereka berdua disaat yang bersamaan.

***

sin606Avatar border
bukhoriganAvatar border
bukhorigan dan sin606 memberi reputasi
2
345
2
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread42.3KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.