Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

mataduniawiAvatar border
TS
mataduniawi
Viral, Emak Aniaya Anak di Tepi Jalan Raya AR Hakim Gresik

Sebuah video aksi penganiayaan terhadap seorang anak di Gresik menghebohkan jagat maya. Aksi itu berlangsung di tepi Jalan Arif Rahman Hakim, Rabu (22/9/2021) kemarin.

Dalam video amatir berdurasi 10 detik tampak seorang perempuan mengenakan jaket sedang menikmati jus bersama seorang anak laki-laki berseragam sekolah. Namun, entah karena apa tiba-tiba sang perempuan menjambak rambut anakitu.


Diduga kuat, perempuan dan bocah tersebut merupakan ibu dan anak kandung. Sang anaksaat dianiaya hanya terdiam dan menundukkan kepala sembari menangis sesenggukan.

Peristiwa itu pun viral di media sosial instagram. Akun bernama geraimini-bundanita mengaku melihat secara langsung insiden tak patut tersebut. Badannya gemetar menjumpai aksi penganiayaan terhadap anak di bawah umur di depan mata kepalanya sendiri.

“Entah awalnya gimana, si anak diomelin sambil dijewer, diceples (semacam dipukul pakai tangan, red), dan disentil mulutnya. Sambil bolak-balik anaknya dibilang meluo bapakmu wae kono (ikut bapakmu saja sana, red),” kata geraimini_bundanita di ruang komentar media sosial.

Bahkan, sang ibu diduga mengancam akan membunuh bocah mungil itu. Sang anak hanya menangis sesenggukkan dan masih dihujani tamparan. “Babahno lambemu getihen (biar saja mulutmu berdarah, red),” imbuhnya menirukan ucapan sang ibu.

Tidak berhenti di situ, sang ibu meminta sambal cabai ke tukang soto di dekat tukang jus tersebut. Sudah diingatkan untuk berhenti malah beringas. Dengan teganya mengoleskan sambel ke mulut sang anak.

Bunda Nita menduga penganiayaan tersebut dilatarbelakangi persoalan rumah tangga. Hal tersebut terungkap dari apa yang dia dengar saat sang ibu memarahi anak malang itu.

“Kalau denger dari omelan emak ke anaknya, kayae sih ada masalah sama suaminya. Anak jadi pelampiasan,” tegasnya mengakhiri.

Terpisah, Kasat Reskrim Polres Gresik Iptu Wahyu Rizki Saputro membenarkan adanya penganiayaan terhadap anak di bawah umur tersebut. Pelaku dan korban adalah ibu dan anak kandung. Sang ibu berinisial AMCI dan anak berinisial FCO.

Setelah video tersebut viral, pihaknya langsung bergerak cepat mendatangi rumah pelaku. Akhirnya, perkara diselesaikan dengan mediasi dan damai. Pelaku mengaku menyesal atas semua perbuatannya dan membuat surat pernyataan di atas materai.

“Perkara sudah dimediasi,” kata Iptu Wahyu Rizki Saputro.

=====
TS belum lihat videonya, lebih tepatnya gak berani lihat. Baca narasi dari berita ini saja sudah geram dan tidak tega dengan penderitaan yang dialami oleh si anak. Jadi bagi yang penasaran kepengen lihat videonya bisa dicari sendiri ya, nama akun instagramnya sudah tertera di berita atas.

Hal yang ingin TS soroti di sini adalah perilaku orang tua yang gampang memarahi atau bahkan sampai main fisik ke anaknya, darah dagingnya sendiri. Jujur saja TS pun selaku orang tua pernah merasakan kesal, saat anak susah makan, maunya lari-larian terus, sudah dingatkan berulang kali pakai nada halus gak  mempan. Selang beberapa menit kemudian apa yang dikhawatirkan terjadi, piring tersenggol olehnya, jatuh, pecah berserakan, makanan berhamburan, kaki TS juga berdarah. TS bentak sambil melotot. Dia duduk memeluk lutut, sangat ketakutan. Lepas kejadian itu TS dan istri amat menyesal, lalu mencari cara kreatif mengatasi anak yang sulit makan. Kami mencari-cari  info di internet, 4 cara sudah dicoba tidak ada yang berhasil, sampai cara yang ke- 5 Alhamdulillah berhasil sampai sekarang. Tipsnya bisa dibaca di sini.

