Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

B217AN4646ANAvatar border
TS
B217AN4646AN
The Clone Strikes Back : Bukan Star Wars

Sumber : Google Image

Quote:



Hai Agan-Sista!


Setelah TS menulis tentang perilaku tenteng-menenteng helm di thread sebelumnya, kali ini TS ingin menulis tentang sisi lain dari helm premium yang harganya naudzubillah itu.


Seperti yang kita ketahui bersama, helm adalah salah satu perlengkapan yang wajib dipakai saat berkendara di jalan. Selain untuk meredam benturan di kepala ketika terjadi kecelakaan, helm juga berfungsi sebagai pelindung mata dari debu dan serangga dengan adanya kaca visor.


Tidak seperti jaman dulu waktu TS masih sekolah yang model helmnya begitu-begitu saja, sekarang tipe dan jenis helm ada berbagai macam, baik dari segi desain yang lebih menarik, peruntukannya, maupun perbedaan bahan dasar pembuatan shellatau cangkang luar. Harganya pun bervariasi mulai dari Rp 200.000 hingga Rp 40.000.000. Iya, empat-puluh-yuta-rupiah.
Spoiler for Helm mahal nih!:



Spoiler for Eng ing eng.....:




Sesuai dengan yang sudah TS tulis sebelumnya, helm premium memang memiliki banyak kelebihan dan fitur yang ditawarkan kepada calon konsumennya. Contohnya seperti fitur ventilasi yang bukan hanya sekedar bolongan di batok helmnya saja, tapi angin memang bisa masuk sampai ke kepala kita sehingga kita tidak merasa kegerahan saat berkendara di siang bolong. Atau fitur EQRS (Emergency Quick Release System)seperti yang ada pada kebanyakan helm balap dimana fitur ini akan memudahkan penolong untuk melepas helm tanpa membebani leher kita saat mengalami crash dan tidak sadarkan diri dengan cara menarik tali yang ada pada bagian bawah cheekpad sehingga menambah ruang untuk melepas helm.
Spoiler for EQRS:




Ada pula R75 shapeyang telah menjadi filosofi ARAI dalam mendesain bentuk helm mereka untuk mengoptimalkan penyerapan dan distribusi daya tumbuk saat kecelakaan sehingga leher tidak akan menerima tekanan berlebih saat kita jatuh pada bidang yang bergelombang karena efek glancing off yang dihasilkannya. Selain itu masih banyak lagi fitur yang ada pada helm premium yang tidak kita dapatkan di helm biasa.
Spoiler for The glancing-off effect:




Namun, dibalik segudang kelebihan yang ditawarkan helm premium, sesuai dengan banderol harganya yang kadang bisa untuk beli satu unit motor baru, ternyata menyimpan satu kekurangan yang kerap disangkal oleh para user-nya.



Ego.



Sepenelaahan TS, kekurangan yang paling krusial bukanlah pada sisi teknisnya. Dengan memiliki dan memakai helm yang harganya mahal, ego manusia akan berkembang tanpa bisa dikendalikan. Rasa jumawa, superior, terkadang juga ikut terpakai.
Spoiler for spoiler:



Ini hanya satu pengalaman TS saja. Bukan untuk menjustifikasi bahwa semua pemilik helm premium seperti itu. Tentu tidak!


Terlepas dari sifat overposesif yang kerap secara tidak sadar muncul seperti cerita di atas, ada satu bahaya lain dari ego, dan ini yang paling merusak. Yaitu keberadaan imitasi dari helm premium tersebut.



Helm clone seperti mendapat angin segar sebagai solusi dari keinginan pemotor yang ingin terlihat memakai helm premium, namun tidak memiliki budget yang mencukupi. Dari segi harga memang sangat jauh bila dibandingkan dengan yang asli. Namun tetap saja untuk sekelas helm clone, menurut TS harga tersebut terlalu mahal.


Selain itu, keinginan pasar terhadap helm dengan merk dan grafis yang identik dengan pembalap masih sangat besar, kebanyakan tiruan grafis dari pembalap VR46 dan MM93. Hal ini pula yang membuat semakin banyaknya peredaran helm clone, bukan hanya di Indonesia, tapi juga luar negeri.