Sepengetahuan TS dari berbagai sumber yang pernah dibaca, orang tua bersikap kasar kepada anaknya itu disebabkan oleh banyak faktor pendorong, antara lainnya:

Pertama, Karena dulu saat masih kecil si orang tua tersebut juga dididik dengan cara kasar. Anak yang dibesarkan dengan cara kasar (sering dimarahi, dibentak, dicubit, dipukul), kelak dia berpotensi besar melakukan hal serupa kepada anaknya. Coba renungkan baik-baik ini. Kalau orang tuamu pemarah dan 'ringan tangan', cari tahulah seperti apa kakek dan nenekmu mendidk orang tuamu. Ini sudah TS buktikan di lingkungan keluarga sendiri. Ayah TS itu tegas juga keras, disiplin bukan main, kunci motor harus ditaroh ditempatnya setelah dipakai, jarum juga, hal remeh seperti itu kalau dilanggar bisa bikin dia meledak-ledak. Atau kalau pulang main sampai lewat waktu maghrib, wah sudah, TS langsung dicemplungin ke dalam bak mandi. Dikucek-kucek kayak baju kotor. Ternyata ayah TS dulu saat dia masih kecil bahkan mendapatkan perlakuan yang jauh lebih kasar lagi, bisa dibilang tidak manusiawi. Masa anak manusia diseret melewati jalanan kampung, sampai celana ayah TS bolong di bagian pantat, dan lecet semua. Sebabnya juga gak terlalu fatal, karena ayah TS kabur main bersama teman-temannya saat diajak bantu panen padi. Usia SD itu loh.

Lalu bagaimana kalau kita yang terlanjur sudah memakan didikan keras nan kasar dari orang tua? Apa kita bisa mengubah diri? Bisa iya dan bisa tidak. Jawabnya tergantung pada diri kita masing-masing. Kalau mau, pasti bisa. Rantai buruk itu bisa diputus dan dihentikan. Sebab ini dalam ruang lingkup kendali diri kita sendiri. Ini sesuatu yang mampu kita pilih. Kita bisa memilih mau memarahi anak atau tidak. Keputusan ada di tangan kita. Tetapi kita tidak bisa memilih akan dimarahi oleh orang tua kita atau tidak.

Maka dari itu penting memahami bahwa dulu orang tua kita, bahkan kakek nenek kita belum mengenal apa itu ilmu parenting dengan baik karena keterbatasan akses ilmu. Didikan yang kita terima dari orang tua adalah versi terbaik dari apa yang bisa mereka usahakan. Percayalah niat mereka sebenarnya bagus, cuma saja caranya yang kurang tepat.

ok lanjut kedua,  bermasalah dengan pasangan. Seperti contoh di berita atas, anak yang jadi pelampiasan amarah si emak. Energi negatif itu bersifat menular. Sepasang suami istri yang bertengkar niscaya melepaskan energi negatif yang meluap-luap, orang-orang sekitar bisa kena sasaran. Di sini anak yang paling sering menjadi korban. Maka di sini pentingnya seni menjaga perasaan pasangan. Kalau kamu sayang anakmu, kepengen anak bahagia, maka jangan sampai luput membahagiakan pasanganmu juga. Pesan TS kepada para suami, kalau istri lagi marah jangan diladeni. Orang yang lagi marah itu otaknya tumpul. Diladeni berarti kita ikutan jadi bego. Api diladeni pakai api ya makin berkobar. Jadilah air yang tenang, dijamin pasti menang. 

Ketiga, memandang anak pakai sudut pandang orang dewasa, bukan sudut pandang anak-anak. Bagi kita orang dewasa apa sulitnya kalau masalah makan doang, itu bukan masalah. Bagi kita orang dewasa apa susahnya merapikan mainan setelah dipakai. Apa susahnya mandi sore. Belajar angka dan mengeja huruf juga bukan masalah karena itu hal mudah. Semua itu perkara mudah. Sehingga kesal dan marah kalau anak tidak bisa melakukan hal-hal mudah yang di mata kita mudah. Padahal belum tentu demikian di mata anak kecil. Yang aktif dominan pada anak kecil itu adalah perasaannya bukan pikirannya. Kalau ingin memengaruhi - mengajarkan suatu hal pada anak-anak masuklah dulu ke dunia mereka sesuai sudut pandang mereka. Dunia anak adalah dunia permainan dan senang-senang. Ini sudah TS dan istri buktikan, bukan bermaksud sombong, anak kami 4 tahun sudah bisa membaca dengan lancar tanpa diajari dengan kekerasan.

Ok, cukup sekian share dari TS. Semoga bermanfaat ya. Terima kasih emoticon-Smilie


sumber berita


tepsuzotAvatar border
awaganAvatar border
satopAvatar border
satop dan 9 lainnya memberi reputasi
8
1.5K
24
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671.2KThread41.1KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.