Dari berbagai sisi, penjiplakan dan pemalsuan tidak dibenarkan karena dianggap telah mencuri merk dagang terdaftar. Apalagi hasilnya identik. Hal ini berpengaruh pada branding image merk yang dipalsukan. Jangankan clone tanpa merk, ada produsen helm lokal yang pernah ditegur oleh produsen helm luar skala motoGP karena dianggap meniru desain bentuk helmnya. Untuk kasus helm clone lebih berbahaya lagi karena berkaitan langsung dengan perlindungan organ tubuh vital saat berkendara di jalan raya. Bahan pembuatannya tentu jauh berbeda dengan standar merk asli karena pemalsu pasti menggunakan bahan yang murah dibawah standar untuk menekan harga jual. Hal ini berimbas kepada keselamatan pengguna helm tersebut tentunya, baik pengguna yang tidak tahu bahwa helm yang dipakainya merupakan helm tiruan berharga murah, ataupun pengguna yang sadar betul bahwa dirinya sedang memakai produk imitasi. Ngab-ngab kebelet racing?



Terkait dengan kualitas produk, TS juga tidak yakin standar keselamatan yang dibawa helm clone benar-benar mengikuti standar sertifikasi asli yang diberikan oleh lembaga sertifikasi terkait seperti ECE, SNELL, DOT atau SNI dengan melalui audit yang benar. Berbeda dengan helm asli yang memang didatangi oleh pihak terkait dan diuji dengan metode yang benar, bahkan ketat.
Spoiler for Uji ketahanan helm imitasi:




Spoiler for Arai impact test:




Sejauh yang TS tahu, helm clone yang banyak beredar dengan bentuk dan grafis yang sangat identik adalah merk AGV, SHOEI, HJC dan ARAI. Untuk ARAI sendiri, setahu TS ada produk jiplakan dengan merk TSR dan SCOTT untuk versi half face, untuk versi full face kebanyakan copy ala-ala dari brand lokal lain. Namun baru-baru ini ada info dari negeri seberang bahwa sudah ada clone untuk ARAI tipe Rapide Neo. Bagi yang masih awam secara kasat mata perbedaannya sangat tipis. Tapi jangan khawatir, di kanal Youtube banyak video yang memberitahu cara membedakan antara clone dengan yang asli pada merk-merk ini. Yang lucu, bukan hanya merk-merk terkenal saja yang diduplikasi, namun merk lokal yang dirasa cukup laris di pasaran pun ada imitasinya. Banyak yang bilang ini helm ember karena bahannya yang seperti plastik ember mudah pecah.
Spoiler for Embeerrrr:




Polemik helm clone ini sendiri terbilang lucu. Di kalangan komunitas pecinta helm, banyak yang kontra dengan keberadaannya karena sadar akan mengancam keselamatan pengendara karena tidak memiliki fungsi sebagaimana mestinya, namun banyak juga yang membela dengan beragam alasan.


Esensi helm adalah untuk meminimalisir potensi kecelakaan yang lebih fatal. Memang betul takdir itu tidak ada yang tahu dan memakai helm adalah salah satu bentuk ikhtiar di jalan raya. Tapi dengan memakai helm yang memiliki bahan dengan standar yang jelas dan sesuai dengan kemampuan kita tentu akan lebih baik.

"Tapi kan ini duit gue, terserah gue mau beli yang kek mana".



Betul.... sekarang, kembali kepada pengguna, layakkah kepala anda memakai helm imitasi?


Iya kalau clonenya dibuat dengan bahan yang lumayan. Kalau tidak?



TS sih lebih baik beli helm murah tapi asli dengan standar kemanan yang jelas. Atau dengan kerja yang sangat keras lalu beli helm premium asli.



Spoiler for Lebih bagus helm ini daripada helm tiruan:




TS bukan seorang pedagang helm, tidak pula punya teman yang menjadi pedagang helm. Dengan tanpa tendensi, artikel ini TS tulis semata-mata karena kepedulian TS untuk meningkatkan kesadaran bersama agar lebih mengutamakan keselamatan saat berkendara di jalan raya, terutama kendaraan roda 2, dengan memilih helm layak pakai.



Karena kalau kepala sudah potek, anda bisa apa?



Akhir kata TS undur diri.
Sekian dan terima cendol



Artikel : mantapmantapman
Sumber : tertera






Quote:
Diubah oleh B217AN4646AN 02-10-2021 02:27
sintara85Avatar border
hciuzzbisnis796Avatar border
awaslagibeol16Avatar border
awaslagibeol16 dan 18 lainnya memberi reputasi
19
4.5K
74
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Otomotif
OtomotifKASKUS Official
27.7KThread15.3KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.